Empat

744 83 4
                                    

"Anjing, asepnya jangan arahin ke gue, sesek."

Samudra terkekeh, berhasil menjahili Rasyi sehingga gadis itu terbatuk-batuk. Malam ini Samudra bersama sahabat-sahabatnya tengah berkumpul di cafe dekat rumah Lucy, tempat yang sering mereka kunjungi jika ingin sekedar berkumpul, bahasa gaulnya nongki gitu.

"Makanya kalo engga kuat jangan ikut," Revan menoleh dengan wajah mengejeknya, membuat Rasyi berdecak kesal.

Dipta memukul kepala Revan, "Lo aja sana jangan ikut,"

"Demen banget anjir mukul kepala, mak bapak gue aja engga pernah mukul kepala gue." Mengomel, Revan mengusap kepalanya sebab pukulan Dipta terasa sedikit nyeri.

Samudra menggeleng, memperhatikan sekitar. Langit semakin gelap dan pengunjung cafe pun semakin ramai berdatangan, meraih handphonenya sekedar mengecek apakah ada notif masuk dari Jehan atau tidak.

"Nunggu chat dari siapa pak?" Lucy sedikit
mengintip layar handphone Samudra sebelum anak itu segera menjauhkan handphonenya dari Lucy.

"Lo punya pacar Sam?" Tanya Dipta penasaran pasalnya dari semua sahabatnya yang paling misterius itu Samudra, dia tidak pernah mengetahui kisah cinta pemuda itu.

"Kepo," Sahut Samudra cuek tidak ingin terlalu menanggapi rasa penasaran sahabatnya.

"Dih," Rasyi mendecih, "Eh..."

"...Langit!" Teriak Rasyi melambai kearah pintu masuk, tidak sengaja menoleh, Rasyi mendapati kedatangan Langit dan Zerga, kedua teman SMA mereka dahulu.

Semuanya ikut menoleh, Dipta melambai kepada kedua orang itu dan disambut hangat oleh mereka, "Widih lama engga jumpa nih bro, apa kabar?" Mereka saling berpelukan satu sama lain, layaknya kawan lama kembali berjumpa.

"Baik banget gue," Sahut Langit, mengangkat alis pada Samudra yang kini melihat kedatangannya, "Gue kira siapa tadi teriak ternyata Rasyi."

Zerga mengangguk menyetujui, "Bener anjir, kaget gue, suara lo engga berubah ya, masih cempreng gitu."

"Hehe... reflek tadi, engga sengaja ngelihat lo berdua masuk," Rasyi tersenyum canggung.

"Kalian biasa nongkrong disini?" Lucy menatap kedua temannya itu bergantian, setelah mempersilahkan mereka duduk.

"Iya, kalo lagi gabut mainnya ya disini atau engga mah mentok ke mcd," Ucap Zerga.

"Kebetulan banget berarti hari ini, soalnya kita juga sering nongkrong disini tapi engga pernah ketemu kalian," Kata Revan.

"Iya kali ya," Langit menggaruk tengkuknya, "Oh... kurang Banyu engga si?"

"Lagi ada acara sama fakultasnya dia ke bali seminggu, besok pulang." Jawab Samudra.

Langit dan Zerga kompak membulatkan mulut membentuk O, berhubung bertemu teman lama, keduanya meluangkan waktu malam itu berkumpul bersama Samudra dan kawan-kawan, meski sebenarnya dulu saat SMA mereka tidak terlalu akrab satu sama lain.

🕊

Jam 21.55 Jehan baru saja menyelesaikan tugasnya, dia merapikan meja tempatnya mengerjakan tugas yang terlihat lumayan berantakan lantas meregangkan tubuh yang terasa begitu pegal.

"Capek, tugas engga bisa dihilangin aja gitu?" Gumamnya, menjatuhkan kepala diatas meja.

"Kak Jehan,"

Ketukan pada pintu membuat Jehan seketika menegakkan punggung, menoleh kebelakang sebelum bangkit, melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

𝐒𝐡𝐞𝐮𝐭𝐬𝐯𝐥𝐞𝐥𝐢 | 𝐉𝐚𝐞𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang