Lost In The World Of Reading

66: penguasa tahta (5)

Saya mengambil kepalanya yang terpenggal dan bertanya, “Seperti yang diharapkan, ini juga avatar. Han Sooyoung adalah nama aslimu?”

“Ya.”

"Dan juga apa kau perempuan yang sebenarnya?"

"Ah ya"

Persis dikatakan Boboiboy curiga mendengar namanya.

Han Sooyoung adalah Utusan Pertama seperti yang saya pikirkan. Plagiator sialan itu selalu bersembunyi seperti pengecut.

"Ternyata kau pengecut sekali ya"

"Diam kau?!"

“A-Apa orang ini?” Orang-orang berteriak dengan alarm dari semua sisi. Ada suara-suara bingung dan suara-suara yang dipenuhi dengan pengkhianatan. Aku melangkah ke satu sisi dengan Boboiboy, Yoo Sangah dan Lee Gilyoung. Tentu saja, kepala bicara Han Sooyoung masih dipegang di satu tangan.

“Saya benar. Andalah yang menyebarkan ‘novel teks.’ Benar?”

“Itu benar, aku menyebarkan versi teks dari novel jiplakanmu.”

“… Wahyu itu tidak dijiplak.”

“Itu plagiat. Apakah Anda menulis pengaturan aslinya?

“Jangan bandingkan pekerjaanku dengan sampah itu.”

“Anda mengerti apa yang saya katakan dan tidak menyangkal membaca aslinya.”

Han Sooyoung memelototiku.

“Semuanya, bunuh dia! Apa yang sedang kamu lakukan?”

“Kepala AA sedang berbicara!”

Ekspresi Han Sooyoung berubah. Orang-orang khawatir dengan gejolak itu tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda bertindak. Selain itu, mereka akan segera tidak memiliki ruang untuk mengkhawatirkan kita. Aku tersenyum pada Han Sooyoung.

“Klise yang kamu katakan akan segera dimulai.”

Saya menunggu dan ada semburan cahaya. Cincin cahaya bergerak, menggambar garis darah di tubuh beberapa orang.

“Apa…?”

Seseorang berteriak ketika darah menyembur dari tubuh yang terpotong-potong. Orang-orang di belakang berteriak dan bergerak.

“Sialan orang-orang ini!”

Itu adalah kekuatan sihir hitam yang datang dari kehadiran kuat yang mendekat di depanku.

“Angkat tandu.”

Suara netral datang dari tandu besar. Ada bayangan seseorang di dalam tandu. Aku secara refleks berteriak.

“Yoo Sangah-ssi, Gilyoung! Mundur!”

"Boboiboy?!"

"Diam!? Aku tidak mau berpisah denganmu!!"

..... Bukan saatnya aku senang!!!

Sebuah suara mengalir dari tandu.

“Bergerak.”

Tandu mulai mendekati sekelompok orang. Tiga cincin cahaya tanpa ampun menyapu medan perang. Puluhan orang tewas seketika.

Orang-orang menatap dengan tidak percaya saat anggota tubuh mereka menghilang dan darah menyembur. Awal dari garis pertempuran langsung menjadi kosong.

“Uwah…”

Anggota kelompok yang ketakutan mundur. Dalam keheningan yang mendidih, semua orang menutup mulut mereka seperti tikus mati.

Raja Tiran berjalan keluar dari tandu.

“Mereka benar-benar tidak terlalu bagus. Raja-raja di zaman sebelumnya…”