Hubungan Nanda dan Yoga sempat bersemi ketika keduanya duduk di sekolah menengah atas. Saat itu, Yoga sering kali ke kantin hanya untuk menggoda setiap perempuan yang lewat. Tak benar-benar menggoda, hanya saja dengan tatapan Yoga, perempuan sudah tergoda dengannya.
Memiliki kesan dingin bak pangeran, itu hanyalah kebohongan belaka pada wajah Yoga. Pasalnya, setiap kali lelaki itu membuka mulut, maka semua teman tertawanya akan terbahak-bahak mendengar candannya.
Awal pacaran, Yoga hanya sempat mengantar Nanda sampai gang rumahnya.
Ck, jemput cewek kok depan gang.
Dan kemudian lama kelamaan ia memberanikan diri untuk mengantar perempuan itu sampai depan rumahnya. Apakah sampai disitu saja? Jelas tidak. Beberapa kali Yoga memberikan kode kepada Nanda agar mengajaknya untuk masuk ke dalam kamarnya.
Jelas saja di tolak karena saat itu Nanda belum memiliki keberanian untuk melakukan hal aneh seperti saat ini.
Sebenarnya, semenjak duduk dibangku perkuliahan, Nanda mulai berani mengikuti nafsu naluri lelaki yang mengajaknya bercinta. Hanya saja, ia tak berani jika kejantanan sang lelaki memasuki lubang kecil kewanitaanya.
Istilahnya hanya sebatas gesek menggesek. Ya, tetapi tetap saja hal itu justru membuat perempuan berumur dua puluh satu itu horny di buatnya.
kak yoga
gue di depan rumah lo.
"Mampus, dia ngapain ke rumah gue?" batin Nanda yang kini segera mengambil jaketnya asal. Karena saat ini Nanda tengah mengenakan atasan crop tanp lengan.
Lalu, Nanda pun menuruni anak tangga untuk membukakan pintu untuk tamunya pada siang ini.
Kriettttt
"Kak Yoga? Ngapain kesini?" Nanda yang bingung pun bertanya. Jelas saja ia bingung dengan lelaki di depannya. Setelah berpisah selama dua tahun lamanya, kini lelaki itu muncul kembali di hadapannya dengan senyum manisnya.
"Mau makan sianglah. Kan tadi lo sendiri yang ngetweet begitu?" balas Yoga dengan jelas.
Lelaki itu pun masuk ke dalam rumah besar dan mendaratkan tubuhnya pada sofa berwarna beige di depannya.
Kedua tangannya ia rentangkan pada kepala sofa dan wajahnya terpejam begitu kepalanya mengadah ke atas.
Padahal lo belum di apa-apain, Ga.
"Mau kopi atau susu?" tanya Nanda menyambut mantan kekasih di depannya.
"Siang-siang panas gini kenapa lo malah nawarin gue yang begitu si? Kan bisa nawarin gue yang seger-seger, Nan."
Alis Nanda terangkat. Ia mulai jengkel dengan lelaki tersebut.
"Ahhh gitu, ya? Gue ada si sirup lemon, tapi itu pun kalau lo suka kak."
"Boleh tuh."
-------
Tak hanya meminum sirup lemon, keduanya pun berbincang-bincang saat ini. Hoodie yang telah di kenakan oleh Yoga di lepas dan ia letakkan pada tangan sofa di sampingnya.
Setiap Nanda tertawa, diam-diam Yoga memandang perempuan itu dengan lekat.
"Cantik banget si, lo." gumam Yoga.
"Gimana, kak?" tukas Nanda.
Karena merasa ketahuan, Yoga pun memperjelas ucapannya.
"Lo cantik." lalu, lelaki itu membuang wajahnya karena merasa malu setelah mengucapkan hal itu.
"Hahahaha. Lo kemana aja emangnya kak? Baru sadar kah?"
"Udah dari jaman SMA itu lo cantik, Nan. Tapi sekarang makin-makin gitu deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer