Part 19

144 11 0
                                    

Hai para reader's!!
Ketemu lagi kita di ceita ini.
Satu part lagi dan akan tamat.
.
.
.
.
Maaf ya kalau ceritaku tak semenarik sama cerita milik kebanyakan orang.
Entah apa alasan nya kalau karya ku sesikit agak berbeda sama karya milik orang lain.
.
.
.
.
Untuk para reader's yang sudah ngevote cerita ini aku sangat berterima kasih.
.
.
.
Karna ini karya pertama ku dan aku berpikir kalau nggak bakalan ada yang suka sama karya aku karna cerita ku berbeda ma cerita milik orang lain, kadang suka nggak nyambung, dan lain sebagai nya.
.
.
.
.
Masih lanjutan part kemarin

Happy reading para reader's!!
.
.
.
.
.

"Hali. Jangan kemana mana ya? Ayah akan ke toilet dulu sebentar." Ucap ayah Hali.

"Baik ayah." Balas Hali yang masih bermain sendiri entah apa yang sedang ia mainkan.

Tiba tiba Hali melihat se ekor kucing yang sedang ada di tengah jalan raya. Sontak Hali pun langsung menghampiri kucing tersebut tanpa mempedulikan kendaraan yang akan melintas.

Tepat saat Hali menggendong kucing itu tiba tiba....

Brugh!!

Hali membuka matanya dan mendapati diri nya sudah di pinggir jalan padahal tadi dia ada di tengah jalan.

Hali pun sangat terkejut setelah melihat orang yang mendorong nya tadi yang kini sudah terbaring di tengah jalan yang cukup jauh dari tkp dengan darah yang menjadi jalan untuk arah korban itu.

Dan itu adalah ayah nya sendiri.

"A-ayah? Ayah!! AYAH!!"

-----------------------

Dan mulai di situ lah Hali mulai seperti hantu yang tak terlihat di keluarga nya.

"Kak Blaze." Panggil Hali namun bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan bentakan yang ia dapatkan dari kakak nya itu.

"APA!! KAU ITU BUKAN ADIKKU DAN AKU BUKAN KAKAK MU INGAT ITU!!"

"K-kenapa kakak membentak ku?"

"KAU YANG SEHARUSNYA TAHU!! KARNA KAU AYAH KAMI MENINGGAL!! KENAPA JUGA AYAH MAU MEMILIKI ANAK SEPERTIMU!! KAU TAHU!!? SEJAK KAU LAHIR, AYAH JADI JARANG MENGHABISKAN WAKTUNYA UNTUK KAMI BERENAM!! AKU SANGAT MEMBENCIMU!!" Teriak Blaze penuh dengan penekanan.

"T-tapi-"

"Sudahlah!! Menyesal aku memiliki adik seperti mu!!" Lalu Blaze pun pergi meninggalkan Hali sendirian.

"Hiks.. Hiks.. Kenapa? Hiks.. Hiks.. Kenapa? Kenapa semua nya menjadi seperti ini?" Isak Hali sambil memandangi punggung kakak nya itu semakin menjauh dari pandangan nya.

Hatinya kini sangat sakit. Lebih dari kata sakit. Mendengar kata kata kakak nya tadi seperti ribuan pedang yang menusuk di jantungnya.

Dung..

Entah mengapa Hali merasa ada yang memukul kepala nya dari belakang. Karna tak kuasa menahan rasa sakit akhirnya Hali pun pingsan.

Aku Seperti Hantu Yang Tak Terlihat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang