16

13.6K 394 10
                                    


Part ini sedikit dulu ya:)

***

Raja terbangun dari tidurnya, tepat pada pukul 03:1 dini hari. Pria itu terbangun karna merasa kehausan. Dengan mata sayu raja menatap nakas di sampingnya, melirik teko tersebut ternyata kosong membuatnya turun dari kasurnya untuk ke dapur untuk mengambil minuman yang berada di lantai dasar.

"Kak raja" panggil Luna saat raja baru saja akan menyentuh gagang pintu. Tanpa Luna duga sebelumnya raja menjawab.

"Hm."

Luna mengerjab-ngerjabkan matanya saat mendengar suara serak khas raja.

Luna bangkit dari tidurnya lalu mendekati raja yang berada di ambang pintu, perempuan hamil itu memegang perutnya yang sudah membuncit.

"Kak, dari semalam Luna ngidam," beritahu luna, meskipun ia tahu kalau raja tidak akan perduli sama sekali padanya termasuk pada bayi mereka. Ah, atau lebih tepatnya bayi Luna karna hanya ia yang menganggapnya dan mengakui kehadiran si bayi.

"Ngidam apa?" Tanya raja, Luna kembali mendongakkan kepalanya menatap sang suami dengan pandangan cengo.

Raja membalas tatapan Luna yang terkesan tidak percaya.

"Ngidam apa?" Raja mengulangi pertanyaannya.

"Em, aku pengen makan nasi goreng buatan kakak," jawab Luna menunduk. Takut jika raja marah, meskipun hatinya masih bingung.

"Oke, tunggu di sini. Gue buatin," final raja, Luna hampir saja menjatuhkan rahangnya. Ada apa dengan raja? Kenapa laki-laki itu dengan mudah menuruti keinginan Luna. Biasanya tidak begitu, biasanya pria itu akan mengamuk sembari mungumpati sang istri sekaligus sang anak yang menurutnya sangat merepotkan.

Bukan Luna tidak menyukai sikap raja malam ini, tapi, ia heran saja.

"Kak raja," panggil Luna saat raja sudah mulai melangkah. Raja hanya menoleh.

"Ikut," cicit Luna dengan suara pelan, raja tidak menjawab ia malah melanjutkan langkahnya membuat luna mendongak.

"Gak nolak, berarti boleh." Gumam Luna pelan. Ia kemudian mulai berlari mengikuti raja yang mulai menuruni tangga.

Mendengar suara mengikutinya raja menoleh, jantungnya serasa ingin jatuh saat melihat Luna berlari di tangga.

Refleks raja berlari ke arah Luna dan menggenggam tangan perempuan itu.

"Lo mau jatuh? Hah!" bentak raja kesal, Luna mengerjab-ngerjab saat raja membentak nya karna khawatir mungkin? Hm, Luna tidak tahu.

"Kak raja khawatirin aku sama dedek bayi? " tanya Luna berharap lebih.

Seketika raja yang menyadari sikapnya. Ia segera melepaskan tangan Luna., terkesan menghempaskan. "Gak."

"Yakin? Tadi kakak marahin aku gara-gara lari di tangga lo? Bukan khawatir namanya? " goda Luna.

"Gak usah halu lo, gue gak khawatir sama lo maupun anak lo itu. Gue cuman takut lo tadi jatuh, terus mati, dan gentayangan di rumah keluarga gue. Ih serem anjir! " raja bergidik ngeri membayangkan.

Bukannya tersinggung dengan kata-kata raja Luna malah tertawa.

"Jadi, kak raja takut hantu? " tanya Luna membuat raja menatapnya tajam.

Yeah Luna mengetahui satu tentang raja. Yaitu takut pada hantu.

***

"Kak, temenin aku nonton yuk," meskipun masih takut pada raja. Luna mencoba membuktikan bahwa apakah benar raja takut akan hantu.

"Film apaan?" Tanya raja ogah-ogahan. Pagi-pagi sekali raja sudah leha-leha di sofa.

Minggu pagi raja habiskan untuk beristirahat.

Luna tersenyum geli mendengar Jawaban suaminya. "Film horor kak,"

Raja refleks terbatuk dengan mata melotot mendengar kata horor.

"Enggak. Lo aja sana sendiri, jangan ngajak-ngajak gue, gue pengen pergi Ama Celina." Ujar raja beranjak pergi meninggalkan luna sendirian. Yang terpekur

***

Part ini sedikit dulu ya:)

LUNA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang