Gavin: Gala × Vina (SELESAI)

• Menjadi asing? •

HAPPY READING!
-

2 bulan lalu, Gala bersama keempat temannya sudah menjalani ujian dengan baik walaupun Gala sendiri merasa kesulitan karena pikirannya terus mengarah pada Vina yang entah bagaimana kabarnya. Semua sosial media Gala di block, begitu juga sosial media teman-teman.

Dan tepat hari ini, acara perpisahan sekolah sedang diadakan. Gala bersama keempat temannya selalu berdampingan. Mereka berlima terlihat sangat gagah dengan pakaian formal mereka.

Hampir semua siswi yang satu angkatan dengan mereka berlima bertingkah berlebihan. Ya, begitulah perempuan kalau melihat yang bening-bening. Ups.

"SMA Himalaya juga hari ini perpisahan nya," celetuk Kenzie.

"Hah? Samaan kayak kita?"

Kenzie mengangguk, "Iya samaan, bahkan satu tempat. Cuman kita di luar gedung, kalau mereka di dalem gedung."

"Hah? Demi apa sih?" mulut Fauzi sampai terbuka lebar. Dan alhasil, satu potong kue masuk kedalam mulutnya. Pelakunya adalah Febio.

"Feb!" Fauzi menatap Febio kesal, tapi mulutnya tetap mengunyah potongan kue itu.

"GALA!"

Bukan hanya Gala, dan teman-teman Gala saja yang menengok, tapi murid lain pun ikut menengok kearah Nadeo yang tadi memanggil Gala dengan suara kencang.

"Malu-maluin," cibir Gala setelah Nadeo benar-benar ada di depannya.

"Gue tadi ketemu Vina, cantik banget anying. Lo udah putus kan sama dia? Sabi lah kalau gue yang maju?" Nadeo menaik turunkan alisnya.

Buk!

Dengan tanpa perasaan, Gala menendang tulang kering Nadeo. sampai sang empu mengerang kesakitan.

"Gak usah macem-macem, dia punya gue!" tekan Gala tak suka.

Dicky, Kenzie, Febio dan Fauzi saling tatap. Jadi Nadeo sudah tau soal putusnya hubungan Gala dan Vina?

"Lo tau bang?" Fauzi tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Rasa penasarannya memang tinggi.

"Oh, tau kok. Gue udah tau dari kak Sonya. Emang adek gue ini tolol banget, sumpah." ejek Nadeo. "Eh iya, lo pada tau gak? Nyokap bokap gue lagi ngobrol sama nyokap bokapnya Vina, anjrit."

"APA?!"

Saking kagetnya, mereka berlima sampai tanpa sadar berteriak. Iya berlima, Gala sampai tak bisa mengontrol rasa kaget nya. Membuat semua pasang mata langsung mengarah kearah meja yang mereka tempati.

"Lo semua udah cocok ikut paduan suara," kekeh Nadeo, masih dengan posisi berdiri. "Capek juga berdiri terus. Ini kalian gak mau nawarin gue duduk apa? Tega banget."

"Mau gue pangku gak bang?" gurau Kenzie.

"Emang boleh?" Nadeo menatap Kenzie polos.

"Gak lah, gila."

Nadeo berdecak, lalu duduk di kursi kosong sebelah Dicky.