Akibat Pulpen Sapu Celaka

1 1 2
                                    

Anyeong ketemu lagi.....👋
Selamat membaca

°°°°°°°°♡°°°°°°°°

Bel berbunyi, menandakan jam istirahat setelah upacara habis. Para siswa kelas XI-IPA 1 sudah berada di dalam kelas 5 menit sebelum bel masuk berbunyi. Memang mereka sepakat seperti itu, agar saat guru datang mereka bisa langsung melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Hari Senin adalah hari yang sehat dan menyenangkan bagi siswa kelas XI-IPA 1. Bagaimana tidak, setelah dijemur di lapangan saat upacara selama kurang lebih 45 menit, mereka juga memiliki jadwal yang sangat asyik yaitu, matematika, fisika, dan olahraga. Mereka harus dicaring 2 kali, dan terkena polusi angka yang menyebabkan kepala pusing. Sungguh asyik bukan?.

"Pagi anak-anak!." Sapa Bu Nina sambil berjalan ke meja guru. Bu Nina adalah guru matematika mereka. Beliau termasuk ke dalam guru yang banyak disukai murid, karena beliau ramah, murah senyum, dan sabar. Minus pelajarannya saja, kenapa harus matematika.

"Pagi bu!."

"Sebelum mulai kegiatan belajar marilah kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai!."

"Selesai. Apakah semuanya hadir hari ini?."

"Hadir bu." Jawab Erga, sebagai ketua kelas saat bel masuk berbunyi dia bertugas untuk mengabsen teman-temannya, jadi ketika guru bertanya langsung tahu.

"Baik. Kita akan memasuki materi baru hari ini. Silahkan disimak penjelasan saya, jangan menulis terlebih dahulu. Apabila ada yang tidak mengerti langsung ditanyakan ya?."

"Iya bu."

Saat menerangkan sesekali bu Nina memberi pertanyaan untuk mengetahui apakah muridnya belajar saat di rumah. Dan yang menjawab hanya Reina dan Erga. Meskipun Erga terkesan seperti badboy tapi perihal nilai dia tidak akan main-main.

SKIP

Ketika bu Nina selesai menjelaskan di depan dan tidak ada siswa uang bertanya, bu Nina menuliskan pertanyaan sebagai latihan mereka.

KRING

"Karena sudah bel jadi soalnya saya diskon 20%, dari 5 jadi 4. Silahkan materi dan soalnya di catat untuk pengumpulan latihannya, dikumpulkan ketika ada jadwal saya lagi. Terimakasih. Selamat beristirahat."

Reina yang memang sudah lapar, dia bergegas untuk mengambil buku dan pulpen untuk mencatat. Tapi pulpennya hilang entah kemana padahal dia ingat sekali kalau dia sudah memasukkan pulpen ke dalam tas. Bahkan dia ingat, dia memasukkan 3 pulpen untuk stok. Merasa tahu siapa yang melakukan itu biasanya, mata Reina langsung bergerak mencari orang itu.

Dan Erga sebagai pelakunya dengan santainya dia berjalan sambil membawa pulpen Reina. Reina yang menemukannya langsung berdiri di dekat Erga.

"Balikan pulpen gua cepat!." Ucap Reina sedikit teriak berharap Erga segera mengembalikannya. Tapi namanya Erga, yang memang dasarnya jail dia malah tertawa.

"Enak aja, ambil kalau bisa." Ucap Erga seraya berlari di dalam kelas.

Dengan kakinya yang panjang tentu mudah bagi Erga untuk berlari meninggalkan Reina yang tingginya hanya sebatas dadanya saja.

Reina tidak menyerah. Dia terus mengejar Erga sambil membawa sapu sebagai senjata untuk memukul Erga walaupun kesulitan. Dan ketika jarak mereka sudah dekat Reina mengambil ancang-ancang untuk memukul Erga sambil berlari, dan HAP..... tidak kena. Sapu itu malah mengenai bangku dan berakhir patah menjadi 2. Erga langsung mengambil kertas, sedangkan Reina hanya ternganga. Bagaimana bisa sapu itu patah padahal Reina tidak memukulkan terlalu keras.

"Ok, karena lo udah ngerusakin fasilitas kelas, lo harus ganti dua kali lipat." Ucap Erga sebagai ketua kelas, sambil menekan kata dua kali lipat yang tentu saja itu akalnya saja untuk mengerjai Reina. Padahal Reina hanya harus mengganti sesuai dengan jumlah yang dirusakkannya.

Sekolah membuat peraturan seperti itu agar siswanya belajar bertanggung jawab dan menjaga dengan baik fasilitas yang diberikan kepada mereka.

"Enak aja, ini juga gara-gara lo, kalau lo nggak ngambil pulpen gua, juga nggak bakal kayak gini." Kata Reina yang merasa bahwa dia tidak sepenuhnya salahnya, ini juga salah Erga yang mengganggunya, dan salah sapu karena di mudah patah.

"Ya udah kalau gitu gua laporin ke bu Anik."

Bu Anik adalah wali kelas XI-IPA 1 sekaligus guru bahasa Inggris mereka.

"Iya iya gua ganti." Ucap Reina jengkel, karena uang untuk mengganti sapu lumayan untuk membeli mie ayam dan boba.

"Anak pintar, nih gua balikin." Kata Erga sambil mengacak rambut Reina.

Teman-teman sekelas mereka yang memang sudah biasa menyaksikan mereka seperti itu hanya diam dan menikmatinya.

"Ish dasar Ergakampret. Seharusnya nama tu anak Erkampret. Nama Erga itu terlalu bagus buat anak keturunan tantan kek dia. Dasar Erkampret." Dan masih banyak lagi umpatan yang Reina berikan untuk Erga.

"Jangan kayak gitu, jodoh baru tau rasa lo." Ucap Tika, yang dihadiahi tatapan tajam Reina.

Setelahnya kegiatan Reina berjalan lancar, tanpa ada Erga yang menjailinya. Entah kenapa bocah prikk itu mood nya tidak bagus ketika masuk kembali ke dalam kelas setelah istirahat tadi. Dia lebih banyak diam, tidak seperti biasanya yang tingkahnya membuat orang kesal. Mereka jadi khawatir Erga kesurupan setan cuek.

KRING

Bel pulang berbunyi. Para siswa bergegas membereskan alat tulis dan buku. Bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

Reina yang penasaran dengan Erga saat sudah di parkiran dia mendekati Erga.

"Napa lo? Sariawan kah? Diem-diem bae." Tanya Reina.

"Nggak kenapa-napa." Jawab Erga singkat, setelah itu dia melajukan motornya.

"Idih aneh."

FYI sekolah mereka mulai jam 07.00 and pulangnya jam 14.00 ya. Alias full day. Sabtu Minggu mereka libur.

°°°°°°°°♡°°°°°°°°

Gimana ceritanya?
Jangan lupa tekan bintang ya!!!
Jangan lupa komen juga!
Kalau ada typo maaf yaaaaa

See you next time👋👋👋👋👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TETANGGA KAMPRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang