Sore hari di toko buku. [Name] membungkuk, menatap sederet benda berlembar yang tersusun rapi di rak.
Apa aku menyukainya?
“Ah, apa cari buku soal cinta itu berguna?” [Name] menegakkan tubuh sambil berkacak pinggang. “Bukankah mengetahui cinta itu di saat kita yakin dengan perasaan sendiri?”
[Name] mengernyit, sejujurnya tak begitu percaya dengan ucapan yang ia lontarkan tadi. Karena kalimat itu adalah perkataan dari dia yang belum pernah jatuh cinta.
Gadis itu menghela napas. Lantas beranjak dari rak yang cukup tinggi itu. Memilih untuk tak beli buku soal cinta karena mungkin tak akan berguna.
[Name] menarik pintu toko agar tertutup. Lalu kembali menghela napas. Ia melangkah menuruni tangga pendek, berjalan di tengah-tengah keramaian kota Tokyo.
“Suka, ya?” gumam sang gadis. “Yah, perasaan itu memang sebuah misteri.”
Ia mendongak. Menatap sekitar, mengamati wajah-wajah baru yang berjalan lewat. Kemudian berhenti melangkah ... kala menemukan surai putih di tengah keramaian ini.
[Name] tersenyum lebar. Hendak berjalan cepat untuk menghampiri sang pria. Namun, ia tertegun saat menemukan seorang gadis surai cokelat, mengenakan jas dokter sedang berbincang bersama Gojo.
“Oh?” [Name] mengerjap. Merasa agak janggal dalam hati. Lalu menilik ekspresi Gojo.
Pria itu tersenyum, sebuah seringai. Wajahnya pun tampak menunjukkan ketertarikan. Melihat itu membuat [Name] berpikir ... hubungan apa yang ada di antara Gojo dan gadis surai cokelat itu?
“Ah, perasaanku nggak enak.” Dia mengernyit. Merasa sesak di bagian dada. Karena tak tahan, ia berbalik ke jalan lain.
Gojo memasukkan tangan dalam saku. “Shoko, kau pergi ke sekolah dulu. Megumi dan yang lain habis dari misi dan mereka babak belur.”
Ieiri Shoko. Nama gadis surai cokelat itu. Ia mendongak menatap sang surai putih yang tersenyum menyebalkan di depan.
“Tunggu sebentar. Ada yang mesti kuurus di sini,” jawabnya.
Gojo menoleh ke kiri kala menangkap energi kutukan di sebelah sana. Bibir pria itu terbuka saat menemukan [Name] melangkah ke jalan yang berlawana dari tempat ia berdiri.
“Anak itu ....”
“Hm?” Shoko menoleh ke arah yang sama dengan Gojo. “Apa yang kau lihat?”
“Orang aneh.” Ekspresi pria itu berubah jelek.
“Kayak kau nggak aneh aja.”
“Diem, Shoko.”
꒰✐꒱
“Suasana hatiku jadi nggak bagus karena tadi ....”
[Name] melangkah lesu. Terus menunduk menatap jalan setapak sekolah Jujutsu. Ia menaiki tangga, masuk dalam gedung asrama, melangkah ke ruangan miliknya.
“Eh?”
Ia berhenti di depan pintu sambil menunduk. Menghela napas jengah saat melihat sebuket bunga tergeletak di lantai.
“Aku sudah pindah, tapi kenapa pengirim misterius menyebalkan ini bisa tahu aku ada di sini?” [Name] mendecih. Berjongkok untuk mengambil bunga itu. “Kalau kubuang jadi sayang ... ini bunga mahal, cantik lagi.”
Ia menghela napas. Lantas membuka pintu kamar, melangkah ke dalam dan mendudukkan diri di sofa tunggal.
“Kusumbang aja kali, ya?” [Name] meletakkan bunga itu di atas meja samping sofa. Lalu menatap langit-langit kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Him Love Me
Hayran Kurgu"Aku menyukaimu. Saat kau mengingatku, apakah kau mau menerima pernyataanku?" Gadis itu adalah kenalan dari Sang Terkuat. Namun, setelah tujuh belas tahun berpisah. Ingatan akan diri sang gadis sudah terkubur jauh, tenggelam di tempat paling gelap d...