O3 : kakak dan debaran pertamanya

272 48 1
                                    

"Lo jadi rapat OSIS hari ini?"

Sienna yang sedang merapikan barang bawaannya mengangguk, "Iya nih, pak Sapto bilang hari ini harus rapat semua. Katanya ada hal penting yang mau beliau sampein, au deh apaan."

"Ketos kita tercinta dateng dong berarti?" Yaya berbinar di sebelah Jina. Udah bukan hal yang mengherankan lagi, Yaya memang dikenal sebagai siswi penggemar kakel tampan. Padahal ia sudah memiliki seorang pacar yang juga tampan, tapi namanya juga anak SMA.

Helaan napas keluar dari mulut Sienna, "Gak urus." Sambil melangkah pergi meninggalkan Yaya di kelas yang mengeluarkan tatapan protes.

Siang itu cuaca lagi panas banget. Makanya enggak heran, begitu masuk ke dalam aula, Sienna langsung bisa ngeliat teman-teman satu organisasinya yang sibuk ngipasin diri pake buku. Padahal ac di dalam aula udah nyala, tapi saking panasnya cuaca di luar, angin dari ac jadi enggak kerasa.

"Na!" Sienna mengalihkan pandangannya ke arah orang yang memanggilnya, "sini, duduk samping gue." Sienna segera menghampiri Ais, temannya yang menjadi bendahara.

Setelah mendudukkan dirinya di sebelah Ais, Sienna segera bertanya, "Ini emang belum mulai apa gimana?"

"Tuh, kata ketos harus nunggu sekre dulu baru mulai rapatnya." Ais mengedikkan dagunya ke arah belakang Sienna.

"Ketos? Emangnya dateng?"

"Itu di belakang lo siapa, pinter?"

Sienna membalikkan badannya, ia langsung bertatapan dengan seorang laki – laki yang juga sedang menatapnya dengan intens. Rambut hitam legam, kacamata yang ditaruh di saku, bola mata coklat yang menunjukkan sorot mata ramah, dan senyum tipis yang terlihat manis. Deg. Sienna buru – buru kembali menghadap Ais, kemudian menepuk lengan Ais dengan heboh.

"Kenapa dia ngeliatin gue begitu banget? Dia beneran ketos kan bukan orang mesum?" Sienna berbisik heboh.

Ais hanya mengernyitkan dahinya, "Perasaan dia ngeliatin lo biasa aja deh, santai aja napa. Dah, shut. Itu pak Sapto udah megang mic."

Benar saja, di depan sana pak Sapto sudah memegang mic di tangan kanannya. Sienna pun segera membuka ipad di tangannya untuk mulai menulis notulensi rapat hari ini. Ia menyimak rapat dengan begitu serius, tangannya sibuk menulis di ipad miliknya.

"Ekhem," Sienna mengangkat wajahnya dengan terkejut, "Sore semuanya."

"Soreee."

"Sebelumnya saya minta maaf karena baru sempat bertemu dengan seluruh anggota hari ini. Perkenalkan, saya Jenandra Pasya. Panggil Jenan aja ya santai, gak usah pakai kak. Saya selaku ketua OSIS yang selalu berhalangan hadir beberapa waktu ini karena ada karantina olimpiade internasional di Australia." Tanpa sempat memikirkan image nya, Sienna menatap Jenan dengan ekspresi melongo yang terlihat gak banget.

"Untuk itu, saya mengharapkan Kerjasama dari seluruh anggota dalam pelaksanaan proker ini. Karena saya tidak mungkin menjalankan proker ini sendirian. Notulensi rapat hari ini semoga udah dicatat sama sekre jadi bisa dikirimkan ke grup kita setelah rapat ini ditutup. Bisakan, sekre?" Jenan memusatkan perhatiannya pada Sienna yang masih terpaku.

Untungnya Ais peka akan keterpakuan Sienna, ia kemudian menyenggol Sienna untuk menyadarkannya. Menyadari seluruh tatapan yang mengarah kepadanya, Sienna yang masih tidak mengerti hanya menganggukkan kepalanya dengan canggung. Anggukan kepalanya itu menjadi tanda untuk Jenan menghakhiri rapat saat itu.

"Baik, kalau begitu mari kita tutup rapat hari ini. Semoga acara yang kita rencanakan ini bisa berjalan sesuai dengan rencana yang kita buat. Mari berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing, berdoa dimulai," Jenan menundukkan kepalanya sesaat, membaca doa di dalam hati sebelum kembali mengangkat kepalanya, "berdoa selesai. Oke, sekarang sudah boleh bubar. Mau pulang boleh, mau nongkrong boleh, asal gak lupa kabarin orang rumah ya. Saya pamit, selamat sore."

keluarga pinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang