11. Prahara Rumah Tangga Bab I

6.8K 259 0
                                    

WAJIB FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!!!

• • •

Berkali-kali Dylan menghela nafas berat saat mengemudikan mobil mewahnya untuk menuju rumah.  Menghabiskan tiga pekan lamanya berada di Lombok Dylan, Disha dan Zayn akhirnya kembali ke Jakarta sebab minggu depan kedua pasangan pengantin baru itu akan kembali menjadi seorang pelajar SMA yang tinggal menghitung beberapa bulan mereka akan lulus sekolah.

Tiga pekan di Lombok hanya menjadi waktu yang menjenuhkan bagi pasangan suami istri itu, walau pun selama dua pekan kemarin Tuan Gama meminta Dylan dan Disha agar sepuas mungkin untuk menikmati masa Honeymoon mereka sebelum kembali sekolah. Akan tetapi masa Honeymoon yang seharusnya dinikmati selayaknya para pasangan pengantin baru pada umumnya tak berlaku untuk Disha dan Dylan, jangankan menikmati Honeymoon, tidur dalam ranjang yang sama pun belum pernah mereka lakukan selama tiga pekan berada di Lombok Dylan dan Disha hanya saling bergilir jika malam tiba mereka akan tertidur dalam ranjang yang berbeda.

Mereka sudah melakukan kesepakatan Dylan akan tinggal di rumah Disha selama pernikahan mereka terjadi walaupun ada sedikit keterpaksaan bagi Dylan karena secara harfiah pada umumnya wanita harus ikut dengan suami, namun Dylan berpikir jika mereka tinggal bersama dengan kedua orang tuanya ia paham betul bagaimana sikap Ibunya nanti pada Disha dan juga Zayn mengingat Nyonya Anya masih bersikap dingin dan acuh pada Disha ia hanya bisa menolak saat Papa nya langsung meminta agar Dylan berserta anak istrinya tinggal bersama mereka.

Pasal hunian Dylan memiliki segalanya, bahkan cowok itu memiliki Apartemen mewah cukuplah untuk mereka bertiga tinggal akan tetapi Disha menolak untuk menempati Apartemen Dylan dengan beralasan ia tak ingin Zayn tumbuh tanpa bisa mengenal alam terbuka. Mungkin agak sedikit konyol dengan alasan yang Disha jelaskan padanya. Mau bagaimana lagi kini Dylan hanya bisa mengikuti perintah dari istrinya dan menuruti semua keinginannya.

Tidak ada pembicaraan khusus diantara mereka selama perjalanan pulang ke rumah, Dylan fokus menyetir pada jalan raya sedangkan Disha diam seribu bahasa sesekali ia menatap keluar jendela mobilnya menikmati pemandangan sepanjang perjalanan, sementara Zayn terus terlelap dalam mimpi indahnya.

. . .

Tidak seperti beberapa hari yang lalu hari ini begitu sangat berbeda, tidak ada kekacauan atau keributan pasal tentang siapa yang akan merawat dan menjaga bayi mungil tersebut yang ada hanyalah kecanggungan sepanjang hari.

"Gue pengen minta kejelasan tentang hubungan ini," ucap Dylan seketika berhasil memecahkan keheningan.

"Maksud lo?" tanya Disha menoleh sinis pada Dylan yang duduk berdampingan dengannya.

Saat ini mereka berada di ruang keluarga, tengah bersantai seraya menonton film. Disha menatap Dylan dengan tatapan sinis cowok itu tak membalas tatapannya, pandangannya melurus ke depan menatap layar besar di depan sana tengah menyiarkan sebuah film kartun.

"Bilang yang jelas gue gak suka sama cowok yang bertele-tele kalo lagi ngomong," sinis Disha dengan ketus langsung pada intinya. Kini kedua tangannya ikut terlipat diatas perutnya yang datar menatap lurus pada televisi.

"Gue gak pernah suka sedikit pun sama lo terus gue juga gak suka sama pernikahan ini, tapi gue punya satu alasan kenapa kita mesti ngelakuin semua ini dan mau atau enggak kita harus ngejalaninnya sampe bayi ini paham siapa kita dan siapa dia. Lagian mana mungkin gue mau nikah sama cewek seanarkis juga ganas kaya lo, gue lebih suka sama cewek yang punya kepribadian lembut juga penyayang tapi demi Zayn gue rela gue gak mau liat dia tumbuh besar tanpa orang tua," jelas Dylan panjang lebar mengatakan semua kejujurannya.

Mendengar semua rentetan kata-kata yang keluar dari mulut Dylan gadis itu mencelus dalam entah kenapa hatinya agak aneh ia sedikit merasakan sakit. Apakah setajam itukah kata-kata yang Dylan lontarkan untuknya? Kali ini hatinya kenapa lagi sungguh tak bisa digambarkan dengan jelas bagaimana perasaan yang Disha rasakan sekarang ini.

Jadi Orang Tua Muda Saat SMA [ TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang