CHAPTER 18 - SUMMER HOLIDAY

704 85 1
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

18. Summer Holiday

Mikael menunggu mereka di tempat parkir Stasiun King's Cross, menjalankan mobilnya di daratan untuk sampai ke Parsons Green dalam kurun tiga puluh menit. Ketika mereka sampai di salah satu rumah di daerah sana, Mikael segera memasukkan mobilnya, membuka pintu yang dikunci dan mempersilahkan Zee dan Frederick untuk masuk lebih dulu sementara dia memberikan mantera perlindungan di sekitar.

Zee menyeret kopernya ke dalam salah satu ruangan, di mana terdapat perapian di sana, yang nantinya akan membawa mereka pergi dalam sekejap waktu ke Cortez Manor di Amerika. Sambil menunggu Mikael, dia mengintip keluar melalui jendela, menemukan beberapa orang anak tengah bermain di taman terdekat, tampak gembira sampai-sampai suara gelak tawa mereka masuk ke indera pendengarannya.

“Kalian sudah siap?” kata Mikael menyeruak.

Menutup kembali gordennya, Zee segera berbalik dan agak mendekat pada perapian, “aku duluan saja.”

Mikael mengangguk samar, beralih menatap Frederick, “setelah itu kau.”

Pada saat Zee memasuki perapian, tubuhnya langsung berputar secepat gasing; ia tak membutuhkan bubuk Floo untuk sampai di tempat lain, karena satu-satunya tempat yang terhubung dengan perapian di rumah ini hanyalah Cortez Manor.

Ketika dia sampai, ruangan bernuansa Gothic menyambutnya, ukiran seni kuno menghiasi langit-langit, melengkapi pemandangan lampu kristal sampai ke detil-detil kecilnya, tampak mewah dan agak gelap meski lilin-lilin telah dinyalakan, semua gorden ditarik terbuka, menyisakan kain putih transparan yang menutupi seluruh kaca jendela. Sambil menghela napas lega, Zee memerhatikan seluruh penjuru ruangan, membatin betapa rindunya dia dengan segala sesuatu yang ada di sini, terutama pada kamarnya sendiri; dia tak sabar untuk membanting tubuhnya ke atas ranjang dan tidur nyenyak tanpa harus memikirkan tugas ataupun pekerjaan rumah sampai bulan September mendatang.

Kobaran api hijau-zambrud menyala dibelakangnya, menghadirkan Frederick yang dengan entengnya mengangkut dua koper di tangannya, sebelum kemudian Mikael datang menyusul tanpa membawa barang apapun, mengajak mereka berjalan keluar seraya menyugar rambut hitamnya ke belakang.

“Simpan itu, Fred,” kata Mikael saat Frederick menaiki salah satu koper paling besar miliknya dan menyimpan sebuah mantera sehingga rodanya berputar dengan sendirinya, membawanya mengikuti Mikael.

“Peri Rumah akan membawanya,” lanjut Mikael.

“Aku tahu,” kata Frederick dengan nada tidak rela.

Mereka bertiga melangkah disepanjang koridor, melewati pilar-pilar dan lukisan leluhur Cortez yang bangun dari tidur mereka hanya untuk mengucapkan kalimat sambutan atas kedatangan mereka, “kau tumbuh dengan baik, Nak.”

Mendengar kata-kata dari bibi buyutnya, Zee tersenyum, “apa tubuh ku mengalami suatu perubahan?”

Well, jika ku perhatikan kau memang agak kurus,” sahut seorang pria tua berkumis, tatapannya begitu kejam dan mengintimidasi.

Meski perawakannya agak bengis, tetapi Amadeus Cortez adalah orang yang baik—setidaknya untuk keluarga dan keturunannya sendiri. Sementara itu, pada orang lain dia akan menjadi pribadi yang keji, berkata seenaknya, dan melontarkan kalimat-kalimat penghinaan yang tak ada habisnya terutama pada mereka yang bukan Darah-Murni.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang