꒰13꒱ :: Keinginan yang terkabul.

443 99 22
                                    

“Paman~!”

“Kya! [Name]-chan akhirnya pulaang~!”

Haruto berlari. Hendak memeluk sang gadis. Namun, anak itu langsung berjongkok hingga Haruto tersungkur. Wajahnya pun nyaris menubruk pintu.

[Name] tersentak. Kedua bahu spontan terangkat karena kaget mendengar suara gebukan di lantai.

“Aduh ....”

Sang gadis menoleh. Meringis menatap keadaan Haruto yang cukup menimbulkan simpatik. “Maaf, Paman ....”

“Aku lupa kalau [Name]-chan itu sudah besar.” Haruto bangkit. Merapikan kimono yang agak berantakan. “Rasanya baru kemarin kamu memegang tangan Paman dengan jari-jari kecilmu. Ataupun aku yang harus berjongkok untuk mengobrol dengan [Name]-chan.”

“Aw ....” [Name] menangkup kedua pipi. Merasa agak terharu. “Omong-omong, aku datang buat curhat.”

“Ho? Pengen cerita apa?” Haruto melangkah masuk. Diikuti [Name].

“Kisah cintaku yang sulit.”

꒰꒰꒱꒱

“... Terus nak Gojo nggak jawab pernyataan kamu gitu?”

[Name] menyedot teh dingin sembari mengangguk. “Dia selalu mengalihkan topik, atau saat kupaksa buat bicara dia tetap diam.”

Haruto mengelus dagu. “Dia mungkin bingung kali?”

“Bingung?” [Name] memiringkan kepala.

“Kamu datang dan mengaku sebagai gadis dari masa lalunya, kemudian mengungkapkan perasaanmu.”

“Ah ....” [Name] mengerjap. Tentu saja ... selama ini aku selalu memikirkan diri sendiri tanpa peduli reaksinya, batin sang gadis.

Dia hanya memikirkan untuk mengungkapkan perasaan kapan pun agar pria itu tahu ... jika perasaan [Name] nyata. Tanpa memikirkan apa Gojo terganggu atau tidak.

Aku bahkan sudah membuatnya marah karena itu?! [Name] rasanya ingin menangis.

Haruto bungkam kala melihat sang ponakan mengatup bibir. Tampak merenung. Apa mungkin karena perkataan yang ia lontarkan tadi?

Dia tersenyum. Ukiran indah yang begitu tulus. “Tapi [Name]-chan, kamu tahu? Orang kadang perlu egois di saat tertentu. Kamu menginginkan nak Gojo karena suka makanya mengejar dia, bukan? Egois untuk memanfaatkan kesempatan baik menurutku tak apa untuk dilakukan.”

Haruto memasang wajah jelek. “Lagian nak Gojo juga masih abu-abu. Nggak jelas. Jadi, kupikir kamu masih punya kesempatan.”

[Name] tersenyum kecil. Dalam hati menyetujui ucapan sang paman. Meski merasa agak bersalah, tapi dia tetap harus berjuang. Tentu saja. Menginginkan suatu hal pastinya perlu mengorbankan sesuatu juga.

“Paman benar.” [Name] tersenyum lebar. “Terima kasih! Aku tahu Paman tempat terbaik buat curhat!”

Rasa kasih layaknya anak pada ayah.

Haruto memasang wajah pongah. “Iya, dong. Paman orangnya, 'kan, bijak banget!”

“Nggak ada orang bijak yang memuji dirinya sendiri, sih ....”

Make Him Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang