Hai, bisa kali ya votmen 30?
_________________________
Semerbak harum bunga melati , ya begitu sekiranya. Pagi ini entah mengapa rumahnya di penuhi dengan tanaman dari berbagai jenis bunga. Tak ada yang menyadari mereka, bahwa di depan rumah sudah ada berbagai tumbuhan yang berjejer disana.
Lelaki manis itu baru saja bangun, sangat terlambat dari biasanya. Sedangkan suaminya sudah bangun lebih awal, entah apa yang di kerjakan pria dominan itu di lantai bawah.
Lee Jeno berkacak pinggang dengan tatapan mengernyit bingung di depan teras rumahnya. Kata satpam dan tukang kebun yang menjaga rumah, ada mobil pick up yang membawa beberapa tanaman bunga ke rumahnya.
Namun pada saat di tanya pengiriman dari siapa, tak ada jawaban dari supir pengantar. Meski katanya tanaman ini sudah di bayar lebih dulu, tapi tetap saja Jeno merasa tidak pernah membeli tanaman untuk rumahnya.
"Sayang, ini kenapa banyak sekali tumbuhan?"
Jeno melirik Jaemin yang sudah berada di sampingnya, "Aku tidak tahu, babe. Kata satpam tadi pagi buta ada mobil yang membawa ini."
Jaemin mengangguk mengerti, "Kau bukan yang memesan?" Tanya pria submissif itu dengan tatapan penasaran.
Pria dominan menggeleng kukuh, mengatakan bukan dirinya yang membeli tumbuhan sebanyak itu. "Bukan, mungkin ini salah alamat. Aku tidak ada memesan tanaman sebanyak ini." Jelasnya kepada suami kecilnya itu.
"Jujur, padahal aku sudah bersenang hati ingin merawat semua tanaman ini." Jaemin mendengus kecil, kemudian masuk ke dalam rumahnya lagi.
Jeno membalikkan tubuhnya, hendak mengejar sang suami manisnya itu, tapi pikirannya menyuruh bahwa ia harus mengerjakan tugasnya sekarang sebagai suami yang bertanggung jawab.
"Pak Hong, kemari lah!" Panggilnya kepada tukang kebun yang sedang membersihkan halaman rumah.
Pak Hong datang menghampiri majikannya, "ada apa ya pak?"
"Pak Hong, saya butuh bantuan. Tolong susun tanaman ini di tempat-tempat yang cocok untuk Jaemin. Jaemin sepertinya sangat suka merawat bunga-bunga."
Pria yang lebih tua mengangguk paham, "baik pak, setelah ini akan saya susun."
"Iya, terimakasih." Jeno tersenyum kecil.
Sedangkan di sisi lain, Jaemin memilih untuk mandi sebelum berkutat di dapur nanti. Lelaki manis itu mandi tanpa sepengetahuan Jeno suaminya, padahal Jeno sudah menyiapkan air hangat untuk Na Jaemin. Tadi malam si manis yang berpesan kepada Jeno sendiri.
Rasanya Jaemin lupa akan hal itu.
Dan kini Jeno berinisiatif memasang tanaman anggrek di depan teras yang mulai tergantung dengan rapi. Sisanya Pak Hong yang mengurusi itu. Sekarang Jeno hendak ke dapur untuk cuci tangan, sebelum masuk ke kamar.
"Lho, Na?" Kaget Jeno saat Jaemin turun dengan pakaian biasa, padahal tadi lelaki manis itu menggunakan piyama.
Alis Jaemin terangkat satu, "Ada apa?"
"Tidak jadi mandi air hangat?" Tanya Jeno. Jaemin berdecak lupa, ia baru ingat sekarang. "Aku kira kamu akan menunggu ku di atas setelah aku membereskan tanaman itu." Ucap Jeno kembali.
"Ah, aku lupa. Padahal tadi malam sudah berpesan." Ucapnya.
Jeno terkekeh lagi, "tak apa, nanti malam kita turuti keinginan mu ya." Dan di balesi dengan anggukkan dari si manis.
"Oh iya, aku akan memasak. Kau belum sarapan kan ya? Sana kau mandi dulu."
"Hei aku sudah mandi, tak apa aku disini akan membantu mu memasak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadiah Termanis || NOMINSUNG
Fiksi PenggemarBahkan sebelum kelahiran buah hatinya, Na Jaemin maupun Lee Jeno selalu mendambakan anak yang akan di kandung oleh Jaemin sendiri. "Jie adalah hadiah termanis yang pernah ayah miliki." "Buna sayang jijie melebihi apapun di dunia ini." Note; "BXB...