CHAPTER 21

636 103 15
                                    

Ettt! Ett! Udah malam, bang!
Entar masuk angin loh!

Ettt! Ett! Udah malam, bang! Entar masuk angin loh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°~Happy Reading~°

"Hai, tetangga!" Sapa Barra sambil mengucek matanya.

Barra bangkit dari tidurnya, kemudian duduk di atas kasur dengan selimut masih membungkus seluruh tubuhnya, kecuali kepala.

"Te-tang-ga?! Kkk-kok bisa?" Tanya Bianca terbata.

"Kenapa? Kaget karena orang yang lo guyur malah jadi tetangga lo?" Ucap Barra dengan smirk khasnya.

Bianca memutar bola mata malas. "Ck. Ngapain masih dibahas segala sih, om? Kan udah gue jelasin kalo gue gak sengaja."

"Am om am om! Sejak kapan gue nikah sama tante lo?" Protes Barra tak terima dipanggil om.

"Yahh terus panggil apa dong? Lagian muka lo kayak om-om sih." Ceplos Bianca tidak ada takut-takutnya.

"Ngomong apa lo barusan?!" Ucap Barra turun dari kasur.

Bianca membulatkan mata. Selimut yang menutupi tubuh Barra terlepas. Dengan langkah pelan, Barra mendekati Bianca tanpa sehelai benang pun menutupi dadanya. Kulitnya yang eksotis dipenuhi oleh tatto membuat saraf gerak Bianca seakan berhenti sejenak. 

Reflek Bianca memejam erat matanya menyadari pemandangan tidak senonoh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reflek Bianca memejam erat matanya menyadari pemandangan tidak senonoh itu.

"Heh, bocah! Kalo ada orang ngomong itu ditatap!" Ucap Barra menarik paksa dagu Bianca.

Bianca menggeleng keras menghempas tangan Barra dari wajahnya. "Rules number one, dilarang keras memamerkan tubuh telanjang di hadapan perempuan tak dikenal!"

"Perempuan?" Gumam Barra mengernyitkan alis.

"Pfftt.. AHAHAHAHAHA.." Dalam sepersekian detik tawa Barra pecah.

Mendengar gelak tawa Barra, mata Bianca kembali terbuka. Terlihat Barra ngakak guling-guling di atas kasur.

"Ngelawak lo! AHAHAHAHAHAHAH.. Sakit banget perut gue!" Ucap Tara sambil memegang perutnya.

ILY, Bongsor: Dari Bian Untuk BianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang