PAGI-PAGI buta Jaemin sudah dibangunkan dengan tepukan lembut dibahunya oleh sang bunda. Mata cowok itu masih terlihat enggan terbuka ketika mencoba terbangun dari mimpi indahnya. Dengan sebelah mata tertutup, Jaemin menatap Suzy yang langsung menyimpan jari telunjuknya dibibir, mengisyaratkan Jaemin untuk tidak berisik karena takut membangunkan Jeno yang masih tertidur lelap di sampingnya. Cowok itu terlihat kebingungan setelah sadar dengan pakaian white dress yang Suzy kenakan. Mau ke mana? Pikirnya.
"Tck! Kenapa ma?" Tanya Jaemin pelan dengan suara serak khas bangun tidur.
"Ikut mama. Kita sama-sama bicarakan soal ke depannya sama kakek kamu," bisik Suzy sembari mengusap lembut bahu Jaemin.
Bukannya senang, tetapi setelah mendengar itu, tubuh Jaemin meremang tanpa sebab. Kedua alisnya mengerut kisut tidak mengerti dengan arah pembicaraan Suzy. Cowok itu mengubah posisi menjadi duduk, dia sempat melirik Jeno yang masih tertidur tanpa terganggu dengan kehadiran Suzy dan suara mereka berdua. Jaemin kembali lagi menatap Suzy. Segala protes sudah tercipta dibenak Jaemin karena membawa-bawa sang kakek dalam urusan masalah keluarga kecil mereka.
"Ma, bukannya mama sama papa udah bicarakan ini? Kenapa harus bawa-bawa kakek? Nanti masalahnya makin runyam." Kata Jaemin setengah memekik karena kesal.
Suzy menghela napas berat. Netranya menatap Jeno yang terlihat damai dalam tidurnya. Sebenarnya Suzy juga tidak setuju dengan usulan Minhyun yang harus membicarakan perihal masalah ini kepada Joonho. Suzy pikir, Minhyun akan menikahkan Jaemin dan Jeno secara diam-diam sekaligus tertutup, namun sepertinya Minhyun tidak ingin menanggung resiko lebih tinggi lagi dengan menciptakan kebohongan dari keluarga besarnya sendiri.
Suzy menatap Jaemin. Dielusnya wajah anak itu penuh kasih sayang.
"Sayang, papa tau kamu bohong. Jeno pasti hamil anak kamu, kan? Maka dari itu papa ingin membicarakan dengan sungguh-sungguh sama kakek kamu. Soal penentuan pernikahan, papa kamu belum ngasih tau ke mama, tapi kayaknya papa kamu akan mempercepat pernikahan kalian." Jelas Suzy.
Jaemin mendecih mendengarnya. Cowok itu memalingkan wajah dari Suzy karena tiba-tiba saja merasa malu kebohongannya terbongkar secepat itu. Jaemin pikir Minhyun tidak akan peka dengan masalah yang menimpanya, Jaemin pikir Minhyun akan dengan mudah tertipu daya oleh muslihatnya. Namun sepertinya itu tidak berhasil, sekarang dia sendiri yang merasa malu bukan main.
"Jaem?" Panggil Suzy.
"Haaah!! Iya-iya!" Katanya kesal.
Jaemin menyibak selimutnya dengan kasar. Cowok itu turun dari kasur sembari memakai sandal rumah, dengan gontai berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka, gosok gigi, dan pipis. Setelah selesai, Jaemin keluar dari kamar mandi sembari mengusap wajah basahnya dengan kerah kausnya. Netra cowok itu lagi-lagi melirik Jeno yang ganti posisi menjadi tengkurap. Sialan! Batinnya merasa tercurangi karena Jeno masih bisa enak-enakan tidur di saat dirinya dihadapi masalah baru.
"Yaudah ayo," desak Suzy sembari berdiri.
"Aku gak perlu pake baju formal, kan?" Tanya Jaemin sembari berjalan di samping Suzy.
"Kakek kamu selalu menghormatimu Jaemin. Mau itu kamu versi baju formal ataupun enggak," kata Suzy, bibirnya melengkung membuat ekspresinya lebih hangat dan natural. Tidak seperti tadi yang terlihat tegang. "Beliau sesayang itu sama kamu." Tambahnya lagi diiringi kekehan ringan.
Jaemin hanya berdeham menanggapi ucapan Suzy. Jauh dari lubuk hati dia merasa tersanjung, dengan begitu Jaemin tidak perlu mengkhawatirkan soal apa yang akan terjadi nanti. Karena faktanya Joonho selalu tidak berkutik dengan apa yang dilakukan Jaemin. Hanya saja ini terlalu berat, semoga saja Joonho bisa berpihak padanya dan tidak menjadikan masalah ini semakin rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Marriage [JAEMJEN] ✓✓
Fanfiction*** "Mewek mulu kerjaan lo," sinis Jaemin sembari menatap Jeno tajam seperti tatapan elang yang mengintai mangsanya. Jeno menggigit bibirnya, mungkin ini bawaan bayi, jadi hati Jeno lebih sensitif dari biasanya. "Gue gak nangis. Cuma kelilipan aja...