warning
banyak typo bertebaran harap kalian bisa memahaminya :')
happy reading.
{>///<}
Hari ini adalah hari pertama Azka bersekolah, jadi aku ingin memberikan kesan yang menyenangkan dengan membuatkan omelet dan nasi goreng kesukaannya.
Sibuk persiapan masakan sambil juga menyiapkan bekal untuk Azka. Tiba-tiba, Azka berjalan mendekat kesulitan memakai baju sekolah terlihat dari kancing baju tidak beraturan.
Tertawa kecil, menyuruh Azka mendekat. Berjongkok untuk menyamai tingginya dan membenarkan kancing baju, sambil merapikan penampilan lalu menata rambut halus dengan benar.
"Nah, selesai, anak mama sudah ganteng," kata aku sambil tersenyum melihat Azka yang kini sudah rapi dan imut.
Ketika Azka mengenakan baju sekolah, dia terlihat sangat imut dengan kombinasi warna hijau dan putih memberikan kesan segar padanya. Rasa ingin terus memeluk dengan gemas.
"Baiklah, sekarang Ayu sarapan," menggendong Azka dan menempatkannya di kursi.
Memberikan makanan kepadanya dan duduk menghadap Azka. Sambil menatap antusias dia mulai makan, aku ikut makan bersamanya.
*****
Setelah sampai di sekolah, aku melihat banyak anak-anak dengan ibu mereka berada di depan gerbang. Azka tersenyum lebar senang hati. Hari yang ditunggu akhirnya tiba, yaitu hari pertama sekolah. Azka selalu ingin pergi sekolah untuk mendapatkan teman dan bertemu guru-guru.
Ketika dia berlari mendekati sekolah, aku mengingatkan, "Azka, jangan berlari-lari, nanti kamu bisa jatuh." Tapi setelah kata-kata itu keluar, Azka benar-benar tersungkur ke depan, membuatku kaget dan segera membantu berdiri.
"Kan sudah kukatakan, jangan berlari-lari," aku sedikit mengomel sambil membersihkan baju dan tangan kotor karena tanah. "Ada yang sakit?" tanyaku sambil menepuk-nepuknya, khawatir dia terluka.
Dia menggelengkan kepala dengan bibir sedikit cemberut. "Maaf, Mama. Azka berjanji akan mendengarkan kata Mama," dia meminta maaf berusaha menahan air matanya. Dia takut jika Mamanya marah.
"Enggak papa Sayang. Tapi ada yang sakit enggak?" Aku sekali lagi memeriksa kondisinya, takut ada lecet atau luka.
"Tidak, Mama," jawabnya.
"Baiklah, ayo kita lanjutkan berjalan," aku memegang tangan Azka dan melanjutkan perjalanan kami.
Ketika jarak kita sudah dekat, melihat seorang guru seragam berwarna pink hitam sedang menyambut anak-anak baru. Aku mendekati guru itu.
"Hai, selamat datang," ucapnya dengan ramah.
Karena merasa bahwa mereka harus berpisah, aku pun berjongkok dan mengelus rambut Azka.
"Baiklah, Nak. Kamu harus baik dengan teman-temanmu, apalagi dengan guru. Patuhi apa yang mereka katakan, jangan nakal," aku memberikan nasehat dan dia mengangguk sebagai tanggapannya.
Sebelum pergi, aku mencium pipi Azka dan dia membalasnya.
Aku berdiri, "Nanti sore, Mamah akan menjemput kamu."
"Baiklah, Ma. Azka akan sekolah dulu. Bye!" Dia masuk ke dalam sekolah melambaikan tangan kecilnya, dan aku membalas.
"Anak ibu sangat lucu," ucap salah satu ibu telah menyaksikan keluarga ini dengan penuh kehangatan sejak tadi.
"Terima kasih," aku tersenyum manis.
"Pantesan anaknya lucu. Mamahnya aja masih muda, pasti suaminya ganteng," kata emak-emak itu tersenyum, tapi kata-kata mereka terdengar ngeselin bagiku. Meskipun bagi orang lain itu sekadar ucapan biasa, bagiku itu terasa seperti sindiran halus.
"Hehehe, iya, terima kasih. Kalau begitu, saya permisi dulu ya," berusaha meninggalkan kehadiran mereka yang ribet, tapi...
"Jaman sekarang mah, nikah muda udah wajar. Dulu saya nikah umur 30-an, kalau sekarang mungkin umur 11-an sudah bisa punya anak. Oh ya, lagi marak juga punya anak dulu baru nikah, masih mending kalau mau dinikahkan, kalau enggak..." ucap salah satu gerombolan ibu-ibu.
"Ih, jeng, kamu benar. Banyak banget punya anak di luar nikah. Kasus aborsi juga lagi meningkat. Enak bikinnya doang, tanggung jawab enggak," dijawab oleh ibu lainya tidak kalah sinis.
"Bener kan, aduh, miris banget anak jaman sekarang. Serem deh. Amit-amit anak saya begitu," sambung ibu lainnya.
Aku hanya terus berjalan, berusaha untuk tidak mendengar percakapan mereka di belakang. Meskipun jarak sudah agak jauh, percakapan mereka masih terdengar dengan jelas.
Berusaha untuk tidak terpengaruh oleh gosip para ibu tadi, tapi obrolan mereka berhasil menembus hatiku.
Kenapa aku harus menghadapi situasi seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
my children but, not my child (END)
ChickLit"pasti hamil di luar nikah" "Anak jaman sekarang udah bebas ya" "Dasar murahan, pasti dia diusir dari rumah udah bikin nama keluarga tercemar" Iya itu adalah perkataan menusuk dari beberapa ibu ibu yang di Sekolah Azka. Anema alintania adalah se...