Tentang Dia

176 21 1
                                    

Seorang pemuda kini sedang mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Dia menyalip beberapa kendaraan lainnya. Setelah beberapa saat akhirnya ia sampai di rumahnya, tempat yang paling tidak ingin ia kunjungi. Tetapi bagaimana bisa jika dia tidak kembali kesana, dia hanyalah seorang pelajar SMA yang tidak memiliki uang yang cukup untuk hidup sebatang kara.

Saat membuka pintu ia langsung dihadapkan dengan seseorang yang sangat dia benci, ayahnya. Pria paruh baya itu sedang duduk di kursi, menyilangkan kedua kakinya dan menatap tajam kepada sang putra.

"Darimana aja kamu, Adimas?" tanyanya menghampiri Adimas.

Adimas hanya memutar bola matanya malas dan berniat melewati ayahnya begitu saja, tetapi tangannya terlebih dahulu dicengkeram oleh sang ayah.

"Jawab pertanyaan papah! Dari mana aja kamu jam segini baru pulang." tanyanya sembari mencengkeram tangan sang anak lebih keras.

"Apa peduli papah? terserah aku mau pulang kapan aja, bahkan aku nggak pulang juga itu terserah aku. Emang papah pernah peduli sama aku? HAH?"

Bukannya menjawab dengan lemah lembut untuk menenangkan putranya, Bagas malah menampar pipi sang putra dengan sangat kencang.

Adimas sudah tidak kaget dengan apa yang dilakukan oleh sang ayah. Adimas segera pergi dari rumah dan memacu motornya dengan sangat cepat, sesekali air matanya menetes. Air mata itu selain menandakan kesakitan di pipinya, tetapi juga kepedihan didalam hidupnya.

Adimas berhenti dan menuruni motornya ditempat yang sangat sepi. Dia berjongkok di trotoar, sambil terus terisak.

"Kenapa semesta nggak pernah adil ke gue?"

"Kenapa gue selalu kebagian pahitnya aja?"

"KENAPA?!"

Isakan tangis itu terdengar sangat memilukan.

"Mah, sakit."

"Tuhan, biarin aku nyusul mamah."

Malam itu menjadi salah satu saksi pahitnya hidup Adimas.

Malam itu menjadi salah satu saksi pahitnya hidup Adimas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adimas."

"Adimas bangun." ucap seseorang sambil menepuk-nepuk pipi Adimas.

Setelah beberapa saat Adimas pun terbangun dan dia melihat seorang gadis berpakaian seragam SMA sekolahnya. Saat dia melihat wajah sang gadis, Adimas tersentak. Karena gadis itu tak lain adalah Anna.

"Lo ngapain tidur disini?" tanyanya.

"Nggak."

"Mata lo bengkak, kenapa?" tanya Anna sekali lagi.

"Gue gapapa, lo ngapain disini?" Adimas bertanya balik pada Anna.

"Gue tadi mau ke minimarket yang didepan sana, tapi gue malah liat lo disini." jawab Anna.

Samudra || LEE TAEYONG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang