• Berakhir? •

29 3 0
                                    

Happy reading!
-

"Gala, aku bener-bener berharap lebih. Maksud ku, aku mau kita balikan. Kita mulai dari awal ya?" Navisa menatap Gala dengan tatapan memohon. Navisa benar-benar ingin Gala menjadi miliknya lagi.

"Gue gak bisa,"

"Mulut kamu bilang gak bisa, tapi hati kamu masih jadi milik aku kan, Gala?" Navisa tipe orang pantang menyerah. Sebelum sesuatu itu menjadi milik nya, Navisa akan terus berusaha. Sampai sesuatu itu menjadi miliknya.

Gala menggelengkan kepalanya,
"Lo udah jadi masa lalu gue, Sa."

"Kamu kayaknya masih marah sama aku, makanya terus-terusan ngelak."

"Gue serius, Sa." ucap Gala penuh penekanan. "Lupain soal masa lalu. Kita gak bisa kayak dulu lagi."

"Gak bisa-"

"Hai hai, sorry gue ngaret. Gue kejebak macet tadi, huft."

Navisa semakin mengembangkan senyumnya saat melihat kedatangan Zila- sepupu Gala. Yap, Zila adalah sepupu Gala, juga sahabat Vina sejak SMP.

"It's oke. Lo gak perlu minta maaf,"

Zila berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan sehabis berlari kencang.

"Sa, sorry. Kesepakatan kita yang waktu itu, kita batalin aja ya?" Zila berbicara dengan sangat hati-hati, takut membuat Navisa sakit hati.

"Loh? Kenapa dibatalin? Udah setengah jalan loh, Zil. Bahkan gue rela dimarahin habis-habisan buat bisa pindah ke sini." protes Navisa.

"Kesepakatan apa?" tanya Gala, memotong pembicaraan antara Zila dan Navisa.

Zila gelagapan, "Oh, gak kok, gak ada kesepakatan apa-apa." elak Zila.

"Gue balik."

"Tunggu, Gala. Kenapa buru-buru banget sih? Aku masih mau bareng kamu." rengek Navisa seraya menahan lengan Gala agar tidak pergi.

Dalam sekali hentak, Gala melepaskan tangan Navisa yang memegang lengannya.

"Lepas!" Gala menatap Navisa tajam ketika perempuan itu menggelengkan kepalanya.

"Zila, bantuin gue bujuk sepupu lo biar netap disini sampe gue naik pesawat. Please, Zila." mohon Navisa pada Zila yang sebetulnya agak canggung dengan Gala.

Semenjak Gala berpacaran dengan Vina yang tak lain sahabatnya, Gala agak memberi jarak membuat Zila sedikit tak nyaman.

Memang sih, sebelum Gala dan Vina pacaran pun Zila tak sedekat itu dengan Gala. Tapi lumayan lah, tak seperti sekarang. Zila merasa asing dengan Gala yang sekarang.

Apa Gala melupakan rencana mereka berdua?

"Gala, mending lo iyain aja."

Gala meronggoh saki celananya saat merasakan getaran yang berasal dari ponselnya. Saat membaca satu chat dari Vina, Gala tersenyum tipis.

"GALA! KAMU MAU KEMANA?!" teriak Navisa pada Gala yang pergi begitu saja.

Sedangkan yang diteriaki mengabaikan teriakan Navisa yang mengundang berbagai tatapan dari orang-orang yang lewat.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang