Orang-orang sibuk mondar-mandir dengan tugas yang telah mereka terima masing-masing. Meskipun terlihat sibuk, raut bahagia tercetak dengan jelas di wajah orang-orang yang hari ini sedang bekerja keras untuk lancarnya acara besok.
Tak terkecuali lelaki manis yang tidak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya. Cantik dan manis. Indah adalah definisi yang sempurna untuk lelaki yang tengah berbahagia saat ini.
Selaku tokoh utama dalam acara besok, mana mungkin lelaki itu akan menyembunyikan raut bahagianya. Haechan, adalah nama dari lelaki yang sebentar lagi akan menyandang Marga Lee dari calon kekasihnya yang besok akan menjadi suami sahnya.
"Bagaimana? kau gugup tidak?" tanya teman dekat Haechan selaku wedding organizer untuk pernikahan sang tokoh utama.
"Sangat" raut wajahnya memang terlihat gugup dan tegang, namun senyum bahagia senantiasa tercetak di wajah Haechan ketika menjawab pertanyaan.
"Nyonya Lee .. " goda si teman dekat sembari tersenyum jahil serta menaik turunkan alisnya.
Mendengar itu Haechan mendorong bahu teman dekatnya yang memiliki tubuh yang lebih kecil darinya. Meskipun tubuh temannya lebih kecil, namun tenaga yang dimiliki oleh lelaki itu tidaklah main-main jika ingin membalas. Beruntung temannya tidak ingin membalas perbuatannya yang barusan.
"Setelah kurang lebih 4 tahun, akhirnya aku dan Mark hyung menikah, Renjun-ah. Ini seperti mimpi yang jadi nyata" ungkap nya atas perasaan yang ia rasakan.
Lelaki pemilik nama Renjun itu pun tertawa renyah, dia tau betul perjalanan sang teman dengan kisah cintanya yang sering naik turun layaknya hubungan pada umumnya. Dimana hubungan yang dimiliki Haechan sering terjadi salah paham dan berakhir pertengkaran. Bahkan keduanya sempat mengakhiri hubungan beberapa kali karena dulu keduanya masih mementingkan ego masing-masing.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Haechan maupun sang kekasih yang sekarang lebih tepat disebut calon suami, menyadari jika pertengkaran bisa diselesaikan dengan kepala dingin tanpa emosi. Dan beruntung keduanya mampu meruntuhkan dinding ego masing-masing dan bisa bersama kembali sampai sekarang.
"Besok hari bahagia mu, jangan terlalu lelah. Semoga besok lancar dan tidak ada halangan yang berarti" doa Renjun untuk kelancaran acara sang teman dekat.
Haechan pun tersenyum sembari menautkan jari-jari di kedua tangannya, lalu matanya terpejam serta kepalanya menunduk.
"Semoga Tuhan memberkati hari esok" doanya dengan tulus.
.
.
Hari sudah menjelang sore, persiapan sudah 95 persen jika dihitung dari keseluruhan acara.
Saat ini Haechan sedang melakukan panggilan dengan calon suaminya. Dan sejak tadi lelaki manis itu tidak henti-hentinya menceritakan apa saja yang ia lakukan seharian ini. Meskipun terasa lelah, tapi tetap saja rasa lelahnya seakan sirna mengingat jika besok hari pernikahannya.
'Cepat istirahat, sayang. Aku tidak mau kau sakit besok'
"Masih sore, Mark hyung. Tidak berkaca ya, aku tebak saat ini hyung masih di kantor" Haechan membalas dengan nada merajuknya.
Dari seberang terdengar tawa renyah dari lelaki yang dicintainya, membuat Haechan mengerutkan dahi tidak mengerti. Apa yang sedang di tertawakan calon suaminya?
"Kenapa? Benarkan perkataan ku. Jika Mark hyung masih di kantor, sibuk dengan tumpukan kertas yang sepertinya lebih penting dibanding kan hari pernikahan besok" keluhnya terdengar kesal.
Sebelum menjawab lelaki di seberang sana masih tertawa, gemas dengan apa yang dikatakan calon istrinya. Hanya mendengar suaranya saja sudah membuat Mark merasa gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]
FanficBXB, MPREG Tepat sehari sebelum pelaksanaan pernikahannya dengan sang kekasih, Haechan mendapat berita yang mengharuskan nya untuk merelakan pernikahan nya demi sang adik kesayangan. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain sementara aku mencin...