"Ahjumma, lihat ini!"
Wendy yang sebelumnya tengah merapikan tempat tidur Renjun lantas menoleh dan melihat Renjun yang tengah tersenyum.
Wendy menghampirinya.
"Oh? Apa kau yang menggambar nya?" Wendy nampak tercengang melihat gambaran yang dibuat oleh Renjun.
Renjun tersenyum lalu mengangguk.
"Apa ini ahjumma?" Tanya Wendy membuat Renjun lagi-lagi mengangguk.
"Apa menurut ahjumma ini bagus? Aku rasa masih ada yang kurang tapi, aku tidak tahu.."
"Tidak, menurutku ini sangat bagus. Kau memiliki bakat untuk menjadi seorang pelukis.."
Renjun tersenyum lebar.
"Baiklah, kalau ahjumma suka aku akan mewarnainya!" Ucap Renjun antusias.
Wendy tersenyum melihat Renjun yang nampak mulai serius menggambar.
"Rambut ahjumma kan pendek, kenapa ku gambar panjang? —Aku akan menghapus bagian belakangnya sedikit.. eh, tapi.. warna rambut yang cocok apa ya?"
Wendy kemudian duduk di samping ranjang, ia memperhatikan Renjun yang kini tampak berpikir kebingungan.
"Hmm.. apa ku gambar hitam saja? Eh? Tapi sepertinya pirang juga bagus.. ahjumma! Menurut ahjumma bagaimana?"
Wendy tersenyum melihat wajah kebingungan Renjun.
Renjun tertegun melihat betapa cantiknya Wendy saat ia tersenyum.
Wendy kemudian menatap Renjun dengan memiringkan kepalanya.
"Ada apa?"
"Tidak.." Renjun tampak tersenyum canggung. Ada sebuah perasaan yang aneh saat ia menatap mata Wendy. Tiba-tiba ia merasakan perasaan sedih, senang, dan kerinduan yang entah kenapa ia dapat merasakan hal tersebut.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa kau menatap ahjumma seperti itu?" Tanya Wendy saat melihat tatapan sayu dari Renjun.
"Ahjumma cantik.."
"Hm?"
"Ah iya! Karena ahjumma cantik, jadi kurasa warna rambut apapun akan cocok untuk ahjumma" ujar Renjun yang langsung kembali menatap fokus gambarnya.
Wendy menatap Renjun dengan mata berkaca-kaca.
Sungguh..
Renjun sudah sebesar ini, dan ia baru bisa bersamanya sedekat ini dengannya sekarang?
Betapa perih hatinya tidak dapat mendampingi putranya, buah hatinya, kesayangannya selama bertahun-tahun lamanya.
Jika saja, ia mampu mempertahankan Renjun saat itu..
Mungkin semua ini tak akan terjadi.
Tidak
Ini salah mantan suaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Husband for One Baby [END]
Фанфик"Renjun, ayo kita jalan-jalan" "Tidak! Lebih baik kita ke toko buku saja" "Hey jangan membuat Renjun menjadi kutu buku sepertimu" "Ayo kita belajar memasak" "Tidak, lebih baik kita bermain game saja" "Renjun ayo kita pergi ke konser" "Hey diam, dia...