Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki bergema dgn tempo cepat dan sepintas seperti mengisyaratkan bahwa sang pemilik suara tengah dalam keadaan marah.
' sial!', secara terus menerus sebuah bayangan sosok gadis kecil berusia kisaran 12 thn muncul dalam benak seorang wanita berambut pirang.
Gadis kecil dalam bayangan pikiran wanita terus muncul dgn gambar rambut acak²an, air mata yg terus mengalir, pipi kanan yg memiliki bekas merah seperti habis ditampar dan tubuh gadis yg dgn erat memeluk tubuh seorang pria tinggi sambil terisak tangis.
Wanita itu berhenti berjalan, ke 2 tangannya mengepal kuat, dahinya berkerut dan bibir merahnya digigit
' tdk bisa. Tdk bisa di maafkan, tdk bisa di maafkan! SAMA SEKALI TIDAK BISA!!!', wanita meremas gaun yg ia kenakan saat mengingat senyuman gadis kecil itu. Senyum dan tatapan yg di berikan saat gadis kecil itu pergi bersama dgn pria yg ia peluk
" Ku...rang...ajar. KURANG AJAR!!! Bisa²nya bocah seperti memperlakukanku seperti itu dihadapan kekasihku!?", Wanita itu terduduk di lantai dgn air mata yg berkaca² 'bagaimana bisa kau membuat ku seperti seorang penjahat!? Tatapan dirinya, suaranya, cara bicaranya dan saat ia melangkah pergi..., Kau sdh membuatku terlihat seperti ORANG JAHAT DI MATANYA!?'
Tes...
"Nara..."
_______
Ranjang putih yg terlihat bersih menjadi tempat yg nyaman bagi seorang gadis kecil yg tersenyum riang. Lain halnya dgn pria muda yg tengah mengobati luka di pipinya, pria itu tampak heran mengoleskan salep pada pipi gadis kecil itu seraya memasang mimik wajah yg penuh dgn pertanyaan.
" Lukanya gak sakit?"
" Sakit kok Ó╭╮Ò"
" Terus kok malah senyum²?", Gadis kecil itu tersenyum seraya menunjuk deretan gigi putihnya kpd sang pria
" Karena sensei yg mengobati Nara(◍•ᴗ•◍)"-Nara, sang guru hanya tersenyum melihat tingkah laku Nara. Dirinya ingat saat² pertama kali bertemu dgn anak ini. Seorang bayi yg dibuang ke tempat sampah oleh ortu yg tidak bertanggungjawab, itulah yg pertama kali diingat olehnya saat mengingat masa lalu gadis kecil yg ada di depannya ini
Tok! Tok!
" Furon sensei", di ambang pintu telah berdiri seorang lelaki yg mengenakan jubah putih
" Ada apa Rio?"-Furon
" Semua The Eight Cosmo General udh kumpul di core dan sekarang mereka lagi menunggui sensei"-Rio
" Oh, baiklah "-Furon, Furon segera beranjak dari tempatnya duduk kemudian mendekati Rio " sensei titip adikmu ya"
" Baik!"-Rio
" Oh iya satu lagi "-Furon, Rio yg mendengar itu berhenti kemudian ia melihat ke arah Furon
" Bahasa formal mu sdh bagus tapi beberapa kata yg kurang pas, jadi untuk kedepannya tolong pertahankan itu terutama saat kau bicara atau melapor kepada para Dewa. Mengerti?"-Furon
Seulas senyum terukir di wajah tampan Rio "baik Furon sensei!"
Furon tersenyum kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
Nara yg melihat senyuman Rio tertawa terbahak² " ahahaha!.. Rio nii-san lucu! (✿^‿^)"
" Masih lucu Nara-chan...eh?"-Rio, plester yg tertempel di pipi Nara menjadi tanda tanya di benak Rio "pipi kamu knp dek?"
Naru menggembungkan ke2 pipinya " Dewi Aphrodite, dia membuat Nara harus seperti ini!"
" Serius? Gimana ceritanya?"-Rio, Nara mulai menceritakan semua mulai dari awal hingga akhir sdgkan Rio yg mendengarnya tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengador and Saint Athena
AventuraSetelah perang hebat di Kingdom Demon, kini keadaan sudah damai namun masih belum harmonis antar ras. Di sela² kedamaian ini Pagasus Kouga, tengah dilanda ke rindu yg amat dalam kepada sekumpulan sosok yg selalu memahami dan mengerti dirinya. Athen...