[S1] - 08 | Enam Bulan?

70 8 239
                                    

Radha, Rohan, Rhea, dan Rishi duduk di sofa panjang, lalu Arzoo dan Sonu sendiri-sendiri di sofa kecil. Mereka semua sudah siap untuk membicarakan soal masa depan pernikahan Arzoo dan Sonu.

"Kalian inginnya bagaimana? Mempertahankan pernikahan ini atau berpisah?" Rishi memulai musyawarah; dia merasa menjadi yang paling dewasa dari semua orang di ruangan ini.

"Tentu saja berpisah, Kak," jawab Arzoo pelan. "Bagaimanapun juga, pernikahan ini hanya seperti untuk menyelamatkan harga diriku. Bukan pernikahan sungguhan."

"Dan kau, Sonu?" Gantian Rishi menatap Sonu. Dia harus adil dengan mendengarkan keputusan dari kedua belah pihak, kan?

"Sama seperti Arzoo, lah, Rishi. Kau kan juga tahu, aku sangat mencintai Shreya," jawab Sonu.

"Baiklah," Rishi mengatur posisi duduknya senyaman mungkin, "kalian berdua sama-sama mencintai orang lain, kalaupun pernikahan ini dipertahankan, yang ada hanya akan menyakiti banyak pihak. Hanya saja masalahnya ...."

"Masalahnya apa?" sahut Arzoo dan Sonu tak sabar.

"Masalahnya, menurut undang-undang pernikahan negara, pernikahan baru bisa diakhiri setelah usia pernikahan enam bulan."

Arzoo dan Sonu ternganga. "Enam bulan?"

Rishi mengangguk.

"Itu berarti ... kami baru boleh berpisah enam bulan lagi?"

"Tepat sekali."

Arzoo mendesah panjang, wajahnya pun berubah sendu. Selama enam bulan kedepan, mereka akan hidup dan tinggal sebagai suami istri? Ah, bisa-bisa mereka jatuh cinta sungguhan nanti. Seperti di novel-novel.

"Ah, Kak Rishi, memangnya harus menunggu enam bulan?" rengeknya.

"Peraturan ini bukan buatanku, Arzoo, jadi aku tidak bisa apa-apa."

"Hey, memangnya apa yang salah dengan enam bulan? Enam bulan itu tidak lama, bahkan selama enam bulan itu, kalian bisa membujuk ayah Shreya dan mencari Jai. Iya, kan?" kata Rohan menyemangati.

"Iya, Kak. Rohan benar. Enam bulan cukup untuk mencari dan menyeret si Datar itu ke sini," tambah Radha.

"Lalu ... kami akan tinggal di mana?"

"Kau mengatakan itu seolah-olah kau tidak punya rumah, Arzoo. Memang biasanya kau tinggal di mana? Di rumah Sidharth Malhotra?" Rhea geleng-geleng heran.

Arzoo garuk-garuk tak gatal rambutnya. Setelah menikah, dia berencana untuk tinggal terpisah dengan kakak dan kakak iparnya, bukannya tinggal bersama terus-terusan begini.

Jika aku tinggal bersama Kakak dan Kakak Ipar, itu berarti ... aku jadi obat nyamuk lagi. Aaaa, aku tidak mau .... Hidupku akan sad lagi nanti, rengek Arzoo dalam hatinya.

"Arzoo, kenapa diam saja?"

"Eh, iya, apa?" Arzoo berkedip-kedip bingung.

"Kau dan Sonu tinggal bersama aku dan Rishi," kata Rhea sekali lagi.

Ya Tuhan, Sonu itu bukan Jai. Aku kan menikah juga karena ingin romantis-romantisan, eh? Arzoo menepuk mulutnya karena salah bicara, membuat orang-orang menatapnya heran.

"Kau ini kenapa, Kak? Kenapa memukul mulutmu?" tanya Radha.

Arzoo menyengir. "Tidak ada."

"Oke, jadi kita pulang ke Bhopal atau pergi dulu ke Delhi cari Jai?"

"Ke rumah bibinya Shreya dulu. Kami kan harus membujuknya. Baru setelah itu pulang ke Bhopal. Soal Jai, biarkan saja. Tidak usah repot-repot mengurus manusia datar kurang ajar itu," ujar Arzoo.

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang