HAI, SELAMAT MALAM!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMENT!
TERIMA KASIH!
HAPPY READING!
_____________________________________“Gue nggak akan ngebiarin orang lain buat ngerebut lo dari gue.”
-Elfahreza Nugroho
_____________________________________“Apa maksud ucapan lo?” Kedua manusia itu menoleh.
Aleena sontak berdiri ke samping El dan melingkarkan lengannya ke lengan laki-laki berkemeja hitam itu. El saat ini menatap Arkan dengan wajah datar dan aura dingin, rahangnya tampak mengeras, dengan gigi yang saling bergemelutuk.
Arkan menyeringai menatap remeh El, ia menepuk pundaknya dengan sedikit kasar. El melirik sekejap saat pundaknya ditepuk seperti itu, ia sangat tidak suka disentuh.
“Maksud gue, gue bakal rebut apa yang menjadi milik gue.” Ucapnya penuh penekanan.
El masih menatap datar laki-laki di hadapannya, ia kemudian menoleh ke samping seraya berkata. “Lo ke mobil dulu, dianterin Sean.” Ucapnya dan di angguki oleh Sean yang berada dibelakangnya.
“Gue sebenarnya nggak suka keributan, tapi ucapan lo tadi...”
“Santai, Bro. Emang bener yang gue bilang, Aleena milik gue dan gue bakal rebut dia dari lo, apapun caranya.”
BUGH!
Wajah Arkan terhempas ke samping, ia meringis kesakitan, namun tetap tersenyum menyeringai. Ia suka memancing keributan, karena itu adalah bagian dari kehidupannya.
“Dengan cara lo pukul gue, nggak bikin kemungkinan gue ngurungin niat itu.” Ia mengusap sudut bibirnya yang tampak nyeri dan berdarah.
Kedua tangan El kembali mengepal dengan kuat.
Arkan mendekati El dan berbisik, “Tunggu kehancuran lo, Elfahreza.”
Selama perjalanan, Aleena maupun El tidak ada yang membuka suara, terlebih lagi saat kejadian di cafe, membuat El tidak dapat mengendalikan kekesalannya. Auranya saat ini menjadi dingin, bahkan Aleena sendiri tidak berani membuka suara, melihat tatapan tajam laki-laki itu yang kini masih sibuk mengemudi.
Tapi sepertinya, Aleena tampak tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia berusaha ingin membuka mulutnya dan berkali-kali ia melirik laki-laki di sampingnya.
“Kak, tadi kalian ngomongin apa?” El seketika mengerem mobilnya, membuat Aleena hampir terkena dashboard mobil.
“Turun.” Ucap El tidak seperti biasanya saat ia berbicara lembut dengan Aleena.
Laki-laki itu turun tanpa membantu Aleena, seperti kebiasaannya.
Saat Aleena turun dari mobil, ia dikejutkan dengan keberadaan mereka yang saat ini berada di sebuah pemakaman. Ia mengerutkan dahinya, tidak mengerti.
“Kak, kenapa kita ada disini?” El sama sekali tidak menjawab pertanyaan Aleena, ia memilih berjalan menuju makam seseorang.
Aleena pun hanya bisa mengikuti langkah lebar laki-laki berkemeja hitam itu.
Mereka berhenti tetap di sebuah makam yang di selimuti oleh rumput-rumput hijau yang khas untuk sebuah makam.
El berjongkok dan diikuti oleh Aleena yang masih tidak mengerti dengan semua ini.
“Ini makam siapa kak?” Aleena berharap laki-laki di sampingnya itu mau menjawabnya.
”Lo kemarin pengen ketemu sama orang tua gue 'kan?” Aleena mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA
Teen FictionAleena elmira Elbaz, gadis berusia 17 tahun harus mengidap agoraphobia. Akibatnya ia harus melakukan homeschooling. ia memiliki kedua kakak yang tampan bernama Aksa Zhafran Elbaz dan Arion Afriza Elbaz. Kedua kakaknya sangat menyayangi dirinya namu...