dua

63 3 0
                                    


Warning! Cerita ini mengandung kekerasan verbal dan nonverbal, sexual desire, dan Using dangerous weapons.

❗Only 21+ mohon baca sesuai usia ya, bijaklah dalam memilih bacaan.

Azka Rhea Lovata
.

Anak semata wayang yang sangat disayangi dan dimanja orang-orang disekitarnya. Keadaan lingkungan yang sangat menerimanya membuat Rhea sulit menerima penolakan.

Meskipun demikian, ia adalah seorang dengan intuisi tinggi, suka bermain taktik dan jenius. Rhea adalah lulusan terbaik dikampusnya.

Awalnya Rhea kira hidupnya akan selalu dipenuhi dengan kebahagiaan bersama orangtua dan orang-orang disekitarnya. Sungguh mimpi yang indah, sampai Rhea lupa jika keadaan tak akan pernah sama di waktu-waktu berikutnya.

Perubahan-perubahan kecil memang selalu terjadi setiap tahunnya, tapi Rhea tak pernah menyangka akan ada perubahan besar dalam hidupnya.

Malam itu Rhea berserta ayah dan ibunya duduk di meja makan. Mereka membahas hal-hal yang sudah biasa dibahas, yaitu masalah perekonomian.

Hidup Rhea sangat bahagia meski tidak dikelilingi uang. Biasanya ayahnya kerja serabutan dan hanya membawa uang sedikit, namun hari ini ayah membawa uang yang sangat banyak, dan mereka memutuskan untuk bersenang-senang dan menghabiskan uang itu.

Rhea jadi bahagia berkali lipat, ini jarang terjadi. Membeli barang impian, makan makanan mahal, dan jalan-jalan tanpa kenal waktu.

Sampai malam tiba, mereka akhirnya makan di restoran cukup bergengsi. Pemandangan disini langsung mengarah keluar, cukup membuat pelanggan disini betah melihat keindahannya.

Awalnya semua berjalan dengan lancar, sampai suatu ketika Rhea sadar ada yang memerhatikan dirinya sejak tadi. Rhea terang-terangan menatap orang itu, memperlihatkan mimik wajah tak suka lewat tatapan tajamnya.

Ibu Rhea sadar ada sesuatu yang tidak beres, "Ada apa sayang?"

"Seseorang menatap Rhea dari tadi, Bu." Ucap Rhea langsung tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun dari orang itu.

Ayah dan ibu Rhea langsung melihat kearah yang anaknya tuju. Mereka terkejut, terlebih lagi ayahnya. Ayah Rhea ternyata mendapatkan uang dari orang itu dan harus ada imbalan atas itu semua. Orang itu menginginkan Rhea, sepertinya ia tidak sabar dengan imbalan manis yang ditawari kepadanya.

"Sudah jangan terlalu dihiraukan." Ayah Rhea langsung menyingkap tirai dan nampak sangat khawatir.

"Ada-ada aja deh." Ujar ibunya dan langsung melanjutkan makan.

Rhea tersentak, ia yang melihat kekhawatiran diwajah ayahnya jadi bertanya-tanya, "ayah gapapa kan? Tenang aja, mungkin cuma orang iseng." Gadis itu mencoba menenangkan ayahnya.

Pria itu mengangguk kikuk dan tersenyum simpul. Sedetik kemudian sebuah pesan masuk dari ponselnya pesan dari orang itu.

"Aku menginginkannya malam ini."

Matanya langsung membesar, pria itu mencoba untuk tenang dan berusaha tampak tidak cemas. Bagaimana ini? Padahal ia hanya meminjam uangnya sebentar, dan pria itu kira tawaran absurd yang orang aneh itu katakan hanya candaan.

"Rhea tidak boleh kau miliki." Balasnya dengan cepat kemudian meletakkan ponselnya dengan cukup keras.

Semakin malam udara semakin dingin, ayah terus menerus mengulur waktu agar tak bertemu dengan bajingan mesum itu. Tapi Rhea dan istrinya bersikukuh ingin pulang, mereka sudah cukup lelah.

Alhasil mereka harus kembali, ayah Rhea terus terusan memerhatikan keadaan sekitar dan mencegah orang itu mendekati Rhea.

Sampai dirumah Rhea langsung merebahkan dirinya. Entah mengapa hari ini udaranya sangat dingin terasa, apa Rhea demam kali ya?

R.O.S.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang