1.1

73 9 0
                                    

"Penghargaan siswa dengan nilai terbaik di tahun ini, jatuh kepada..."


Suara Wakil Kepala Sekolah begitu menggema di aula. Membuat semua siswa menegang dan tak sedikit yang harap-harap cemas. Menjadi yang terbaik adalah impian mereka, apalagi prestasi membanggakan ini di bacakan langsung di depan orangtua/wali murid.


"HWANG RENJUN! SELAMAT KEPADA ANANDA RENJUN!"

Histeria siswa-siswi di susul ramainya tepuk tangan untuk Renjun. Beberapa dari mereka nampak bangga, dan lainnya menunjukkan ekspresi seperti "ah, dia lagi?"

Siswa yang di sebut namanya beberapa detik lalu belum muncul di panggung. Semuanya nampak mencari-cari dan sedikit ribut.

Dan lihat? Renjun hanya fokus pada ponselnya. Ia baru sadar saat salah satu operator sekolah menyentuh pundaknya.

"Hey, ayo ke depan"

Maka dengan cepat Renjun berjalan ke panggung dan menerima penghargaan berupa piala yang terbuat dari kaca tersebut. Ia tersenyum saat fotografer mengambil fotonya berkali-kali. Senyum yang biasa, tak ada wajah terharu darinya. Ya, Renjun terbiasa. 

Nun jauh di belakang, ada Lee Haechan yang tersenyum bangga.

Nun jauh di belakang, ada Lee Haechan yang tersenyum bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What's that?"

"Kupu-kupu"

Guanlin manggut-manggut. Ia beralih duduk di meja lukis miliknya dan mulai mencampurkan beberapa warna. Hah, suasana yang tenang sangat kondusif bagi manusia berjiwa seni seperti mereka berdua.

"NOYE GERO JIKJIIIN!!!"

"UWO UWO"

"JIKJIIIN!"

"PEDAL TO THE METAL WHOOO!"

Renjun melempar kuas miliknya ke kanvas. Membuat lukisannya sedikit tercoret oleh cairan kental tersebut. Suara bising tersebut tentu berasal dari ruang sebelah. Lebih tepatnya klub musik (Renjun lebih suka menyebutnya klub orang gila).

Guanlin yang memang sangat penyabar, menaruh kuasnya pelan-pelan di tempat. Lihatlah, bahkan di kanvas itu belum ada coretan sedikitpun.

"Hey, bukannya Joshua sudah melapor ke kepala sekolah agar memindahkan ruangan mereka?"

Renjun menoleh garang, "memang benar tapi kepala sekolah terlalu baik! Maksudku mereka (klub musik) hanya memelas dan itu membuat kepala sekolah tidak jadi memindahkan ruangan mereka!"

Remaja asal Tiongkok itu (Guanlin) menutup mata sambil tersenyum. Ia cuma bertanya tapi Renjun malah menyemprotnya. Hingga suatu suara membuat mereka menoleh, dimana seorang siswi masuk dengan air muka tak baik. Wajahnya lelah dan alisnya mengkerut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang