Warning! Cerita ini mengandung kekerasan verbal dan nonverbal, sexual desire, dan Using dangerous weapons.
❗Only 21+ mohon baca sesuai usia ya, bijaklah dalam memilih bacaan.
.
Arshinta Ola RosalieSi anak kutu buku yang selalu jadi bahan bullyan sejak SMP. Hari ini adalah hari kelulusannya, saat dimana para mahasiswa menjauhkan semua bentuk aktivitas belajar dari hidupnya, tapi tidak dengan Ola.
Besok ia akan wisuda, tapi hingga sore ini ia tetap dan selalu saja membaca setiap saat. Kaca mata besarnya sering jatuh karenan saking fokusnya dengan bacaan.
Tiba-tiba seseorang datang dan memberi Ola sebotol minuman. "Nih, udah sejam lo baca buku, apa gak haus?" Ketusnya.
Ia adalah Naufal, pemuda yang sejak dulu sudah cukup dekat dengan Ola. Sudah kesekian kalinya Naufal menyatakan perasaannya pada Ola, tapi Ola selalu menolak. Bagaimana tidak, semua orang selalu mengatakan jika cewe cupu tidak cocok bergandengan dengan tipe cowok spek surga seperti Naufal.
Bagi Naufal hal itu tidak masalah, tapi bagi Ola itu sama seperti berhadapan dengan neraka.
"Kita besok harus foto bareng pake toga ya." Cowok itu tersenyum, gila senyumannya lebih manis daripada madu.
Ola mengangguk, "gue takut gak kebagian foto bareng lo, pasti banyak cewek yang antri buat bisa foto sama lo." Gadis itu tersenyum ramang.
"Hehe, pokoknya Lo harus jadi yang pertama." Naufal terkekeh.
Suasana sempat hening saat Ola kembali fokus pada bacaannya. Naufal yang melihat langsung kesal, ia merebut buku yang seperti mengakar ditangan Ola karena tidak mau lepas.
Naufal sangat tidak suka diabaikan, memang untuk seorang Ola yang terkesan cuek bagi Naufal itu hal yang biasa, tapi kali ini tidak lagi, ini sudah berlebihan,"Bisa gak sehari aja gak baca buku? Lo udah beri semua waktu lo untuk buku, untuk gue nya mana?!!"
Seketika Ola kaget, tiba-tiba saja Naufal marah kepadanya. Ia langsung mengambil lagi buku ditangan Naufal yang langsung gemetar. "Maaf," ucap pemuda itu tampak menyesal.
"Sepertinya kambuh lagi," pikir Ola.
Ia langsung memberi Naufal air minum, menggosok lengan atas cowok itu dengan lembut. "Lo udah minum obat kan tadi pagi? Ada apa?"
"Gue lupa minum obatnya tadi, pantas aja rasa badan gue agak aneh, maaf ya udah bentak lo." Cowok itu terlihat menahan rasa sakit.
Ola jadi cemas, Naufal tidak boleh sekalipun meninggalkan rutinitasnya untuk minum obat, karena dengan itu Naufal bisa beraktivitas dengan baik.
"Ayo kita kerumah, lo harus makan obatnya." Ola lalu menarik Nauf berdiri.
Namun Naufal enggan berdiri, ia malah menjadi terlihat sedih dan akhirnya menangis. Cowok itu meraung dan sedikit ketakutan. Ia malah menarik balik Ola untuk duduk dan memeluknya agar merasa nyaman.
"Jangan tinggalin gue, Ola. Gue takut kalo lo pergi, tetaplah disini. Orang-orang gabakal bisa menggantikan posisi lo di hidup gue." Rengek Naufal.
Inilah fase yang paling Ola takutkan. Bipolar pemuda ini akhirnya benar-benar kambuh, Ola harus bisa membalikkan keadaan moodnya menjadi baik lagi.
Ola mengelus rambut Naufal agar lebih tenang, "Tenang ya, gue gak akan tinggalin lo. Gue bakal selalu disisi lo, gue juga menaruh rasa yang sama ke elo, tapi lingkungan yang menolak kita."
Pemuda itu tambah sedih dan sudah berpikir sangat jauh, "Bagaimana kalo lo tiba-tiba pergi? Gue takut itu terjadi, gue takut lo ninggalin gue gitu aja, gue takut lo gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
R.O.S.E
ActionWarning! 🔞 Rhea, Ola, Shenna, dan Eleanna. Mereka tidak akan balas dendam atas luka yang mereka terima, justru mereka akan bertekad dan memastikan tidak ada perempuan-perempuan setelahnya yang akan mendapat luka yang sama. Lalu bagaimana mereka bis...