Di dunia ini gender tidak hanya terdiri dari pria dan wanita, namun juga berlaku alpha, beta, dan omega. Dan Kim Jungwoo adalah bagian dari itu semua.Ayahnya adalah seorang alpha dan ibunya adalah omega yang penuh rasa kasih. Sedang kakak laki-lakinya adalah seorang omega. Jadi jungwoo bisa diprediksi akan menjadi kalau tidak alpha ya omega.
Tidak pernah sekalipun terlintas dipikirannya bahwa ternyata dia adalah seorang beta. Its surprising but he's glad somehow. Keluarganya tentu agak kecewa.
Bukan karena mereka mengharuskan Jungwoo menjadi alpha atau omega, namun mereka memang sudah mendidik Jungwoo agar benar-benar paham & mengerti after he presented as the either two. Tapi ternyata semua pelajaran itu sia-sia.
Jangan khawatir, tidak ada drama pengusiran dari rumah. Jungwoo masih sama dicintai seperti sebelum second gendernya terungkap.
Harapan tuan kim untuk memiliki anak yang bisa diajak sharing tentang bagaimana cara memimpin dan mewariskan alat-alat perburuan pupus sudah, tapi beliau tidak melihat jungwoo semata-mata hanya dari gendernya. Lagipula jungwoo adalah partner olahraga terbaik dibandingkan istri dan anak pertamanya walaupun bukan alpha, dan fakta itu tidak akan pernah berubah.
Jungwoo bersyukur, jika dia dari keluarga 'murni' lain mungkin dia sudah akan luntang-lantung dijalan karena dianggap menodai keturunan.
Dia juga bersyukur atas banyak kemudahan yang ia dapat karena menjadi beta. Tak ada heat dan rut, tidak terganggu scent dan konsep mate.
Saat jungwoo masih kecil, dongeng mate adalah salah satu yang paling dia sukai. Namun seiring umurnya yang siap untuk presented dia jadi takut. Dewi rupanya ada dipihaknya sehingga jungwoo tak perlu lagi memusingkan masalah itu.
Sangat jarang ditemui atau bahkan tidak ada sama sekali beta yang memiliki mate. Kalaupun ada, beta memiliki mate yang sama betanya. He is more than fine with it.
Sampai suatu ketika seseorang dengan aura Alpha yang lebih dari kaumnya, datang menyapa Jungwoo.
"Permisi, bisa kita bicara?" kata lelaki itu dengan wajah sedingin es.
Mata mereka bertatapan dan Jungwoo merasa jantungnya berhenti sekejap lalu berdetak lebih cepat. Respon yang aneh pikirnya.
Orang gila pun tahu seberapa atraktif orang yang berdiri didepannya saat ini. Tapi Jungwoo tidak merasakan apapun selain keanehan dan sedikit rasa familiar, meskipun dia hanya sekedar tau dan tidak pernah mengenal lelaki itu secara pribadi.
Jeong Jaehyun, mahasiswa tingkat akhir yang sangat populer bahkan diluar fakultasnya. Jangan tanyakan kenapa, karena alasannya sama saja dengan cerita klise kebanyakan. He's a dominant alpha, tall, handsome, smart, and very attractive.
Tapi kabarnya ia sudah memiliki pacar omega yang masih SMA. That's his flaw for sure. Persetan toleransi orang lain, Jungwoo menganggap itu child grooming.
Memang jarak umur mereka tidak terlalu jauh but it's just weird that they started dating when the omega wasn't legal yet.
Anyway, its just a rumour tho. Jungwoo hanya tidak sengaja mendengar teman-temannya bergosip. Dia sibuk dan tidak menganggap gosip kampus sepenting itu.
Kembali ke Jaehyun yang ada dihadapannya. Jungwoo penasaran apa urusannya sampai 'His Grace', panggilan si alpha, menghampiri ke tempatnya bekerja paruh waktu ini.
"Eum??" Jawab Jungwoo dengan menunjuk appronnya. He still working, can't he see it?
"Oh sorry my bad, i'm Jaehyun. Apa kita bisa bicara saat kau luang?" ulang Jaehyun masih tanpa ekspresi namun lebih sopan.
"On thirty minutes my shift will be done, is that okay?"
"Sure, i'll wait. Terima kasih Jungwoo." Ekspresi Jaehyun sedikit lebih lega sekarang dan oh! lelaki itu mengetahui namanya.
"Nevermind." kata jungwoo dengan senyuman yang tidak dibalas. Jaehyun mengambil pesanannya lalu bergegas duduk di sebelah pojok dekat jendela.
Huft, it's okay. Sebagai pelayan kafe, pengalaman menghadapi orang seperti Jaehyun tidak hanya satu dua kali. Jungwoo sudah biasa.
Setengah jam kemudian, Jungwoo melepas appron dan meletakkannya pada loker. Dia lalu mengambil dompet dan coat coklat susu miliknya dan segera menuju tempat duduk Jaehyun.
"You can start now." Jaehyun mendongak dari ponsel mengalihkan atensinya pada Jungwoo lalu menekan tombol off. Jungwoo kemudian disodori uluran tangan Alpha itu selagi dia memperkenalkan diri.
"Let me introduce my self properly. Saya Jaehyun, kakak tingkat kamu di NCIT." Jaehyun lalu melepas jabat tangan Jungwoo.
"..."
"I'm an alpha kalo kamu belum tahu." Pfft.. like its not obvious enough.
Tumbuh dikelilingi banyak Alpha membuat Jungwoo sudah hafal bagaimana seorang alpha membawa diri plus aroma dan aura yang biasa melekat. Pretty much everyone can sort it out. Jadi mengapa Jaehyun merasa harus menekankan apa gendernya?
"Dan kamu Kim Jungwoo. Seorang mahasiswa beta tahun ke-dua teknik mesin NCIT, benarkan?" Mulut Jungwoo yang akan memperkenalkan diri tertutup kembali setelah didahului Jaehyun.
Jaehyun apparently know him. How and why? Jungwoo adalah mahasiswa kupu-kupu yang dikenal teman sekelasnya saja belum tentu. Dia lebih memilih bekerja paruh waktu daripada bersosialisasi di organisasi seperti orang yang sedang duduk dihadapannya kini.
Of course semua mengenal Jung Jaehyun, dia ketua BEM univ tahun lalu. Sangat aneh untuknya mengetahui eksistensi beta biasa.
"Yup, that's me. Saya nggak pernah nyangka seorang Jeong Jaehyun bisa mengenali a regular beta kayak saya, let alone visiting my part time place hanya untuk ngobrol."
The alpha silently chuckled kemudian mengambil cup kopi, meminumnya sedikit, dan meletakkannya kembali.
"True, agak susah cari info tentang kamu. Saya nggak akan repot-repot mencari jika saja kita nggak papasan di perpus tempo hari."
Hah?
Jaehyun yang melihat raut kebingungan di wajah Jungwoo kembali meneruskan perkataannya.
"You are my mate. Alpha saya tahu waktu nggak sengaja tatapan dengan mata kamu saat itu. It was like my world exploding with sparkle."
Wait what? Jungwoo semakin menyipitkan matanya, tanda ia sedang berpikir keras. Orang ini bercanda ya?
Jaehyun bilang dia matenya. Apa mungkin alpha mempunyai mate seorang beta? That can't even taking his knot!?
'Astaga Kim Jungwoo. Jangan berpikiran terlalu jauh!' kata Jungwoo dalam hati sembari menggeleng-gelengkan kepala mengusir pikiran itu.
Dia menatap wajah sang alpha lekat-lekat mencari ekspresi humor di sana. He didn't find it, the alpha was dead serious.
Jungwoo memperhatikan sekitar. Topik ini terlalu personal untuk dibicarakan di ruang terbuka. Dia bisa melihat koleganya yang sedang melaksanakan shift mencuri-curi pandang ke arah mereka duduk. Huh, dasar kepo.
"Oke... that's... a lot to take. Eum.. kakak bawa mobil?" tanya si beta.
Jaehyun sepertinya juga tidak menyangka pertanyaan yang tiba-tiba dan tidak berkaitan tersebut, but he still answered.
"Iya. Kenapa?"
"Ayo lanjut bicara di perjalanan aja, we need privacy, too much people here."
Jaehyun mengangguk. Mereka berdua berdiri bersamaan. Jaehyun keluar kafe lebih dulu disusul Jungwoo setelah memelototi temannya yang sedang berjaga.
Hhhh, pasti dia akan menjadi bahan gosip mereka malam ini. Untungnya Jungwoo mencegah gosip yang mereka dapat lebih banyak dengan berinisiatif pindah.
And now, saatnya mendengar penjelasan orang yang mengaku mate-nya. Jungwoo has a lot of questions.
to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
Beta
FanfictionSiapa sangka, Jungwoo yang merupakan seorang beta ternyata mempunyai mate seorang dominan Alpha? Hidup tidak pernah lebih rumit setelahnya. Bxb story⚠️