Brakkk
Pintu kamar terbuka dengan keras, tiba-tiba kepala Abang Jeno terlihat, Menggemaskan memang tapi bikin jantungan."Jaemin udah pulang ke Indo tuh, loe ga mau nyamperin dia?" Ucap Jeno ke gue.
"Ga, males gue" ucap gue, jangan salah walaupun sebenarnya dalam hati ini mendambakan. Tapi, gengsi ini terlalu besar dibandingkan rasa damba itu. Masa cewek duluan yang datengin, haryusnya cowok duluanlah yang datengin. Klasik memang, tapi tetap saja ini lebih baik menurut gue.
"Nanti nyesel? Gue ada janji sama dia main basket nanti sore. Bye!"
Braakk, jeno menutup pintu kamar gue dengan keras, sampai-sampai gantungan baju gue berubah posisi yang tadinya horizontal jadi vertikal.
Gue langsung melihat jam, menanyakan berapa lama lagi senja ini datang. Barangkali ada waktu untuk melihat bang Jeno main basket.
Gue langsung membuka handphone dan segerpa mengirim pesan pada Mark.
To Mark
Abang, gue mau join basket boleh?From Mark
Hahahha loe cuma mau liat Jaemin doang kan? Oke let's go babeTo Mark
Oke, thank uMemang hanya Abang Mark yang pengertian. Dari pada bilang sama Lee Jeno, udah pasti akan di ledek. Beda dengan Abang Mark, yang selalu pengertian, andaikan Abang kandung gue Mark, pasti bahagia gue.
Masih ada 2 jam untuk mengerjakan tugas kuliah yang tak ada habisnya. Setengah jam berlalu, gue sangat bersemangat untuk bertemua dengan dia, Jaemin. Penantian 4 tahun gue akhirnya tiba, harapan gue selama ini semoga benar.
Selama 4 tahun ini gue selalu jaga hati dan percaya Jaemin itu milik gue dan sebaliknya. Gue percaya kita hanya break bukan and. Gue percaya bahwa Jaemin tidak akan mencoba menjalin kasih dengan cewek lain. Walaupun gue juga belum bisa memastikan, tp gue percaya Jaemin. Empat tahun itu waktu yang sangat lama, tanpa kabar tanpa kondisi dan komunikasi. Aku hanya percaya Jaemin milik gue nantinya.
Tugas telah selesai, gue langsung menghadap lemari gue dan menscrening apa yang harus gue pake. Begitu banyak baju, mengapa gue rasa ga ada yang cocok yaa? Akh dan berujung dengan kaos hitam dan celana levis. Setelah merasa semua pas gue menunggu Abang Mark jemput gue dan gue juga dah berpesan untuk dijemput setelah Abang Jeno pergi. Skenario yang hebat bukan?
"Come on bebs, aigo! Yang ga sabar ketemu pujaan hati, hahah" gue pun langsung menaiki motor cowok Mark.
"Maaarkk, kok gue deg2an gini yaaa?" Teriak gue ditengah perjalanan.
"Take easy bebs, all is well oke?" Mark benar-benar abang sesungguhnya. Mark juga selalu buat gue, ketika gue lagi sedih atau butuh sandaran.
Mark dan gue memasuki lapangan basket. Disana, disana aku melihat punggung yang membelakangiku.
Tubuh yang tegap, menhadap ke arah abang Jeno. Mereka sedang asik berbincang hingga tak sadar jika aku dan Mark lapangan.
Mark sendiri langsung menyiapkan diri dan pemanasan untuk masuk ke lapangan. Sedangkan aku, masih bingung apa yang aku lakukan sekarang. Bang Jenopun menyiapkan diri untuk bergabung dengan Mark, Taeyong, Jaehyun, Yuta, Chenle sedangkan Jaemin?
Jaemin mendekat kearahku. Langkah demi langkah Jaemin membuatku makin gelisah. Di kepala ku memikirkan banyak sapaan yang membuat kita nyaman satu sama lain.
"Hi, karina"
"Hi"Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Teen FictionSetelah berpisah aku selalu menunggu dirinya. Aku yakin dia takkan berpaling dan suatu saat kita akan bertemu kembali. Sepanjang waktu hanya dia yang difikiranku. Ketika ada yang mendekat akupun menjauh. Ketika ada yang membuatku tertarik akupun p...