3.

171 58 19
                                    

Son Hera

Arrrghhh... Kenapa sih ni setan satu ngikutin mulu?!
Datang datang langsung masuk kamar, minta tolong agar dibantu hidup, maksa lagi!
Katanya sih aku dan dia sudah terikat. Omong kosong!

Aku berhenti berjalan dengan sengaja dan membalik badan melihat sosok itu tepat berada di belakang ku, hanya sekitar 3 langkah.

Beruntung aku sudah terlebih dahulu mengantar adikku ke sekolah, jadi aku ada kesempatan untuk meluapkan emosi ku padanya.

"kamu ini kenapa sih masih ngikutin aku terus?!!"

"aku kan sudah bilang aku tidak bisa membantu mu!"

...

"tapi... Aku tidak tau harus meminta tolong pada siapa lagi. Ayolahh... Son Hera"

"tau darimana namaku?!"

"dari name tag mu" katanya sambil menunjuk ke seragam ku.

"aisshhh... Kalau begitu bisakah kamu beri alasan kuat kenapa aku harus membantu mu?"

"karena aku yakin kamu orang baik, dan kalau nanti aku hidup, kita bisa berteman. Aku pasti tak akan melupakan mu, JANJI"
katanya penuh semangat dan sambil mengacungkan jari kelingking nya pada ku.

"alasan macam apa itu? Bagaimana jika ternyata kamu itu penjahat, atau bagaimana jika ternyata saat kamu kembali ke tubuh mu ternyata tubuhmu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya? Dan yang paling penting apa jaminan nya kalau kamu pasti akan ingat padaku?" tanya ku panjang lebar. Dia hanya terdiam menunduk lagi. Terlihat menyedihkan.

" kau tahu?? Inilah kenapa aku tidak mau direpotkan dengan mu, Yang  tidak ingat apapun bahkan untuk sekedar nama. Lalu mulai darimana aku harus membantu mu?? Akan lebih baik kalau kamu menemui paranormal, mungkin mereka bisa membantu mu dalam sekejap"

"aku tidak bisa"

"kan belum dicoba?!! Kenapa mudah sekali mengatakan tidak bisa?!!" gertak ku. Baru pertama kali ini aku tahu bahwa setan juga bisa pesimis. Aneh.

"aku terikat dengan cincin itu. Jadi aku tidak bisa jauh jauh dari cincin yang kamu pakai"

Aku pun melihat ke arah cincin yang terpasang manis di jari tengah ku.

"dengan kata lain kamu setan penunggu cincin ini begitu?" tanyaku.

"no no no, aku bukan setan. Aku tidak jahat. Aku hanya arwah yang ingin kembali ke tubuh ku. Itu saja."

"kurasa tidak ada beda nya"

"tentu saja berbeda. Lihat, apa aku pernah melakukan kejahatan padamu? Kan tidak"

"tidak melakukan kejahatan katamu? Lalu bagaimana tentang tadi pagi? Kamu masuk ke kamar ku tanpa izin, apa itu bukan termasuk kategori kejahatan?? Kalau kamu jadi manusia betulan sudah pasti kamu akan ku masukkan ke jalur hukum"
kataku sewot.

Bayangkan saja, bangun bangun sudah ada sosok pria asing di dalam kamar mu. Bagian mana yang bisa dikatakan itu adalah hal normal?

"nak, kamu bicara dengan siapa?" tanya salah seorang ibu ibu paruh baya padaku.


Sial!

Aku lupa kalau aku sedang di tempat umum.
Baru kusadari ternyata sudah ada beberapa orang yang sedang melihatku dengan tatapan aneh.

"euhmm, aku ah anu... Hehe maaf bibi, aku hanya sedang berlatih drama untuk pertunjukan sekolahku. Maaf kalau mengganggu." kata ku mencoba se sopan mungkin.

"benarkah? Aneh sekali. Sayang, wajahnya cantik tapi sepertinya tidak waras" kata yang lain.

Aku tidak kuat mendengar perkataan mereka selanjutnya dan memutuskan untuk segera pergi meninggalkan mereka, langkah ku semakin kupercepat agar segera menjauh dari kerumunan tadi.

"hei hei, tunggu. Kamu kok jalan nya cepet banget sih" sosok itu lagi!!

Argggh...

Ini semua benar benar gara gara dia. Memang gila, aku bicara dengan hantu? Ohh someone please help me!

"hei, dengarkan aku dulu" tiba tiba sosok itu sudah ada di hadapanku dan menghalangi jalan.

"apalagi?" kataku sambil menggenggam ponsel seolah aku sedang berbicara lewat ponsel.

"jadi bagaimana? Bantu aku ya?" dia menatapku penuh harap, sambil mengatupkan kedua tangannya di depan ku, memohon.

Hatiku mulai iba namun otakku tetap menolak, bagaimana mungkin diantara jutaan penduduk di korea Selatan ini, kenapa harus aku yang terlibat?

"iya iya baiklah"

Seseorang tolong tampar mulutku! Apa yang kukatakan?

"yeeeaaay, terimakasih banyak. Terimakasih! Aku berhutang besar pada mu. Aku janji tidak akan merepotkan mu di kemudian hari" teriaknya begitu senang, dia melompat lompat seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah.
Wajah nya berubah 180°,dari yang tadi sedih sekarang tampak begitu bahagia. Apa dia benar benar ingin hidup?

Tidak merepotkan? Bertemu dan bicara dengan mu saja sudah benar benar merepotkan! Aisssh... Mulut yang bodoh.

"tapi jangan ikut aku kemana pun aku pergi. Carilah kesibukan mu sendiri" kataku

"eumm, yang itu aku tidak bisa, maaf"

"tidak bisa lagi?" nadaku mulai meninggi. Setan ini sepertinya juga pembohong.

Barusan mengatakan tak akan merepotkan ku, ini? Bagaimana tidak merepotkan kalau dia mengikuti ku Kemana pun aku pergi?

"aku terikat dengan cincin itu, jadi mau tidak mau, bisa tidak bisa aku akan tetap berada di sekeliling cincin itu. Yang artinya aku juga akan berada di sekitar mu"

"terserah... Setidaknya jaga jarakmu dengan ku minimal 10 meter." keputusan ku final.

Aku kembali mempercepat langkahku menuju sekolah, lebih tepatnya berlari.
Tinggal 3 menit lagi gerbang akan di tutup dan jam pertama ku hari ini ada ulangan.
Ku harap masih sempat.

Aissh... Coba saja kalau setan ini tidak mengganggu ku.

OUR STORY- Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang