Lee Hyuk Jae POV
Hari ini hari yang sangat kutunggu-tunggu. Hari di mana aku. Lauren dan Hyun Eun akan berjalan-jalan ke taman hiburan. Bukankah itu akan sangat mengasyikkan. Berjalan-jalan bersama ke taman hiburan seperti sebuah keluarga kecil yang bahagia.
Berbagai persiapan telah aku siapkan dibantu Han Ahjumma, pembantu keluargaku yang sudah membantuku merawat Lauren sejak istriku tiada. Mungkin jika tidak ada Han Ahjumma aku pasti tidak akan bisa membesarkan Lauren hingga sebesar dan sepintar ini.
Lauren sudah siap dari tadi. Dia meminta memakai gaun terbaiknya dan juga meminta Han Ahjumma menata rambutnya. Terlihat sekali jika dia sangat senang hari ini.
Saat sedang memeriksa apa saja yang perlu kami bawa tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat mengganggu.
“Hyung mau ke mana?” Tanya suara itu yang ternyata Minho adik iparku.
“Lauren sayang, keponakan paman yang cantik. Mau ke mana eoh?” tanyanya pada Lauren sembari meraih Lauren dan menggendongnya.
“Kami mau pergi ke taman hiburan paman.” Jawab Lauren polos.
“Waaahh. Ke taman hiburan? Paman ikut eoh?” tanyanya pada Lauren.
“Andwaeeeee.” Larangku padanya. Jika dia ikut, dia pasti akan menggangguku dan Hyun Eun nanti.
“Waeyo hyung? Aku kan juga ingin pergi ke taman hiburan bersama keponakanku. Lagipula aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku kan rindu pada keponakanku ini.” Ujarnya merengek padaku sambil mencium-cium Lauren yang berada di gendongannya.
Belum sempat aku menjawab tiba-tiba Lauren sudah menjawab rengekan pamannya tersebut.
“Tentu saja Paman Minho harus ikut, karna pasti akan semakin ramai dan mengasyikkan. Paman, tahukah kau, kami mau pergi bersama Bibi Hyun Eun. Bibi Hyun Eun cantik sekali. Tapi kata Appa eomma lebih cantik lagi.” Ucap Lauren polos.
Minho pun hanya menatapku. Entah apa arti tatapannya itu. Tapi aku yakin dia sangat penasaran pada sosok Bibi Hyun Eun yang diceritakan Lauren.
“Eoh, paman jadi penasaran secantik apa Bibi Hyun Eun itu sehingga membuat keponakan paman yang sangat cantik ini sangat menyukainya. Bahkan mengajaknya ke taman hiburan. Padahal pamannya yang tampan inipun tidak pernah diajak ke taman hiburan.” Ujar Minho pada putriku.
“Tentu saja bibi itu sangat cantik paman. Dia seperti boneka Barbie yang paman belikan untukku. Dia juga sangat baik padaku paman.” Ucap putriku menjelaskan tentang Hyun Eun pada paman kesayangannya itu.
Jadi seperti itulah Hyun Eun di mata putriku. Cantik bagaikan boneka Barbie. Lucu sekali perumpamaannya untuk Hyun Eun. Anak-anak memang selalu punya imajinasi sendiri tentang orang-orang di sekitarnya.
“Cha. Ayo kita berangkat. Jangan sampai nanti Bibi Hyun Eun menunggu lama.” Ucapku memecah obrolan paman dan keponakan tersebut. Dan dengan terpaksa pula aku mengajak Minho. Karna bagaimanapun, Lauren sendiri yang mengajaknya tadi.
“Asiiiiiiiikkk.” Teriak Lauren yang sedari tadi masih berada di gendongan Minho.
Setelah kami masuk ke mobil Minho pun melayangkan tatapan bertanya padaku. Aku yakin dia pasti ingin menanyakan siapa sosok Bibi Hyun Eun itu. Karna memang aku tidak pernah berdekatan dengan gadis manapun setelah kakaknya meninggal. Bahkan Minho dan keluarganya sudah berulang kali membujukku untuk mencarikan ibu baru bagi Lauren, dan aku selalu menolaknya. Tapi kini, tiba-tiba saja dari bibir kecil Lauren keluar nama seorang gadis. Tentu saja itu membuat rasa penasaran Minho sangat besar.
“Jadi, ada yang ingin Hyung ceritakan padaku eoh?” tanyanya dengan tatapan bertanyanya.
“Ah bisakah aku menceritakannya nanti saat kita pulang eoh.” Jawabku dengan tatapan memohon.