Pengasuh Dadakan

61 4 0
                                    

Cw // harshword , cerita gak masuk akal , ooc

.

.

.

.

.

.

.

.

---

"Vascooo~ Bumjae yang ganteng ini udah dateng!"

Dengan tidak sopan, Bumjae langsung membuka pintu rumah Vasco yang terlihat sepi itu. Kakinya langsung melangkah menuju kamar tidur milik Vasco.

"Helloo~ Gak kangen gue nih?" Bumjae mengintip sela-sela pintu kamar itu. Matanya bergulir menatap seisi ruangan yang tak begitu luas itu.

Karena tak mendapat sahutan, Bumjae pun mendorong pintu kamar tersebut menjadi lebih lebar. Ia menelisik kembali segenap ruangan, mencari keberadaan pria bertampang seram itu.

Wajahnya berkerut. Bumjae memanggil nama Vasco berulang kali, tetap tidak ada sahutan apapun. Padahal Bumjae sudah mengabari Vasco jika ia akan menginap dirumahnya, tetapi pemilik rumah ini kemana?

Bumjae mencoba ber positif thinking, mungkin saja Vasco sedang pergi keluar sebentar. Akhirnya Bumjae pun memilih untuk melompat kearah kasur empuk milik Vasco.

Tepat disaat Bumjae mendaratkan tubuhnya, terdengar suara ringisan dan disusul oleh tangisan yang cukup keras. Bumjae panik. Ia langsung berdiri kembali, dan segera membuka selimut yang menutupi sebagian kasur tersebut.

Ada anak kecil.

Sedang menangis.

Bumjae terdiam. Pikirannya membeku begitu saja.

Tunggu..

Ini, anak siapa?

Bumjae menutup mulutnya, dia menatap nanar anak kecil yang masih terisak. Pikirannya berkata, bahwa Vasco telah terjerumus pergaulan bebas, lalu menghadirkan malaikat kecil yang terlahir dari kesalahan.

Tak habis pikir.

Bumjae pun menghampiri anak itu, menggendongnya dan memberikan desisan lembut. Hatinya berkata, bahwa ternyata dia sudah cocok menjadi seorang ayah.

"Ssstt.. sshh.. jangan nangis, maafin om ya.."

Om gak tuh.

Anak kecil itu mulai tenang dalam gendongan Bumjae, kini ia mendusel di dada Bumjae, tangan kecilnya merayap mencari sesuatu.

Bumjae sebisa mungkin mencoba menahan rasa geli yang menjalar dari dadanya. Kenapa tangan anak kecil ini sangat tidak sopan?

"Om gak punya nen sayang, om itu laki." Bumjae berusaha menjauhkan tubuhnya dari bocah nakal yang seenaknya memainkan aset berharga Bumjae.

Bumjae jadi bingung, bagaimana cara ia memanggil anak kecil ini? Namanya siapa? Gak mungkin kan namanya Heroman?

"Dek, namanya siapa?"

Tak dijawab, anak itu malah sibuk menghisap jempolnya.

"Vasco?"

"Ung!"

Nah dijawab.

"Oalaah, namanya Vasco ternyata.." Bumjae tersenyum gemas melihat bocah digendongannya itu tertawa ketika dipanggil.

Eh tapi.. Bumjae merasa tak asing dengan nama itu.

Vasco ya?

Vasco itu...


Lookism Random Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang