Bagian dua puluh

44.7K 3.2K 548
                                    

Halo!!!!

⚠TERDAPAT ADEGAN KEKERASAN⚠ JANGAN DITIRU!!!!!

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤

•••••

"Arghh....." Lucius mendesah lega ketika bisa melampiaskan semua amarah dalam dirinya. Dia mulai menegakkan tubuhnya dan mengenakan kembali kaos hitamnya yang tadi dia lepas lantaran badannya terasa begitu panas. Mungkin karena terlalu bersemangat sehingga membuat keringat Lucius bermunculan.

Setelah selesai mengenakan bajunya, dia menyeringai saat melihat wanita bernama Stefani yang telah terbaring tak berdaya di atas ranjang. Wanita beruntung itu terlihat sangat cantik dengan keadaannya yang sangat kacau, tapi hal itu tak mengurangi kecantikan alami dalam diri Stefani.

"You look prettier than before, Stefani." Ujar Lucius memuji kecantikan wanita di depannya.

Stefani tak menjawab, melainkan dia hanya mampu menatap Lucius dengan tatapan putus asa.

Tawa Lucius pecah saat itu juga. Dia sangat paham betul dengan tatapan mata yang Stefani berikan padanya. Bagaimana Stefani bisa menjawab? Jika bibir wanita itu telah Lucius hancurkan tepat ketika Stefani berusaha menciumnya. Lucius sangat yakin bahwa Stefani tidak akan bisa menggerakkan bibirnya sedikitpun.

Lucius memutar pisau yang telah berlumuran darah di tangan kanannya. Dia menyingkirkan lengan kanan Stefan dengan cara menendangnya. For your information, lengan kanan wanita itu telah Lucius potong menggunakan pisaunya.

"Gue emang ngajak lo main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue emang ngajak lo main. Tapi sepertinya lo salah paham dengan kata 'main' yang gue maksud." Ucap Lucius sambil mendekati Stefani.

Kemudian, dia mendekatkan pisaunya pada pipi Stefani yang sudah tak mulus lagi. Pipi wanita itu penuh dengan sayatan berdarah, hasil dari karya Lucius. Bahkan tak hanya di wajahnya, melainkan juga berada di kedua paha mulus Stefani.

"Lo emang cantik, Stefani. But my baby Ruby is prettier than you. Gue aja belom ngasih first kiss gue ke Ruby. Dan lo malah mau nyosor!! Itu namanya lancang, bitch. Cuma Ruby yang boleh sentuh gue. " Ujar Lucius seraya tersenyum manis. Meskipun kepalanya berdenyut keras lantaran efek dari Vodka yang diminumnya, namun tetap saja di dalam kepala dan hatinya hanya Ruby-lah yang memenuhinya.

Pria gagah nan tampan itu menggelengkan kepalanya agar rasa puning yang menderanya menghilang. Setelah dirasa membaik, Lucius kembali memusatkan perhatiannya pada Stefani. "Stefani, gue suka sama leher mulus lo. Kasih leher lo buat pisau kesayangan gue, ya?" Suara lembut Lucius mengalun indah namun terdengar sangat menyeramkan.

LUCIUS OCEAN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang