32 • Our Home

525 52 6
                                    

"Sampai Sota menemukan tempat yang cocok, ia akan tinggal bersama kita. Tidak ada yang boleh protes"





Gaeul menutup pintu kamarnya dengan keras sementara Jake mengangkat kopernya dari bawah dibantu pelayan.

"Gaeul buka pintunya" panggil Jake dari luar.

Tok tok tok tokk!!

Jake masih berusaha mengetok pintu kamar Gaeul dengan sopan karena ada pelayan.

"Tuan, biar saya coba" ujar pelayan itu, menawarkan diri.

Jake memberi jalan.

"Nona, saya diminta nyonya untuk membantu nona merapikan barang" kata pelayan itu setengah berteriak.

Tak ada sahutan balasan.

Gaeul masih diam tak merespon.

Jake menghela napasnya. Tak habis pikir dengan Gaeul. Kenapa dia harus marah ke semua orang jika masalahnya hanya pada satu orang.

Tentu kalian tau penyebab Gaeul seperti ini.

Iya, karena mulai hari ini, Sota akan tinggal bersama keluarga mereka.

Memang tidak selamanya, hanya sampai ia mendapatkan tempat yang cocok.

Tapi tetap saja kan, bagi Gaeul bertemu dengan orang yang ia benci setiap hari sama artinya berada di neraka. Menaikkan hormon adrenalinnya dan terus membuat moodnya jelek. Sehingga semua orang kena imbasnya.

Termasuk Jake, dan juga pelayan yang hanya menjalankan perintah.

Jake sendiri tidak keberatan dengan kehadiran Sota. Tapi, Gaeul? Jika Jake tak berpihak pada Gaeul, lantas siapa yang akan berada disisi Gaeul?

Jake tau bagaimana sifat Gaeul yang kaku. Susah susah gampang untuk dibujuk dan lebih baik baginya untuk mengalah serta mengikuti kemauan Gaeul.

Ya, seperti saat ini. Yang sedang coba ia perankan.

"Biar aku saja, bibi bantu ibu beres beres"

"Baik, tuan. Saya ke bawah dulu"

Jake mengangguk dan menarik koper - koper Gaeul ke sisinya.

Dengan ponselnya ia mengambil gambar koper milik Gaeul lalu mengirimkannya kepada pemiliknya. Tak lupa memberi caption, 'aku akan buka kopermu jika kau tak buka pintu'.

DIBACA!

Tak lama pintupun dibuka.




"YAA LAKI-LAKI MACAM KAU MAU—"

Belum habis Gaeul mengomel, Jake segera membungkam mulut Gaeul dengan tangan besarnya lalu memaksa masuk dan menutup pintu.

Gaeul berusaha melepaskan diri.

"Kau gila?! Apa yang kau lakukan hah?!!!" protes Gaeul begitu berhasil melepaskan diri dari Jake.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau mengabaikan pelayan tadi? Bagaimana jika ibumu yang kemari?"

"Aku sedang kesal, Jake! Apa kau tidak lihat?!"

Benar, Gaeul sedang kesal. Jake tahu. Sangat tahu. Tapi setidaknya jangan lampiaskan kekesalanmu pada setiap orang, Jake memohon dalam hatinya.

"Tolong kendalikan dirimu. Ini hari pertama kita pindah ke rumah ini."

Gaeul membalikkan badannya, dan bergumam, "Tidak hanya kita, tapi ada orang asing yang ikut kesini. Aku tidak suka dia ada disini!"

"Kau boleh tidak suka. Tapi keputusan ada di orang tua kita. Apa menurutmu sikapmu ini benar?" tanya Jake pelan.

"Huh! Melihatnya saja aku tidak suka, apalagi harus serumah. Kau mau aku mengalah? Apa aku harus pergi dari sini?"

BROTHER [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang