"Ya, benar begitu. Kalau perlu jilat saja, dasar Park manja!"
Semua orang bersorak tapi bukan menyemangati. Melainkan mengepung sosok gadis basah kuyup dalam balutan dress pink pastel mahalnya seperti biasa. Park Chaerin selalu dijuluki Princess manja di kampus dan selalu jadi sasaran empuk mahasiswa untuk mengerjainya. Contohnya hari ini, ketika Ia tidak sengaja mengotori sedikit ujung sepatu Park Jimin--satu dari tujuh laki-laki tampan dan kaya di kampus, sekaligus yang paling menakutkan diantara keenam temannya.
Chaerin sudah lelah dari tadi. Terutama karna pagi ini Ia ketiduran di kelas hingga dihukum dan disuruh berlari sebanyak enam putaran mengelilingi lapangan kampus yang luasnya bukan main, dan sekarang dirinya terlalu lelah hingga tidak bisa menahan tubuhnya saat di tabrak oleh Sana ketika berpapasan di kantin dan berakhir menjatuhkan sepiring spagetti hingga mengenai sedikit ujung sepatu Jimin--yang terkenal paling galak diantara ketujuh pemuda tampan itu. Dan yang paling penting, Ia selalu malu di depan Jeon Jungkook--gebetannya sejak menjejalkan kaki di kampus ini. Sekaligus alasan mengapa Ia bertahan disini. Laki-laki itu bahkan cuma tenang bermain ponsel sambil sesekali melemparnya dengan pandangan mengejek seolah mendukungnya menjilat ujung sepatu sahabatnya.
"Cepat, Park! Kau tuli, ya?!" Momo mencengkram rambutnya yang meronta kesakitan dan berusaha tidak ingin berlutut didepan Jimin yang duduk santai sambil mengulurkan kakinya dengan harapan Chaerin benar-benar menjilatinya dan Jungyeon sudah stand by dengan kameranya untuk mengabadikan moment itu untuk ditayangkan di televisi kampus agar Park Chaerin semakin malu.
"Wah, lihat siapa yang melawan." Mina menendang kakinya hingga refleks tertekuk dan berakhir berlutut dengan ringisan yang jusreu berhenti dikarenakan jambakan dari Momo semakin mengerat hingga Ia akhirnya melawan dengan keras. Menghempaskan lengan gadis berambut hitam sebahu itu dengan keras hingga terkejut dan keempat teman perempuannya sengaja memanas-manasinya.
"Ngomong-ngomong aku suka rambutmu, Park. Pasti perawatannya mahal--"
"Jangan sentuh rambutku, sialan!"
Kantin benar-benar kacau saat ini. Semua melihat bagaimana Chaerin melawan untuk pertama kalinya dan Momo menganga tak percaya. Melepaskan cardigannya hingga menyisakan kaus coklat ketat dan dengan wajah geram menjambaki gadis Park lagi kali ini lebih keras, diiringi sorakan orang-orang disana yang merasa ini tontonan asik. Tapi tidak untuk Jungkook. Terlalu sering melihat gadis itu menderita bukannya kasihan, dia malah jengkel. Memilih menyingkir darisana dengan ponselnya karna bisa dibilang tempat itu sekarang sudah tidak cocok untuk makan.
"Pukul dia, pukul!" Sorak Mina dengan yang lainnya. Dan benar saja, Momo melayangkan bogeman mentah tepat di pipi Chaerin. Dua kali dan dia terengah karna amarah yang memuncak. Tidak peduli bibir kiri gadis Park yang semakin jatuh dibawah lantai telah mengeluarkan darah. Sekali lagi Ia mencengkram bahu perempuan itu hingga bajunya sobek dan berniat memukul lagi tapi Chaerin keburu hilang kesadaran begitu saja.
Momo tertawa dan melepaskannya sampai tergolek dibawah lantai. Awalnya mereka semua tertawa, tapi setelah Momo iseng menepuk-nepuk pipinya sambil mengejek--
"Oi, bangun. Aku tahu kau cuma pura-pura. Bangun dan ulangi umpatanmu padaku tadi, dasar gadis aneh."
Chaerin masih tidak bergerak.
"Yak! Kubilang bangun!"
Mina merasa ada yang tidak beres, setelah menendang-nendang kaki Chaerin yang terulur lemas dibawah lantai--dia masih tidak bergerak.
"Tunggu--sepertinya dia benar-benar pingsan."Maka Jimin menegakkan duduknya. Berdecih karna ternyata ini makin tidak asik karna pemain utama sudah K.O.
"Oi, kau. Bersihkan sepatuku." Gadis yang ditunjuk oleh pemuda itu diantara kerumunan tidak butuh waktu untuk segera mengambil tissue dan berlutut mengelap ujung sepatunya dengan cepat agar dirinya tidak berakhir seperti si Park. Dan soal gadis itu, dia benar-benar tidak bergerak dibawah lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Hour
RandomWarning: cover sementara Sejak orangtua mereka bercerai, Rose dan kakak laki-lakinya mengikuti sang ayah meninggalkan Korea. Sementara saudari kembarnya menetap dengan sang Ibu. Karna kecelakaan mengakibatkan Chaerin koma, Rose bersikeras pulang ke...