Part VII

201 10 2
                                    

Keyra, Dhifa dan Gita tiba di sebuah kafe. Kafe Terlihat tidak banyak pengunjung yang datang, memudahkan mereka untuk mencari tempat duduk.

"Mana nih, si Dodol?" tanya Dhifa tidak melihat batang hidung orang yang mempunyai janji temu.

"Tumben munculnya lama. Biasanya kalau kita panggil, langsung muncul kayak jin si Aladin." timpal Gita melihat-lihat menu untuk memesan.

"Enak yah selalu makan ghibah. Apalagi yang dijadiin bahan ghibah itu anak sebaik Doel," ucap seorang remaja yang baru saja datang dan langsung menghampiri mereka.

"Siapa yang ghibahin situ. Iya nggak, Dhif?" elak Gita meminta bantuan Dhifa.

"Iya, Dodol. Kita--"

"Siapa yang lo panggil Dodol? Nama gue Doel yah! bukan dodol. Nama antik kayak gue kok dipanggil Dodol." potong Doel menarik kursi untuk duduk.

"Soalnya dodol itu enak, bisa dimakan. Manis dan murah. Nah, lo kalau dipanggil dodol bikin gue kenyang tanpa harus makan nasi uduk Mbok Yuli di pagi hari. Gitu, hehe," balas Dhifa disertai cengiran khasnya.

"Udah, to the point. Duit gue semalem, siniin." lerai Keyra menatap Doel.

Tujuan mereka kesini mau menagih hasil balapan semalam. Sebelum bertemu Ano, Keyra melakukan lomba balapan dan menang. Bukan balapan liar, tapi balapan resmi yang diselenggarakan setahun sekali.

"Duit ... balapan semalam ya, Mbak Key?" tanya Doel tiba-tiba menjadi gugup.

"Masih aja nanya nih bocil. Iya, mana duitnya?!" sentak Keyra cepat.

"Sabar atuh, Mbak Key. Duitnya teh belum dikasih sama--"

"Belum dikasih? Maksudnya apaan nih? Bukannya semalam pemenangnya jelas-jelas gue ya?" tanya Keyra bertubi-tubi. Dia tidak terima dipermainkan seperti ini.

"Eh, nggak bisa gitu dong. Gimana sih, Dodol!" timpal Dhifa juga tidak terima.

"Bercanda, Mbak! Takut banget duitnya nggak Doel kasih." kata Doel tersenyum.

"Takut pala lu! Lo nggak usah banyak bercanda.
Udah sini, duit hasil balapan gue semalem." desak Keyra membuat Doel segera menyerahkan sebuah amplop kuning.

"Nih, duitnya Mbak Key. Monggo diambil,"

"Gue pamit dulu. Masih ada urusan. Ayo, Dhif, Git!" ucap Keyra meninggalkan kafe bersama dua sahabatnya.

"Lah, langsung pergi si Mbak Key. Padahal kan Doel plannya mau minta traktir," monolog Doel menggelengkan kepalanya.

Bukan rejeki lo, Doel.

****

Sesuai dengan janjinya, Keyra datang ke alamat yang tertera pada kartu pengenal yang diberikan Andrea. Keyra berdiri di depan gedung perusahaan bernama Galaxy Group sendirian. Sementara Shifa dan Gita, mereka punya urusannya sendiri.

"Nona Keyra." panggil Sam.

Kalian masih ingat dengan pria yang satu ini kan?

Keyra menoleh untuk melihat pria yang baru saja memanggilnya.

"Tuan Andrea sudah menunggu di dalam. Silahkan masuk." ujar Sam datar.

"Gue, masuk ke dalam?" tanya Keyra memastikan.

Sam mengangguk. Mendapatkan jawaban, Keyra langsung masuk. Pandangannya menyapu setiap inci perusahaan ini. Di dalam hati, Keyra takjub dan terus mengikuti Sam.

Ceklek!

Hingga Keyra dibawa ke sebuah ruangan. Keyra melihat tiga orang yang sedang duduk di sofa. Ketiga orang yang sedang duduk di sofa itu menatapnya.

Bad Girl Jadi Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang