Selamat membaca🖤
Dering jam alarm berbunyi memenuhi kamar berwarna biru tua. Merasa bunyi itu mengusik tidurnya lantas salah satu laki-laki mengulurkan tangan meraba nakas dan mematikan alat berisik itu. Matanya mengerjap perlahan merasakan deru nafas didada bidangnya. Sedikit menundukkan kepala dan melihat wajah damai yang sedang tertidur pulas dengan tangan melingkar di pinggangnya. Sepertinya sangat nyaman sampai-sampai tidak bergerak sedikit pun.
Semakin diamati wajah itu terlihat semakin menggemaskan membuat Keen tidak tega untuk membangunkannya. Tangan kanannya bahkan sampai kebas karena menjadi bantal untuk Nanda semalaman.
Keen menarik selimutnya saat merasakan Nanda semakin merapat pada tubuhnya. Sepertinya laki-laki manis itu kedinginan karena AC sejak tadi malam masih menyala. Alhasil Nanda mencari kehangatan ditubuh Keen. Keen menyelimuti Nanda sampai sebatas leher. Tangannya bergerak mengelus rambut Nanda yang begitu halus. Menyelipkan beberapa anak rambut yang menjuntai menutupi kening.
Nanda sedikit menggeliat merasa terusik oleh tingkah Keen. Tangannya berpindah ke dada bidang Keen. Kehangatan yang menyelimuti tubuhnya membuat Nanda betah memejamkan mata.
Pertahanan Keen hancur, senyuman terulas di bibirnya. Tidak bisa, Keen tidak bisa dihadapkan oleh tingkah Nanda yang seperti anak kecil seperti saat ini. Bagaimana bisa Nanda terlihat begitu menggemaskan meskipun saat sedang tidur. Keen mendekap Nanda lebih erat. Ia tidak ingin pagi ini berlalu cepat. Biarlah ia berangkat sekolah sedikit terlambat.
Digenggamnya jari-jari mungil Nanda. “Halus.” Gumam Keen sembari memindahkan tangan Nanda ke pinggangnya kembali.
Mendengar pintunya diketuk oleh seseorang dari luar membuat Keen menghela nafas. Rasanya ingin mengumpati orang yang telah mengganggu pagi indahnya.
“Keen udah siang woy bangun!!!”
Teriakan nyaring disertai ketukan pintu brutal, Keen paham betul siapa pelakunya. Sama sekali tidak berniat meladeni gadis gila itu Keen memilih menutup telinga Nanda agar tidak terganggu.
Karena tak kunjung mendapat balasan, Kay mendobrak paksa pintu kamar Keen sampai terbuka. Seketika ia berdiri mematung di depan pintu. Menatap dua manusia yang sedang asik berpelukan dalam satu ranjang. Sangat romantis sampai membuat jiwa jomblo Kay meronta-ronta.
“Ngapain Lo?”
Suara serak khas orang bangun tidur membuyarkan lamunan Kay. Berdehem lirih sambil menatap sekitar. “Gue kira Lo belom bangun, jadi gue kesini, udah siang gue takut Nanda telat ke sekolah, dia kan murid baru.”
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISON [END]
Teen Fiction[END] Terjebak seperti dalam penjara? Begitu dingin dan juga mengekang. Posesif dan juga menggairahkan. Romantis dan juga cemburu. Sakit tapi candu. Nanda dengan kedua kakak tirinya. Sanggupkah Nanda menahan rasa sakit yang 'mereka' berikan? Nanda h...