40

1.3K 89 2
                                    

Sepanjang jalan yang di laluinya, arsenal sama sekali tidak mengatakan  apa pun. Begitu juga Rayen yang sejak tadi hanya mengedarkan pandangan matanya dengan malas  kesegala arah.

Sampai kemudian arsenal  menarik  tangan  rayen dengan  Begitu kencang.  Sehingga menabrak  pohon besar dibelakang tubuhnya.

Rayen tersenyum kecil sambil mengusap bahunya yang terasa sedikit ngilu karena terkena benturan dengan batang pohon yang begitu keras.

"Kau kasar sekali  kakak ipar." Tekan rayen dengan senyuman menggodanya.

Arsenal berdecih tidak suka " jangan memanggil ku seperti itu."

"Memanggil  seperti apa kakak ipar." Ucap rayen mengabaikan tatapan mata Arsenal yang mendelik jengkel.

"Sialan!" Arsenal mulai mengumpat. " Apa otakmu itu masih ada di kepala? Atau ada di bokongmu? ! Dasar gila , kenapa kau terus muncul dikehidupan ini rayen," kata arsenal marah

" kau penganggu sialan." Umpat arsenal sambil meraih kerah baju Rayen kesal.

Rayen berdecak kesal, kenapa semua orang yang ia temui begitu menyebalkan, ya terkecuali Dear ku?.

" penganggu ya aku suka julukan itu, tapi Ares kau bisa bersantai cukup lama sekarang aku sedang malas untuk berbuat masalah. " 

Rayen dengan tenang melepas tangan arsenal dikerah bajunya, ia tersenyum kecil saat melihat arsenal terdiam cukup lama.

Arsenal terkekeh " Apa kau pikir aku akan percaya semudah itu pada ucapan  mu, tidak tentu saja mana mungkin setelah kekacauan  besar yang kau perbuat aku tidak akan pernah memaafkan mu. " ucap arsenal  dingin.

" jadi menjauh lah dari adikku, kau mengerti bukan."  tekan arsenal sekali lagi, setelahnya arsenal beranjak pergi dari tempat itu.

"Cih, kau mengerti bukan?" Ucap rayen mengulangi ucapan arsenal barusan dengan tawa kecilnya.

Tatapan mata rayen mendingin, dengan wajah yang mengadah keatas langit yang begitu cerah. Seperti nya langit pun tidak mendukung perasaan hatinya hari ini.

Rayen kembali menundukan kepalanya " Tentu aku sangat mengerti ucapan mu." Ucap rayen rendah," tapi aku tetap tidak akan mematuhi ucapan mu itu kakak ipar."  Sambungnya  seraya tergelak keras ditempat sunyi itu.

Rayen menghentikan  tawanya sambil menghela napas " hah,  ini benar- benar lucu sekali,  coba aku itung ini sudah yang kelima kalinya bukan."

"Benar-Benar memuakan." Ucap rayen malas. Sekilas matanya melirik pada kedua tangannya,  sebelum memasukannya kembali kedalam saku celananya . Setelahnya rayen berjalan pergi dari hutan yang berada di belakang Vila.

Luke meregangkan tubuhnya yang terasa begitu kaku,  karena tertidur begitu lama di atas batang pohon besar ini, ia terbangun karena kedua orang yang bertengkar tadi, mereka berdua begitu  berisik dan mengganggu  ketenangannya Tatapan mata luke mengarah  ke atas langit.

" Dasar raymond bodoh." Gumam luke pelan.

***

"Apa ini?" Tanya lavender pada liora yang berada disamping tubuhnya.

"Tentu saja rencana Pembalasan Dendam kana serta  dirimu lave," jawab liora santai.

Tanpa memperdulikan tatapan bingung lavender liora kembali menaburkan bedak gatal pada kasur serta pakaian yang tergeletak di sisi  kasur itu.

"Aku tahu kita kesini untuk melakukan pembalasan, tapi apa kita harus memakai pakaian yang biasanya selalu dipakai orang- orang  untuk menangkap lebah." Ucap  Lavender heran sendiri.

My Crazy fiance❤<(ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang