Lama ga update ya
Selamat bermalam minggu😉
.
.
."Awas aja kalau kamu punya pacar lain."
"Emangnya kenapa kalau aku punya pacar lain?"
Wajah Fabian semakin keruh. "Beneran kamu punya pacar lain?"
"Aku cuma nanya sama kamu, emang kenapa kalau aku punya pacar lain?"
"Beneran atau nggak?"
Aku memutar bola mataku kesal. "Nggak."
Fabian menggenggam tanganku dan menatapku tajam. "Bener?"
"Iya."
"Iya apa?"
"Iya, aku punya pacar lain," bisikku tepat di hadapannya.
Rahang Fabian mengeras, melepas genggamannya dan berbalik meninggalkanku. Seketika aku tertawa melihat tingkahnya.
Nggak bisa dibecandain nih pacar.
Aku masih tertawa saat sebuah tangan mengusap pipiku-lho?
Mataku mengerjap, menyesuaikan cahaya yang tertangkap oleh mataku. Ada Fabian di depanku.
"Mimpi apa sampai ketawa?"
Mimpi?
Ternyata yang tadi itu cuma mimpi? Aku menguap sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.
"Kamu mimpi apa sih?"
"Mimpiin kamu yang lagi ngambek." Aku terkekeh melihatnya yang mulai memasang wajah cemberut. "Iya, kamu, Mas. Dikit-dikit ngambek sama aku."
"Kapan?" tanya Fabian, agak tidak terima.
"Nggak sadar?"
"Aku nggak pernah ya. Kamu kali yang suka ngambek sama aku?"
Sekarang wajah Fabian tertekuk, membuatku terkekeh. "Tuh udah mulai ngambek sama aku."
"Apa sih? Nggak ya."
Aku geleng-geleng kepala sambil mengedarkan mata. "Jam berapa sekarang? Udah pagi ya?"
"Baru jam sebelas malam." Fabian beringsut mendekat. Menarikku dalam dekapannya. "Jadi kamu mimpiin aku?"
"Hm."
"Mimpi gimana?"
"Kayak kejadian di masa lalu aja lewat. Inget nggak dulu kamu ngambek waktu kita nonton bioskop? Yang kata kamu, tiap kali kita ketemu, aku jadi irit ngomong?"
Perhatian Fabian kini terfokus padaku. Dia mencoba mengingat-ingat kepingan cerita lampau kami. Beberapa saat kemudian dia berdecak kesal. "Yang itu? Lagian kamu juga kenapa sih jadi pendiam tiap kali kita ketemu?"
Mulutku mengerucut. Sebenarnya aku malu mau mengakui alasannya tapi melihat raut wajah Fabian sepertinya aku harus jujur, daripada salah paham.
"Kamu nggak suka ketemuan sama aku?" desaknya.
"Nggak gitu juga."
"Apa?"
Ekspresi wajah Fabian masih sama seperti saat kami pacaran dulu. Memasang wajah cemberut dan ketus.
"Ya aku malu aja."
Fabian mengernyit. "Malu kenapa?"
Pakai tanya lagi! Pipiku sudah terasa panas sekarang. "Ya malu lah. Aku ... deg-degan aja kalau deket kamu."
Tidak ada sahutan dari Fabian setelah pengakuan itu meluncur dari mulutku. Masih terdiam, menatapku tidak percaya. Kenapa aku tiba-tiba merasa salah bicara? Reaksinya tidak seperti yang ku harapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (End)
RomanceBertemu mantan bukanlah hal yang ku inginkan saat ini. Mengapa harus bertemu lagi dengannya sekarang? Lebih tepatnya, mengapa kami baru bertemu lagi? Seketika aku ketakutan. Takut, rasa yang ku kubur dalam-dalam kembali muncul di permukaan dan memb...