Jangan lupa vote and komen mhon maaf kalo typo❤️
---Pagi yang terik, hingga membuat Hema yang masih tertidur lelap jadi terganggu. Suara bising dari luar membuat Hema menggeliat pelan, mengucek matanya sambil memasang wajah kesal.
"Siapa sih? Berisik banget pagi pagi, biasanya juga nih kostan sepi." Gumamnya dengan suara serak.
Hema meraba tempat tidurnya, lalu mata gadis itu langsung terbuka lebar. Mengerjap untuk menyesuaikan cahaya, saat sudah sepenuhnya sadar Hema menepuk keningnya lalu mendengus kesal.
"Bego banget si Hem, lo tuh lagi numpang dirumah orang, harusnya tau diri jangan malah keenakan." Hema memejamkan matanya sebentar merutuki kebodohan.
Gadis itu meraih ponselnya, melihat jam yang sudah menunjukkan waktu pukul setengah tujuh pagi, Hema memilih untuk keluar kamar dan segera memulai aktivitas ngebabu yang sudah Gandi siapkan tadi malam.
LIST HEMA SETIAP HARI :
1. Bangun tidur Hema wajib masak.
2. Hema wajib menyapu segala sudut rumah tanpa terkecuali.
3. Hema harus menyirami tanaman.
4. Hema harus menuruti ucapan Gandi atau Genta.
5. Dilarang membantah, atau keluar dari rumah ini.Hema mendengus kasar, gadis itu beranjak dari tempat tidurnya lalu segera menuju dapur rumah, rumah ini masih nampak sepi jadi Hema bergegas untuk mencuci muka di wastafel cuci piring dan akan lanjut memasak.
Di saat tengah membasuh wajahnya, Hema dikejutkan oleh tangan yang menarik pelan rambutnya kebelakang, mengumpulkan rambutnya yang terurai agar tidak basah.
Hema spontan menoleh lalu mengerjap dengan wajah basahnya, "lho? Genta, udah bangun?" Tanyanya dan lanjut mencuci muka hingga selesai.
Hema kemudian beranjak mencari sayur atau apapun yang bisa ia masak, sedikit beruntung karena dirinya dulu pandai bergulat didapur.
"Lo baru bangun?" Nada pelan Genta membuat Hema menoleh, mengangguk pelan.
"Iya, kenapa? Kesiangan ya? Sorry." Genta menarik nafasnya lalu memandang Hema dengan raut yang nampak kasihan?
"Kenapa deh?" Genta malah menggaruk tenguk bukannya menjawab ucapan Hema.
"Serius Gen, kenapa? Si mak lampir udah bangun?" Tanya Hema dengan suara lirih.
Genta yang mengerti kemana arah manusia yang Hema tuju langsung mengangguk, membuat gadis itu meringis pelan.
"Bakalan gelut nih Gen?"
"Bisa jadi Bum, tergantung aja sih."
"Tergantung?" Hema menyoroti Genta bingung.
"Mood dia bagus atau nggak, dia lagi lari pagi biasanya ketemu Ibu-Ibu komplek yang julid, nah mereka suka ngatain kalo dia nih perjaka tua, kalo udah dikatain gitu mood nya pasti ancur."
Hema meringis, "tapi emang nyatanya Gen." Ujarnya, Genta malah terkekeh.
"Awas lho, di usir nanti sama dia."
"Gen?" Genta menggumam sebagai jawaban.
"Lo gak kuliah?" Genta menggeleng pelan.
"Bisa dong ya lo bantuin gue masak?" Ucapan Hema membuat Genta terkekeh lagi, laki laki itu sepertinya sangat ramah, berbanding balik dengan si kakak yang amit amit.
"Boleh lah."
"Kata siapa kamu boleh dibantuin?" Suara berat, ketus, dan sinis itu membuat keduanya menegang, bahkan Genta yang notabenya adik kandung saja langsung kicep dan berdiri mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future
ChickLit(17+/18+) Penulis itu menciptakan alurnya, berbaur dengan pembacanya dan menikmati karir yang tengah ia raih. Sama seperti Hema, perempuan cantik yang merangkap menjadi Mahasiswi dan penulis itu sangat amat menggandrungi alurnya sebagai penulis. Nam...