16. Red Line

1.7K 228 36
                                    


10july2022;sunday

.

.
__________________________________________

__________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detik jam semakin mengikis malam. Jaehyun tengah melangkah menuju sebuah kamar. Menuju kepada tempat yang seharusnya menjadi sesuatu yang ia beri benteng tinggi-tinggi.

Ya, seharusnya.

Kalau saja itu tak memusingkan,

Kalau saja itu tak meracuninya,

Menghantuinya dari hari ke hari,

Malam ke malam.

Sampai ia melupakan jati dirinya sendiri sebagai sosok pemimpin yang seharusnya memiliki keteguhan untuk mempertahankan pondasi istana yang ia bangun bersama Yerin sekitar dua tahun yang lalu.

Ini akan mudah, kalau saja ia tak terobsesi pada mimpi yang menjerumuskan kewarasannya.

Lisa.

Tidak, logikanya semakin tak terkontrol dari waktu ke waktu. Malam singkat, dimana ia membuat sebuah keputusan yang benar-benar salah seumur hidupnya. Harusnya ia tak menawarinya perihal lima menit itu. Harusnya ia tak perlu memberi peluang kepada gadis belia yang beberapa kali terang-terangan menunjukkan minat lebih padanya. Harusnya ia menahannya.

Tapi mimpinya adalah sesuatu yang paling berharga di atas segalanya.

Bahkan itu menjadi tujuan hidupnya, jauh sebelum ia menemukan Yerin sebagai sosok ratu yang mendampinginya hingga saat ini.

Tok tok tok...

Tangannya mengetuk pintu secara perlahan. Menunggu sang pemilik datang memberinya kesempatan untuk bicara.

"Paman?"

Suara mungil yang pertama terdengar lantas membuat kedua sudut bibirnya hampir tersenyum sempurna. Kalau saja ia tak lupa dengan sesuatu yang ia susun matang-matang di dalam benaknya sejak beberapa malam terakhir.

Tidak, tapi kenapa gadis di hadapannya harus menampakkan diri dalam keadaan yang justru membuat pikirannya semakin susah di kendalikan?

Ibarat garis merah dalam sebuah permainan, Lisa kini sudah melangkah jauh melewati bagian itu.

Mantel mandi tebal berwarna putih, dengan handuk kecil yang membungkus gulungan basah itu, tak ayal jadi memaksanya menelan saliva yang bisa saja keluar dari belah bibirnya, jika ia tak cepat menahannya dan menariknya kembali masuk ke dalam kerongkongan.

Sial! 

Jaehyun memejam sepintas. Tidak boleh terburu-buru!

Ya, otaknya harus tetap waras mengingat jika sang istri masih bisa mendengar percakapan mereka di lorong sempit unit apartemennya.

JUST FIVE MINUTES! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang