Elenea buru-buru memencet kembali tombol love di instagramnya, mengetahui postingan yang telah di likenya adalah milik cowok yang telah menyatakan cinta kepada dirinya dua kali dalam satu minggu ini. Dalam batinnya ia mengumpat tiada henti hingga melontarkan sumpah serapah yang ditujukan kepadanya sendiri.
Namun, sayangnya takdir tidak berpihak padanya. Ponsel keluaran jaman dulu dengan layar yang retak penuh itu sudah tidak bisa diajak kompromi, mempunyai kelemahan mudah eror tak tau waktu. Layar yang harusnya cerah itu kian meredup kemudian sekarang berubah menjadi gelap alias mati.
"Ckckck .... " Elenea mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar akan merutuki kesalahannya sendiri sampai nanti.
"Lagian kenapa sih cowok itu pakai nge tag May'S Florist kan jadi masuk beranda gue," gerutunya lirih.
Memang benar May'S Florist telah dikenal hampir di penjuru kota, alasannya karena pembuatannya yang rapi dan harga yang masih menjangkau. Worth it untuk dipesan oleh semua kalangan, meskipun begitu hasilnya gak akan kalah dengan lapak sebelah.
Elenea benar-benar ingin membuang ponselnya itu jauh dari hadapannya. Namun, sangat disayangkan jika dirinya masih membutuhkan sebuah benda pipih itu.
"Kenapa? Lowbat lagi ya beterainya?" Sontak membuat Elenea mendongak ke atas melihat Bu Maya telah berada di hadapannya dengan raut wajah ceria seperti hari-hari sebelumnya.
"Bukan lowbat lagi Bu, tetapi udah tua kali ya?" ucap Elenea sambil tersenyum miris melihat nasib ponsel yang sedang digenggamnya itu.
Bu Maya menghembuskan nafasnya panjang. "Kamu mau ponsel baru?"
"Kalau ini masih bisa dipakai kenapa harus memilih yang baru?"
Wanita paruh baya yang mendengar itu langsung mengelus puncak kepala cewek yang tengah berkuncir kuda itu.
Sepulang sekolah, sebelum benar-benar pulang ke rumah Elenea terlebih dahulu datang ke lapak May'S Florist untuk membantu-bantu di sana. Berkat bu Maya juga sekarang Elenea bisa hidup, bersekolah layaknya anak pada umumnya.
Bu Maya adalah salah satu guru SD yang dulunya mengajar Elenea sewaktu berumur enam tahun. Terlebih dulu bu Maya adalah tetangga rumahnya sehingga banyak mengetahui silsilah keluarga Elenea, termasuk tentang kejadian yang menimpa Elenea saat kecil.
Saat itu Bu Maya masih berumur sekitar 23 tahun dan belum menikah, hingga suatu hari ia menikah dan harus mengikuti suami yang rumahnya juga tak jauh dari rumah sebelumnya. Meskipun begitu perhatiannya masih tertuju pada gadis kecil nan pintar itu yang bernama Elenea. Hingga sekarang ia yang menanggung semua biaya kehidupan Elenea hingga berusaha mencarikan beasiswa untuk sekolahnya.
Dan kini saatnya Elenea membalas semua kebaikan Bu Maya, ia kerja part time di lapak May'S Florist. Meski itu bukan tuntutan dari bu Maya, Elenea secara sukarela memberikan separuh tenaganya untuk berkerja di sana. Hitung-hitung itulah ganti dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan Bu Maya untuk Elenea.
"Bu Maya tidak perlu repot-repot lagi memanjakan El. Elenea sudah dewasa."
"Nanti bisa El bawa ke konter kok ponselnya. Paling juga bayar dua puluh ribu."
"Mana ada?"
"Ada, khusus untuk Elenea cantik kata abang disana," ucap Elenea polos. Setekita bu Maya meledakkan tawanya geli seraya menggoda Elenea yang tampak tidak mengetahui apa-apa itu.
Pelanggan May'S Florist seketika membeludak, satu persatu orang berdatangan di sana. Mulai dari yang memakai seragam sekolah hingga pakaian seorang buruh pabrik, ada juga di sana sosok wanita sosialita yang ditemani oleh gengnya. Entah ada apa gerangan mereka membutuhkan bucket bunga, yang pasti Elenea akan meleyaninya sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALEN KALENDRA (COMPLETED)✓
Teen FictionTentang Galen Kalendra, cowok berusia enam belas tahun mantan anak jalanan yang nasibnya berubah 180° setelah menjadi anak angkat tunggal dari keluarga kaya raya. Kehidupan barunya mempertemukannya dengan cewek yatim-piatu bernama Elenea. Elenea Sya...