~Aku tidak punya pilihan, selain mengikuti permainan~
🌻
"Permisi, ini mas pesanan nya. Selamat menikmat--"
"Oh. Ternyata lo yang kerja paruh waktu disini?"
"Lo-"
"Kenapa? Lo terkejut? Kalo gue tau lo jadi waiters cafe?"
"Engga tuh, biasa aja."
"Oh iya? Lo gak malu? Gue bisa aja loh, kasih tau anak yang lain kalo lo itu pelayan di cafe Bima."
"Emm gue sih b aja yah. Lagian pekerjaan ini halal kok, selagi gak merugikan lo atau siapapun orang diluar sana, gue gak peduli!"
"Oh. Bagus juga nyali lo. Awas lho ntar di bully sama satu sekolah."
"Emang kenapa harus dibully kalo kerja kaya gini? Aneh banget, Lo! Lagian gue juga gak pe-du-li!"
"Ehm gitu yah? Menurut gue sih, lo orang yang cocok,"
"Maksud lo?"
Pria itu bangkit dan membisikkan sesuatu tepat di samping gadis yang masih menatapnya bingung.
"HAH?! Gila lo yah? Lo kira gue apaan, hah?!"
"Ya terserah lo sih. Gue tawarin aja siapa tau lo bener-bener butuh duit, dan gue sih sanggup bayar segitu. Bahkan sepuluh kali lipat dari gaji lo yang sekarang ini. Terus lo gak perlu lah capek-capek kerja kaya beginian lagi. Gimana? Deal?"
"Oke, deal!"
"Oke, lo kerja mulai hari ini."
"Hah?!"
"Gak ada penolakan!"
🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Teen FictionRahasia diatas kertas. Rahasia konyol dengan sebuah perjanjian diatas materai. Telah selesai ditandatangani ketua OSIS dan wakilnya. "Berapa gaji bertama gue?" "Tiga puluh juta." "Okeiii, deal!"