Calvin x Kinan
💓💓
.
.
.Keluarga Damar Xyan adalah keluarga paling dihormati sejauh ini. Sifat dingin dan acuh Calvin, putra kedua dari pasangan Damar Xyan dan Audi alesya akan membuat siapapun yang melihatnya segera menundukkan kepala tanpa perintah. Sebelumnya di masa lalu Calvin memiliki kepribadian yang jauh berbeda dengan dirinya yang sekarang.
Mengingat istrinya meninggal dengan kondisi terbujur
kaku dengan tubuh yang sudah dingin membuat hati
Calvin kesekian kalinya teriris. Selama ini Calvin tidak mengetahui tentang kondisi kesehatan tubuh istrinya yang diam-diam semakin rusak dan memburuk.Calvin bahkan sangat tidak menyangka jika kematian
istrinya disebabkan oleh tangan-tangan kebencian dari
keluarganya sendiri. Pria itu menyesal sangat menyesal, merasa lalai menjaga istri yang teramat dicintainya."Tuan muda, maaf menganggu!" Calvin segera menolehkan wajah acuh dan dingin menatap suara berat namun terkesan lirih dan sopan yang baru saja memanggilnya.
"Ya" jawabnya tenang.
Pria paruh baya yang diketahui memiliki nama Rahman itu adalah kepala pelayan di kediaman Calvin. Pak Rahman segera mendekat untuk berbicara dengan Tuan mudanya.
"Tuan kecil menolak untuk makan, sepertinya tuan kecil sedang merajuk!"
Calvin menghela nafasnya berat, memejamkan mata dengan refleks tidak melupakan memijat sekilas
pelipisnya yang terasa pening akibat baru saja memeriksa tumpukan dokumen penting."Siapkan makanan dimeja, saya sendiri yang akan
membujuk dan membawanya untuk makan!" Pak Rahman menunduk lalu mengangguk patuh, segera melaksanakan perintah tuan mudanya. Hanya selang setengah jam lamanya Calvin berhasil membawa tubuh mungil Adnan didalam gendongannya.Sudut bibir Pak Rahman begitu juga para pelayan yang lain tidak bisa untuk tidak segera menarik senyuman, merasa bahagia saat melihat tuan kecil mereka dengan wajah merona didalam gendongan tuan muda.
Calvin meletakkan tubuh mungil Adnan di kursi khusus yang sering balita gunakan. Adnan tersenyum menatap sang Papa dengan matanya yang besar berbinar.
"Papa, apakah Adnan boleh ikut bekerja dengan Papa?" Ucapnya dengan suara khas anak-anak riang.
Calvin mengangguk. "Tentu saja. Papa tidak akan membiarkan little prince didalam rumah sendirian!" Para pelayan langsung menundukkan kepala tanpa disuruh saat mendengar ucapan sarkas dari mulut tuan muda mereka. Bahkan kepala pelayan juga ikut membeku ditempat.
Tentu saja, kali ini Calvin tidak akan membiarkan
siapapun menyakiti putra kecilnya. Calvin tidak akan
membiarkan putranya tersentuh oleh tangan-tangan
menyakitkan."Pak Rahman, aku tidak ingin orang lain berkunjung di
kediamanku. Sekalipun itu orang-orang terdekatku!"
Calvin berucap tegas menatap para pelayan dengan
wajah khas dinginnya. "Aku akan segera membawa tuan kecil kalian!"Setelah Calvin selesai membersihkan bibir putranya
yang kotor akibat noda saus, Adnan segera merentangkan kedua tangannya memberi inisiatif pada sang Papa untuk segera membawanya kedalam gendongan.Bibir Calvin menarik ulas senyuman tipis melihat begitu lucu dan menggemaskan tingkah putra kecilnya,
Adnan sampai ikut tersenyum dengan malu-malu merasa sang Papa tengah menggodanya dengan senyuman itu.
.
.Di dalam mobil Adnan duduk dengan tenang, kedua telapak tangan mungilnya menggenggam dua mainan dan tidak berniat untuk berhenti memainkannya. Calvin hanya sesekali mengamati aktivitas putranya lalu kembali pada touch i-pad untuk meneliti pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Wife
RomanceSerupa tapi tak sama. Itulah yang di rasakan Calvin sekarang, membuat gila tapi candu di satu waktu yang sama. . . . .