📍Bab 10📍

727 57 1
                                    

[Mengandung unsur 18/21+. Yang di bawah umur 18 tahun mohon sadar diri. Kalian masih minor, tolong kasihani otak kalian supaya tidak tercemar. Boleh di skip ke chapter selanjutnya.]

.
.

Sedang asyik bercanda, perhatian Hyunjae teralihkan saat menyadari suaminya sudah selesai mandi. "Juyeon, ayo makan! Ini tadi aku pesen online sama ada ayam bakar dari Younghoon juga." ujar Hyunjae sambil mengulas senyum.

Juyeon ikut tersenyum dan menghampiri Hyunjae. Ia mengambil duduk di antara Hyunjae dan Younghoon. Younghoon mendengus pelan karena ia merasa Juyeon sengaja memisahkan ia dengan Hyunjae.

Posesif banget nih orang. Batin Younghoon.

"Sayang, kok dapurnya berantakan? Kamu masak?" Juyeon bertanya.

Hyunjae seketika nyengir. Ia menggaruk tengkuknya. "Iya, hehe. Tapi gagal terus. Aku nyerah."

Juyeon tersenyum, "Gak papa. Lain kali kalau mau makanan buat sendiri, bilang sama aku. Biar aku yang masakin." ujarnya.

Hyunjae menggembungkan pipinya, merasa malu. Ia lalu mengangguk. "Iya."

"Ekhem," Younghoon beranjak dari sofa dan mengambil jaketnya. "Aku pamit pulang, ya?"

Hyunjae mengerutkan kening, "Lah? Kok cepet banget? Kita belum selesai ngobrolnya, Hoon."

"Kenapa sih, sayang? Kan bisa lain kali. Mungkin temen kamu ini ada urusan. Iya, kan?" Juyeon menatap Younghoon datar.

Younghoon memutar bola mata malas. Ia bukan tipe orang yang takut untuk menunjukkan ketidaksukaannya pada seseorang. Jika ia tak suka dengan seseorang, ia langsung menunjukkan gelagat tak suka itu.

"Gak sih. Cuma kayaknya ada yang terganggu kalau ada aku di sini." balas Younghoon.

Juyeon mengangguk, "Bener. Emang ganggu."

"Heh!" Hyunjae memukul lengan Juyeon kuat. Juyeon meringis karena pukulan Hyunjae ternyata sakit juga. "Kok kamu gitu? Younghoon temen aku!" kata Hyunjae ketus.

Juyeon menarik pinggang suami manisnya itu semakin merapat padanya. "Aku pengen dipijat. Pegel semua badanku."

"Gak nyambung!" ketus Hyunjae lagi.

"Malah berantem. Dah, Jae, aku pulang, ya? Kapan-kapan aku kesini lagi. Jaga baik kandungan kamu." ujar Younghoon sambil mengulas senyum tipis.

"Besok kita pindah rumah yuk, Kak." sela Juyeon menatap Hyunjae dengan senyuman kucingnya.

Pinggang Juyeon langsung kena cubit Hyunjae. "Gak usah aneh-aneh deh. Oh iya, hati-hati, Hoon."

Juyeon menatap Younghoon sinis. Kesal karena Hyunjae galak padanya tapi manis pada Younghoon.

"Iya, Jae. Sampai ketemu lagi!"

Hyunjae mengangguk sambil melambaikan tangannya. "Iya! Tutup lagi pintunya tolong!"

"Okey!" sahut Younghoon.

Kini tinggal Juyeon dan Hyunjae di ruangan itu. Hyunjae meringis sambil mendorong dada Juyeon agar melepaskannya. Ia sesak karena Juyeon merapatkan tubuh mereka.

"Kenapa sih, Juy? Kamu cemburu sama Younghoon?"

Juyeon berdecak pelan. Ia melepaskan pelukannya dan mengambil makanan di meja, lalu memakannya dengan pipi menggembung kesal. Hyunjae memutar bola mata malas.

"Gitu aja cemburu. Younghoon tuh satu-satunya orang yang aku punya di dunia ini, Juy."

Juyeon menoleh ke Hyunjae dengan tampang tak terima. "Satu-satunya? Terus aku apaan buat kak Hyunjae? Aku kan udah jadi suami kamu. Aku suka kamu bergantung sama aku. Kalau butuh apa apa kamu tinggal telpon aku bukannya telpon Younghoon!" ketusnya.

STAY || JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang