Haechan kalut, apa yang terjadi hari ini bagaikan rollercoaster. Dia tidak tau bagaimana Jaemin bisa menjadi seperti sekarang. Adiknya juga tidak mau bercerita dan membahas siapa orang yang telah melakukan hal tidak terpuji tersebut. Dan lagi, sepertinya Jaemin sangat tidak menginginkan anak yang berada dalam perutnya.
Sudah di bilang dari awalkan jika Jaemin anak yang pendiam, serta patuh dengan peraturan yang appa mereka terapkan, lelaki cantik itu juga terbiasa di perlakukan sebagaimana seorang raja. Bukan di manja, lebih tepatnya mendapat kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya karena sikap dan sifatnya.
Jika mengetahui keadaan adiknya yang sekarang, bagaimana nasib Jaemin kedepannya? Akankah masih di perlakukan seperti sebelumnya? Apakah mendapatkan kasih sayang yang seperti lelaki itu dapatkan selama ini? Bagaimana jika hal sebaliknya yang terjadi?
Tidak. Haechan tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Jaemin harus mendapatkan apa yang selama ini di dapatkan. Jaemin tidak pantas mendapatkan perlakuan yang merendahkan lelaki itu nantinya. Sebagai seorang kakak Haechan akan melakukan apapun untuk menjaga dan melindungi adiknya.
Dan di sinilah Haechan sekarang, di depan pintu rumah mewah milik calon suaminya. Ah, mungkin tidak lagi, karena Mark bukan calon suaminya lagi setelah ini …
"Haechanie, ada apa malam-malam kemari?"
Lelaki cantik menyapa Haechan dengan senyuman hangat serta wajah bahagianya. Namun tak berapa lama wajah bahagia itu berganti dengan raut tidak mengerti setelah menatap wajah calon menantu keluarga Lee yang terlihat sedang bersedih.
"Ada apa sayang?"
"Bubu, Mark Hyung ada? Aku ingin bicara dengannya" pinta Haechan dengan suara lirih yang bergetar guna menahan air matanya.
"Mark ada. Ayo masuk dulu nak" ajak seseorang yang di panggil Bubu oleh Haechan.
Lelaki cantik itu merangkul bahu calon menantunya dan menuntunnya menuju ruang tamu keluarga Lee.
"Jae tolong panggilkan, Mark" pinta lelaki cantik itu pada suaminya.
Dan tak berapa lama, Mark keluar dari kamarnya. Senyum mengembang ketika pandangannya menemukan sosok menggemaskan yang sedang duduk dengan Mommy nya.
"Tidak sabar menunggu besok ya" goda lelaki yang baru saja sampai di dekat dua orang tadi. Mark belum tahu apa yang terjadi pada tambatan hatinya, begitu juga Mom dan Daddy nya.
Haechan memaksakan sebuah senyuman. Dan Mark menyadari jika itu bukan senyuman yang ditunjukkan kekasihnya ketika merasa bahagia. Lantas dengan perasaan cemas, Mark duduk di samping Haechan yang kosong sembari menggenggam tangan lembut kekasih hatinya.
"Ada apa, hm? Ada yang mengganggu pikiran mu?" tanya Mark lembut serta hati-hati. Tidak ingin perkataannya menyinggung hati kecil nan rapuh milik kekasih manisnya.
Mendapat perlakuan yang selalu menghangatkan, Haechan tidak lagi bisa menahan perasaannya. Dia meremas kuat tangan yang menggenggam jari-jarinya, sebelum akhirnya menghambur ke dalam dekapan lelaki yang begitu dia cintai.
"Hei ada apa, sayang? Ada yang menyakiti mu?" tanya Mark masih dengan nada suara lembut nya.
Haechan semakin menangis sesenggukan dalam pelukan lelakinya. Bagaimana dia bisa melepas lelakinya jika dia teramat mencintai lelaki nya?
Mark semakin mendekap dengan erat tubuh Haechan yang bergetar karena tangisnya. Tidak memaksa Haechan untuk bercerita, dan lebih memilih membiarkan lelaki manisnya meluapkan perasaannya terlebih dulu.
"Tolong aku, tolong bantu aku hyung" ucap Haechan di sela-sela tangisannya.
"Aku akan membantu, sayang. Tapi cerita lah terlebih dulu apa yang terjadi sampai membuat mu jadi seperti ini" suara Mark mengalun dengan lembut, seakan-akan sedang menjaga lisannya agar tidak salah berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wedding Ring's || Markhyuck || [Completed]
Hayran KurguBXB, MPREG Tepat sehari sebelum pelaksanaan pernikahannya dengan sang kekasih, Haechan mendapat berita yang mengharuskan nya untuk merelakan pernikahan nya demi sang adik kesayangan. "Bagaimana aku bisa menikah dengan orang lain sementara aku mencin...