99. Egois

1.1K 167 131
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Last Sequence by Wjsn
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

"Apa?! Dia berada di Kerajaan Stevonia lagi?" Helena terkejut mendengar laporan dari si peramal tua. Hari ini ia sudah menyiapkan pasukan tersembunyinya untuk keluar kerajaan bersama si peramal. Namun tiba-tiba peramal itu menyampaikan hal membahagiakan ini.

"Iya ibu suri," peramal.

"Ini bagus, ada orang hebat dibalik semua ini," gumam Helena. "Apakah kau tahu dimana Willow?" tanyanya.

Si peramal tua yang rambutnya memutih dengan banyak kerutan di wajahnya menggeleng.
"Saya tidak bisa membacanya ibu suri, Nona Willow menghilangkan auranya," jawabnya.

"Sialan!" Helena melempar cangkir kacanya yang berisi teh hijau. "Bila aku terus-menerus mencari Willow maka ini tak akan bisa berhasil," dengkusnya. "Sepertinya bangsa penyihir memiliki orang yang tepat untuk mengambil bunga kemurnian. Aku harus bisa bekerja sama untuk hal ini. Laure kirimkan surat bahwa aku ingin bertemu dengan Tetua Grazian!" perintahnya. Helena kali ini merubah rencana awalnya, namun ia tidak merubahnya total.

"Baik ibu suri!" Laure segera pergi untuk membuat surat.

***

Evelin lupa bahwa ia harus menemui Willow setelah misi terakhir berakhir. Jadi pagi ini ia dengan segera menemui Willow. Gadis itu memasuki Palvilium Lotus dengan izin dari Lieven. Pria itu sibuk berlatih pedang dihalamannya. Ketika Evelin melewatinya, ia merasa bahwa Lieven menatapnya dingin.

Evelin memasuki kamar yang ditempati oleh Willow. Sangat luas dan megah, bahkan jauh lebih baik daripada penginapannya. Jadi selama di istana ini dirinya tidak beruntung? Ah kenapa tak pernah terpikir dalam otaknya untuk sesekali menginap di Palvilium Lavender milik Mick? Pasti lebih nyaman. Tapi ajang pemilihan permaisuri sudah berakhir tinggal menunggu hasil. Tentunya hasil yang pasti kalau yang tidak pastikan janji dari doi.

"Willow?" panggil Evelin.

Willow yang sedang mengamati pemandangan dari jendela, menoleh. Sebuah senyuman mengembang dibibirnya yang tipis ketika melihat gadis bersurai emas yang ia kenali berdiri di dekat pintu.

"Evelin? Kemarilah," Willow menyuruh Evelin untuk duduk di kursi yang berada disana.

Evelin melangkahkan kakinya. Ia menaruh pantatnya diatas single kursi yang dihiasi ukiran sulit namun indah.
"Bagaimana kabarmu Willow?" tanyanya.

Willow ikut duduk, di depan Evelin.
"Aku baik-baik saja Evelin,"

"Syukurlah, siapa yang membawamu kemari? Apa Kennard mengetahuinya?"

Willow memajukan tubuhnya, serius. Ia mulai menjelaskan dari awal sampai akhir kenapa ia bisa kembali ke Kerajaan Stevonia. Dari situ Evelin tahu bahwa yang membawa Willow adalah Nevan.
"Sialan kau Nevan!" batin Evelin.

"Tapi sepertinya Kennard tak tahu apapun," Willow ingat bahwa sebelum Nevan membekapnya, ia tak mendengar suara pertarungan. Itu berarti Nevan datang secara diam-diam.

"Sebenarnya apa motif Nevan dan Lieven membawa Willow kemari? Dan Lieven dengan santainya menyuruhku untuk menemui Willow, ada yang aneh," batin Evelin. "Aku yakin Lieven tidak akan bertindak kejam padamu,"

Willow mengangguk. Ia paham, dulu dirinya sering melihat kedekatan Lieven dan Ilona. Lieven selalu hangat pada Ilona. Namun entah kenapa Willow tak pernah melihat ada cinta di dalam mata Lieven untuk Ilona. Atau hanya perasaannya saja?
"Evelin, aku telah menemukan kalung waktu di kamarmu," Willow dengan segera mengambil sesuatu dari bungkusan abu-abu miliknya. Ia membawa sebuah kalung dengan liontik berbentuk bulat berwarna oren kecoklatan. Ada angka 1 sampai 12 di dalam liontik itu. "Aku melihat bahwa segel dalam kalung ini telah hilang itu berarti Evelin asli menggunakan kalung ini untuk menukar jiwamu dan jiwanya. Dulunya kalung waktu ada dua, satu untuk pergi dan satu untuk kembali. Namun entah ada dimana kalung waktu yang satunya," jelasnya. Ada sedikit guratan menyesal karena ia tak bisa membantu Evelin untuk menemukan kalung waktu yang hilang.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang