01

39 2 1
                                    


06.30 WIB

Tok tok tok!

Terlihat seorang gadis dengan pakaian blouse warna biru soft sebagai atasan dipadukan rok span warna hitam dengan panjang dibawah lutut, berdiri seraya mengetuk pintu kamar warna hitam didepannya.Sudah sekitar 15 menit yang lalu dia berdiri didepan pintu hitam itu seraya mengetuknya namun, tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.

Gadis tersebut adalah Anastasya Laluna.Gadis berusia 22 tahun yang berprofesi, sebagai sekertaris sekaligus asisten pribadi seorang CEO muda dan tampan pewaris utama 'Anggara Company'.Dan sekarang pintu kamar yang berada dihadapannya itu merupakan pintu kamar milik bosnya.

Dengan sabar Ana mencoba mengetuk kembali pintu itu sambil bersuara dengan sedikit berteriak, " Pak Nathan! Bapak sudah bangun atau belum? Tanya gadis itu.Sebenarnya Ana sudah diberi wewenang untuk keluar masuk kamar itu, meskipun dengan atau tidak adanya perintah.Namun, gadis itu merasa enggan.Dia merasa tidak etis jika menyelonong mauk begitu saja tanpa adanya izin dari atasan itu.Meskipun sudah 4 tahun bekerja dengan pria itu, Ana merupakan seorang yang sangat profesional.Dia membatasi diri dengan bosnya itu

"Pak Nathan! Bapak sudah bangun atau belum?" Tanya gadis itu dengan sedikit berteriak.

Nathaniel Keanu Anggara, pria berusia 26 tahun seorang CEO muda adalah atasannya.
Satu detik,dua detik masih tidak ada respon dari dalam.Saat ia akan mengetuk pintu itu kembali, pergerakan tangannya terhenti di udara mendengar suara knop pintu diputar dari dalam.

Pintu terbuka, menampilkan sosok Nathan dengan rambut acak-acakan dengan wajah sayu yang terlihat masih mengantuk sedang menatap datar kearah Luna.

"Pak Nathan baru bangun?" Tanya Luna diiringi dengan senyum tipisnya melihat penampilan atasannya itu.Mendengar pertanyaan dari gadis itu,Nathan hanya menganggukkan kepala sebagai respon dan membuka pintu kamarnya lebih lebar.
"Masuk!" Titah pria itu singkat dengan suara agak serak.

Luna menganggukkan kepala dan melangkahkan kakinya memasuki kamar itu yang disambut dengan aroma maskulin yang menyeruak di indra penciumannya.Kamar dengan ukuran yang cukup luas dan bercat warna hitam yang dominan menandakan bahwa sang pemilik kamar adalah seorang pria.

Setelah masuk kedalam kamar, tanpa diperintah Luna langsung membuka tirai jendela yang masih tertutup membiarkan cahaya matahari menerobos masuk memberikan penerangan ruangan itu.Sedangkan Nathan, malah duduk di atas ranjang dengan punggungnya bersandar di kepala ranjang dan kedua tangan terlipat di depan dada, serta netranya kembali terpejam nyaman.Melihat itu Luna hanya menggelengkan pelan kepalanya dan berjalan mendekati pria itu.Saat jarak mereka sudah dekat Luna menyentuh lengan keras pria itu dan menggoyangkannya pelan,

"Pak Nathan, bangun.Nanti kita ada meeting pagi di kantor." Ujarnya mengingatkan dengan nada sopan dan hati-hati.

Sedangkan Nathan yang merasakan sentuhan lembut sekretarisnya, membuka mata dan mengusap wajahnya kasar wajahnya dengan sebelah tangannya untuk menghalau rasa kantuk yang menyerang.

"Jam berapa?" Tanya pria itu mendongakkan kepala menatap lurus netra gadis yang sedang berdiri disampingnya.

"Sekarang jam tujuh kurang lima menit pak, meeting kita nanti jam 8 pagi." Jawab gadis itu menjelaskan dengan melirik sekilas jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Mendengar jawaban Luna, Nathan dengan langkah berat beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi.Setelah berlalunya Nathan dari ranjangnya, Luna segera membereskan ranjang pria itu.Setelah usai, Luna beranjak dari sana menuju lemari pakaian Nathan dan membukanya.

Sebagai sekertaris yang merangkap menjadi asisten pribadi Nathan, Luna ditugaskan untuk menyiapkan segala kebutuhan pria itu termasuk menyiapkan pakaian kerjanya.Menimang-nimang pakaian mana yang cocok pilihan Luna jatuh pada kemeja putih,jaz berwarna biru gelap dengan celana yang berwarna senda dan meletakkan pakaian itu di atas ranjang Nathan.Tidak lupa Luna juga menyiapkan ikat pinggang dan dasi pria itu.Dirasa tugasnya telah selesai, gadis itu berjalan keluar dari sana menuju lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.

Sepeninggal Luna dari kamar itu, pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Nathan yang bertelanjang dada dengan handuk yang melingkar di pinggang.Nathan melangkahkan kaki panjangnya menuju ranjang dimana pakaiannya telah disiapkan dan segera memakainya.Usai berpakaian, dia menghadap cermin untuk merapikan rambutnya yang masih setengah basah menggunakan sela-sela jari tangannya.Setelah siap,dia juga keluar dari kamarnya berjalan menuruni tangga dengan jas yang tersampir di lengan kanannya.Sampai di anak tangga terakhir terlihat beberapa pelayan yang menundukkan kepalanya melihat kedatangan sang tuan.

Saat jaraknya sekitar 5 meter dari meja makan, Nathan memperhatikan gadis yang sedang sibuk bolak-balik menyiapkan peralatan makan dan lauk pauknya dibantu oleh beberapa maid yang ada di sana.

Salah seorang maid yang menyadari dulu kehadiran tuannya berbisik mendekat ke arah Luna.
"Non, itu Tuan Nathan sudah datang" Bisik maid itu pada Luna dan segera pamit megundurkan diri dari sana diikuti maid-maid yang lainnya.

Setelah Nathan mendudukkan diri disalah satu kursi meja makan itu.Tanpa diperintah, Luna dengan sigap mengambilkan piring dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauknya.Empat tahun bekerja dengan pria itu, Luna tahu betul selera atasannya tersebut.Tak lupa, menuangkan air putih kedalam gelas milik pria itu.

"Silahkan pak," Ujarnya setelah menghidangkan sarapan itu dihadapan Nathan.

"Terimakasih." Ucap pria itu.

Sedangkan untuk sarapannya sendiri, Luna mengambil 2 lembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat.Luna tidak bisa makan nasi sebagai sarapannya, karena nanti dia akan merasa mual dan memuntahkannya kembali jika dipaksakan.Dan Nathan pun juga sudah tahu akan hal itu.

Nathan telah menyelesaikan sarapannya, begitu pula dengan luna yang memang selesai terlebih dahulu.Nathan beranjak dulu dari meja makan diikuti Luna setelahnya.Mereka berangkat bersama-sama kekantor dengan menggunakan mobil Nathan yang dikendarai oleh seorang sopir.
Setelah 25 menit menempuh perjalanan,mereka sampai di depan gedung kantor yang bertuliskan 'Anggara Company'.Ketika mobil sudah berhenti dan terparkir di basemen yang tersedia di kantor itu Luna yang hendak membuka pintu mobil tertahan dengan sebuah cekalan di lengannya.

"Ada apa Pak?" Tanya Luna menolehkan kepala kearah Nathan yang merupakan pelakunya.

"Dasi saya belum terpasang." Ujar pria itu seraya menyodorkan dasinya kerah luna.Tatapan Luna beralih ke dasi yang disodorkan bosnya itu lalu,mengangguk paham.

"Pak Nathan bisa maju sedikit? Saya kesulitan." Tanya gadis itu setelah mengambil alih dasi dari tangan Nathan.Mendengar itu Nathan memajukan sedikit badannya.

Dengan telaten Luna memasang dasi pria itu.Tanpa dia sadari, Nathan tidak melepaskan pandangannya dari wajah gadis itu yang terlihat serius memasangkan dasi di kerah lehernya.Bahkan pria itu bisa mencium aroma buah yang menyegarkan dari parfum Luna yang selalu menjadi candu baginya.

"Sudah pak" Ujar gadis itu menyadarkan Nathan yang masih saja betah menatap Luna.

"Terimakasih" Ucap Nathan dengan senyum tipisnya.

"Sama-sama pak" Balas Luna yang juga disertai senyum manisnya.

Dan mereka keluar dari pintu mobil masing-masing,berjalan beriringan melangkahkan kaki sedikit tergesa memasuki gedung kantor itu.Karena waktu meeting tinggal 5 menit lagi.Mereka menaiki lift khusus untuk jajaran para petinggi kantor, menekan tombol lantai 4 dimana ruang meeting berada.

Ting!

Pintu lift terbuka, mereka keluar dari sana menuju pintu bertuliskan 'Meeting Room' dan membukanya.Semua orang yang semula duduk sontak berdiri melihat kedatangan Nathan.
"Maaf, kami terlambat." Ujar Nathan setelah duduk di kursinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Possesive Mr.AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang