8 - Definisi sakit yang benar-benar ada

15 4 0
                                    

Dimensi yang sama. Namun perasaan kita tak sama

- Laura Anastasia -

••

Angkasa membaringkan tubuh ringkih Laura. Dia benar-benar merepotkan, bisa-bisa Laura pingsan di roothop. Angkasa melangkah seraya menelepon Rara untuk segera ke apartemen, bahaya jika Laura harus dirinya sendiri yang mengganti pakaian Laura.

"Aku tunggu."

"Engg."

Tubuh Angkasa reflek langsung berbalik, menatap dingin pada Laura yang menatap Angkasa lemas. "Lo kejam, tapi lo inget gue juga, Sa." Laura meringis perih pada kakinya yang masih terlihat luka memanjang. Angkasa menoyor kepala Laura. Laura merenggut lalu menerjang tubuh Angkasa, menatap Angkasa dengan menggoda disertai seringai Laura.

"Lo yakin gak pernah tergoda sama bibir gue, Sa? Bibir gue lebih-lebih dari pacar lo, Rara." Laura memainkan bibir ranum milik Angkasa. "Sayang banget bibir lo dipake buat maki-maki gue terus, padahal gue sayang banget sama lo, malahan cinta mati," lanjut Laura.

BRUK

Angkasa membanting tubuh Laura ke ranjang, menatap gadis licik ini. "Jangan harap gue bisa cinta sama lo, gadis sialan!" maki Angkasa.

Laura menarik nafas panjang, berusaha biasa saja mendengar makian yang Angkasa selalu tujukan padanya. Laura mengangkat dagu tinggi-tinggi. "So, mau lo apa, Sa? Lo mau tubuh gue? Gue ba---"

"Dasar pelacur!"

Laura menutup matanya, bahkan demi cintanya pada Angkasa, Laura harus menahan malu harus berkata hal yang memalukan di depan Angkasa. Laura menarik tangan Angkasa hingga Angkasa jatuh ke ranjang yang sama. Tanpa izin, Laura langsung mencium bibir Angkasa, Angkasa mendorong tubuh Laura lalu bangkit membuka pintu.

"PERGI!"

Bukannya pergi, Laura malah berleha-leha seraya memeluk guling Angkasa. Angkasa menarik nafasnya penuh amarah lalu menyeret tangan Laura untuk keluar dari apartemen, jujur Angkasa menyesal membawa Laura ke dalam apartemen.

"Sakit, Sa. Tangan gue sakit!"

Bahkan Angkasa tak peduli ringisan Laura yang sejak tadi terus meraung, Angkasa terus menyeret Laura menyelusuri tangga darurat. Sampai di lobby, Angkasa mendorong tubuh Laura hingga terjerembab menyentuh aspal. Angkasa tak peduli banyak orang yang melihatnya bersama Laura, gadis ini perlu dikasih pelajaran.

"Jangan ganggu hidup gue lagi, Ra. Lupain semua tentang gue."

DEG

Laura tertawa menyedihkan, kapan dirinya harus bahagia? Di masa lalu bahkan di masa depan pun dirinya tak pernah bahagia sekalipun. "Hati gue sakit, Sa. Hati gue beneran sakit," batin Laura.

Laura menatap kepergian Angkasa, variable kembali datang, Laura menatap sekitarnya yang kembali menjadi di rumah, Laura beringsut mengambil ponsel yang berada di atas ranjang.

PRAK

"DARIMANA AJA KAMU, LAURA?!"

Tubuh Laura gemetar, sekuat diri ingin menentang, tetapi tetap saja tubuh Laura bagai diikat oleh rantai besi yang kuat. Salina menjambak rambut Laura, rasa pedih langsung menjalar, Laura memberanikan diri mencekal tangan Salina.

MEET YOU AGAIN? (FANTASI-ROMANCE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang