Part. 35 | Luka Jiwa

83 13 4
                                    

‘Waktu memang dapat menyembuhkan semua luka. Tapi, tidak akan pernah dapat mengembalikannya seperti sedia kala.’
—Jekyll, Hyde and Me—

|||||||||||||||

"Huaaaa!!!"

"Sayang, ada apa? Kau kenapa?!"

"Ini.. I—ni, siapa yang menaruh bangkai burung di kulkas?!"

Kedua orang tua Baekhyun tercengang di depan lemari pendingin. Baekhyun kecil yang saat itu baru pulang entah dari mana, menatap kedua orang tuanya yang termenung di depan kulkas.

"Baekhyun.. apa itu ditanganmu?" Sang ayah bertanya.

"Hmm? Ini.. aku melihat di buku ayah, jika kita ingin melihat organ tubuh kita bisa membelah tubuh hewan untuk melihatnya. Aku mempraktekkannya. Lihat aku hebat kan, bu?"

Ibu Baekhyun menatap anaknya dengan geram saat melihat Baekhyun datang dengan seekor katak yang tubuhnya telah terbelah. "Baekhyun, apa kau yang menaruh bangkai burung di kulkas?"

"Oh, tadi aku nemu dijalan. Katanya kalau sudah mati bisa dimakan."

Lalu, dari sana ayah dan ibu selalu berbeda pendapat yang akhirnya berujung dengan pertengkaran di setiap malam. Ibu jadi sering memarahi Baekhyun tanpa sebab, ibu juga cenderung lebih memperhatikan Baekjun. Yah, memang Baekjun terlahir tidak normal dan lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih. Sayangnya, hal tersebut memicu kemarahan dan ketidak sukaan ayah pada sikap ibu.

Baekhyun mulai memecah kepribadiannya saat dia masih remaja, lebih tepatnya saat dia duduk di bangku menengah pertama. Perundungan yang dialaminya, dan kekerasan tak beralasan yang diterimanya dari ibunya. Menjadi alasan kenapa Baekhyun melakukannya.

Dia membagi ingatannya, dan dia membiarkan aku mengambil alih segala kenangan buruk yang ingin dilupakannya. Aku menyutujuinya karena aku sendiri ingin keberadaanku diakui, dan eksistensiku dikenali. Meski secara terbatas, aku merasa senang saat itu.

Separuh hidupnya jadi diisi oleh tumpukan amarah yang terus ditekan dan disembunyikannya selama ini. Rumah yang seharusnya menjadi tempatnya tumbuh malah membentuk ketidaknyamanan atas dirinya sendiri. Yang lantas membuat ayahnya berpikir jika Baekhyun tidak akan mampu untuk bersaing dengan orang-orang diluar sana, karena kepercayaan dirinya yang tidak tumbuh.

Singkat cerita, puncaknya terjadi saat amarah yang telah ditahan Baekhyun selama ini meledak pada kakaknya. Yang aku tahu Baekhyun tidak pernah mempermasalahkan ataupun protes pada orangtuanya terhadap kondisi kakaknya.

Hanya saja dia keberatan jika harus mengurus sang kakak apalagi harus mengabulkan segala permintaan kakaknya, termasuk mengikutinya seharian kemanapun dia pergi setelah pulang dari sekolah. Namun, dia tidak dapat mengutarakannya. Bahkan, sebenarnya Baekhyun sudah lelah untuk sekedar membencinya, dia jadi berpura-pura untuk terbiasa dengannya.

Saat itu di sekolah Baekhyun diadakan pertemuan orang tua, hari itu untuk pertama kalinya ibu datang bersama Baekjun. Hari itu ibu menitipkan Baekjun pada Baekhyun, dan sang kakak tentu saja mengikuti Baekhyun di sekolah pada hari itu. Teman-temannya bertanya siapa anak yang terlihat bodoh itu, dan Baekhyun tentu saja tidak bisa berbohong karena semua orang tahu jika anak yang terlihat bodoh itu datang bersama ibunya. Baekhyun menjawabnya jika anak itu adalah kakaknya. Teman-temannya saling berbisik dan kemudian tertawa kecil sambil melihat kearah Baekhyun dan kakaknya. Yang lebih parah, entah karena merasa tegang atau apa, hari itu kakaknya mengompol di dalam kelas. Kedatangan kakaknya hari itu menjadi lelucon yang bertahan sampai hari kelulusannya dari smp itu.

Baekhyun bertanya pada ibunya, kenapa dia mengajak Baekjun ke sekolahnya di hari rapat itu. Karena itu dia menjadi bahan ejekan teman-temannya. Ibunya marah sambil melemparkan wajan yang sedang dicucinya, dan bertanya 'apa kau malu memiliki kakak seperti Baekjun?' saat mendengar pertanyaan itu, Baekhyun ingin sekali menjawab dengan lantang dan tegas jika ya dia malu. Namun, jika dia menjawab jujur seperti itu urusannya tidak akan hanya selesai dengan ibunya yang mengomel sepanjang malam, tapi akan lebih parah lagi, misalnya dia akan dikurung di kamarnya sambil diminta untuk merenungkan perbuatannya yang dia sendiri tidak tahu apa yang telah diperbuatnya sehingga membuat ibunya marah besar.

Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang