Tujuan Sam adalah sebuah apartemen sederhana yang ditinggalkan ibunya. Beruntung semua harta milik ibunya tidak digabungkan dengan milik ayahnya. Jika begitu, mungkin saat ini Sam hanya bisa menjadi gelandangan di jalan.
Ibunya memiliki satu restoran makanan khas Korea Selatan dan memiliki butik kecil yang baru 1 tahun ini di urusnya. Kekayaan ibunya memang tidak bisa dikategorikan sebagai kaya raya. Tetapi, menurut Sam itu cukup untuk membiayainya sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu, Sam juga akan mengembangkan bisnis ibunya agar lebih berkembang. Agar Sam tidak jatuh miskin suatu saat nanti. Jika dirinya miskin maka, tidak akan ada kesempatan lagi untuk membalas keluarga Om Egi. Bukan sebuah balas dendam, tetapi mengambil hak yang seharusnya menjadi miliknya.
"Bi, untuk sementara waktu kita tinggal di sini ya." ucap Sam tersenyum tipis. Dia sebenarnya tidak tega mengajak Bi Asih untuk tinggal bersama dirinya. Wanita paruh baya itu bisa saja pulang kampung. Tetapi Bi Asih tidak ingin membiarkannya seorang diri. Baiknya wanita itu akan selalu Sam ingat!
Bi Asih tersenyum dan mengusap bahu Sam dengan penuh keibuan. "Gak papa Non. Yang penting kita punya tempat buat tidur."
"Maaf ya, Bi. Sam jadi bawa bibi ikut hidup susah." Sam menundukkan kepalanya ketika matanya terasa panas. Gadis itu meremas pakaiannya hingga kusut.
"Bibi nggak keberatan kok. Lagian dengan begini Bibi bisa memastikan kondisi Non."
Sam tidak memiliki alasan lagi untuk tidak memeluk wanita paruh baya itu. Air mata yang sedari tadi ditahannya kini terjatuh. "Sam sayang sama Bibi. Jangan tinggalin Sam ya Bi. Sam nggak punya siapa-siapa lagi."
Bi Asih tersenyum mengembang dan membalas pelukan Sam. Bagaimana mungkin dia meninggalkan gadis yang rapuh ini. Orang tuanya juga begitu sangat baik padanya. "Bibi nggak bakal ninggalin Non. Bibi sudah janji sama almarhum ibu Non. Buat jagain dan ngerawat Non sampai bisa jaga diri sendiri."
Sam kembali menangis dalam pelukan wanita paruh baya itu. Dia ingin egois! Sam membutuhkan wanita ini. Apa jadinya hidupnya tanpa adanya Bi Asih. Mungkin sudah melangkah tanpa arah tujuan yang pasti.
Andai bunda di sini. Sam kangen pelukan Bunda. Batin Sam menjerit pilu.
*************
Sam menatap kagum gedung yang berada di depannya. Saat ini Gadis itu berada di sebuah SMA elite yang menjadi incaran banyak remaja seperti dirinya. Gadis itu memutuskan pindah sekolah karena tidak ingin bertemu Silvia.
Untuk sementara waktu biarlah dirinya menjadi pengecut! Sebab Sam membutuhkan waktu untuk bisa bertemu kembali dengan keluarga sampahnya itu. Dia akan mempersiapkan diri sampai waktu itu tiba.
Setelah menempatkan sepedanya di bagian area parkir yang sangat aman. Sam berjalan tenang menuju ruang Kepala sekolah. Gadis itu menyumpal telinganya dengan headset dan berjalan santai tanpa memperdulikan cemoohan yang dilayangkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
РазноеCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...